KEEROM – Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Keerom, Megiken Bangun mengatakan bahwa pembangunan Base Transceiver Station (BTS) di Kabupaten Keerom memiliki manfaat yang sangat besar. Khususnya bagi masyarakat yang dalam puluhan tahun tidak tersentuh jaringan internet.
Diketahui, saat ini sudah 43 dari 49 BTS yang sudah terpasang dan sedang mengudara. Artinya pihak Bakti Kementerian Kominfo dan Pemerintah Kabupaten Keerom masih memiliki tugas untuk menyelesaikan 6 BTS lagi.
Menurutnya, kehadiran BTS 4G ini mendapatkan respon yang sangat baik dari masyarakat. Dimana BTS ini sebagai solusi dalam mengatasi keterisolasian jaringan internet.
“Masukkan dari masyarakat, mereka sangat senang dan merespon baik. Karena dengan adanya BTS ini, komunikasi dari kampung terjauh yang biasanya harus jalan darat, mereka bisa komunikasi lewat udara dan ini menguntungkan mereka,” ungkap Bangun kepada Cenderawasih Pos pekan lalu.
“Selama ini masyarakat jika melakukan koordinasi atau komunikasi menggunakan transportasi yang cukup mahal. Sekarang cukup lewat telepon (whatsapp) sudah bisa. Artinya masyarakat sangat terbantukan,” sambungnya.
Kemudian dari sisi pemerintahan menurut Bangun, sangat membantu soal administrasi. Dimana laporan-laporan dari Puskesmas, Sekolah dan aparat kampung kini bisa diterima lebih cepat tanpa harus mengeluarkan biaya yang besar.
“Laporan dari rumah sakit, Puskesmas, Sekolah kini lebih gampang dipantau oleh dinas. Kita sekarang dengan mudah melakukan pengawasan. Kita bisa memantau apakah guru-guru benar berada di tempat, begitu juga tenaga kesehatan. Karena kita langsung mendapatkan laporan dari kampung. Sehingga kita dengan mudah memantau aktifitas pemerintahan di kampung,” ujarnya.
Selain itu, dengan hadirnya BTS, kata Bangun, juga berdampak baik terhadap dunia pendidikan bagi anak-anak di kampung. Dimana mereka kini bisa memanfaatkan jaringan internet untuk melihat perkembangan pendidikan.
“Anak sekolah sudah bisa mengakses mata pelajaran lewat internet. Mereka sudah bisa unduh. Dulu tidak bisa, tidak ada buku ya mereka tidak bisa belajar,” pungkasnya. (eri/nat/ary)