Sunday, April 28, 2024
24.7 C
Jayapura

Tahun 2024, Targetkan Bebas dari BAB Sembarangan

KEEROM – Pemerintah Kabupaten Keerom bekerjasama dengan Unicef dan Yayasan Gapai Harapan Papua resmi meluncurkan program 1.000 jamban, percepatan stop buang air besar sembarangan sebagai upaya pencegahan Stunting di Negeri Tapal Batas, Keerom.

Peluncuran program 1.000 jamban ini berlangsung di halaman Kantor Bupati Keerom, Kamis (19/10), dengan diikuti oleh Bupati Keerom, Piter Gusbager, Kepala Dinas Kesehatan Keerom, dan pejabat Unicef, Yayasan Gapai Harapan Papua serta Kepala Distrik dan Kepala Kampung.

Bupati mengatakan,  Pemkab Keerom telah mengucurkan dana guna mencapai 100 persen stop buang air besar sembarangan. “Tahun 2024, semua kampung harus stop buang air besar sembarangan. Dimana tahun ini harus mencapai 60 persen dan tahun depan kita harus 100 persen,” ungkap Bupati Gusbager kepada awak media.

Baca Juga :  Kembali Terima Penghargaan Nasional, ini Tanggapan Bupati Gusbager

Bupati Gusbager  berharap program ini mendapat dukungan dari semua pihak. Khususnya kepada para Kepala Distrik dan Kepala Kampung untuk mengajak seluruh masyarakat bisa stop buang air besar sembarangan.

“Saya mau mengajak semua pihak untuk membantu Pemerintah, Kepala Kampung, Kepala Distrik. Kita harus mencapai 100 persen pada tahun 2024 mendatang,” ujarnya.

Sementara itu Direktur Gapai Harapan Papua Evxeksi Erianto mengatakan,  Kabupaten Keerom merupakan kabupaten kedua di Tanah Papua yang meluncurkan program 1.000 jamban setelah Kabupaten Biak.

Dia menyebutkan jika program ini merupakan program nasional yang didukung langsung oleh Bupati Keerom, Piter Gusbager. “Kami tahu kesehatan terhadap lingkungan itu sangat penting sekali. Sekarang gencar bicara stunting tapi kita lupa kita punya lingkungan itu yang mendorong untuk mencegah stunting,” ungkap Erianto.

Baca Juga :  Pastikan Kebijakan Tepat Sasaran, Pemkab Keerom Kembali  Mendata OAP

“Kami mendorong Kabupaten Keerom stop buang air besar sembarangan. Ini kali kedua, nomor dua dimana Kabupaten Biak menjadi pertama. Dan kita harus buktikan bahwa Negeri Tapal Batas juga bisa,” ucapnya.

Dia membeberkan bahwa sampai saat ini baru 23 kampung yang benar-benar stop BAB sembarangan dari total 91 Kampung di Kabupaten Keerom. Mereka akan berupa mencapai 60 persen hingga akhir tahun. (eri/ary)

KEEROM – Pemerintah Kabupaten Keerom bekerjasama dengan Unicef dan Yayasan Gapai Harapan Papua resmi meluncurkan program 1.000 jamban, percepatan stop buang air besar sembarangan sebagai upaya pencegahan Stunting di Negeri Tapal Batas, Keerom.

Peluncuran program 1.000 jamban ini berlangsung di halaman Kantor Bupati Keerom, Kamis (19/10), dengan diikuti oleh Bupati Keerom, Piter Gusbager, Kepala Dinas Kesehatan Keerom, dan pejabat Unicef, Yayasan Gapai Harapan Papua serta Kepala Distrik dan Kepala Kampung.

Bupati mengatakan,  Pemkab Keerom telah mengucurkan dana guna mencapai 100 persen stop buang air besar sembarangan. “Tahun 2024, semua kampung harus stop buang air besar sembarangan. Dimana tahun ini harus mencapai 60 persen dan tahun depan kita harus 100 persen,” ungkap Bupati Gusbager kepada awak media.

Baca Juga :  Angka Kasus Stunting di Kab. Jayapura Masih 16.42 Persen

Bupati Gusbager  berharap program ini mendapat dukungan dari semua pihak. Khususnya kepada para Kepala Distrik dan Kepala Kampung untuk mengajak seluruh masyarakat bisa stop buang air besar sembarangan.

“Saya mau mengajak semua pihak untuk membantu Pemerintah, Kepala Kampung, Kepala Distrik. Kita harus mencapai 100 persen pada tahun 2024 mendatang,” ujarnya.

Sementara itu Direktur Gapai Harapan Papua Evxeksi Erianto mengatakan,  Kabupaten Keerom merupakan kabupaten kedua di Tanah Papua yang meluncurkan program 1.000 jamban setelah Kabupaten Biak.

Dia menyebutkan jika program ini merupakan program nasional yang didukung langsung oleh Bupati Keerom, Piter Gusbager. “Kami tahu kesehatan terhadap lingkungan itu sangat penting sekali. Sekarang gencar bicara stunting tapi kita lupa kita punya lingkungan itu yang mendorong untuk mencegah stunting,” ungkap Erianto.

Baca Juga :  ADD 25 Kampung di Keerom Segera Disalurkan

“Kami mendorong Kabupaten Keerom stop buang air besar sembarangan. Ini kali kedua, nomor dua dimana Kabupaten Biak menjadi pertama. Dan kita harus buktikan bahwa Negeri Tapal Batas juga bisa,” ucapnya.

Dia membeberkan bahwa sampai saat ini baru 23 kampung yang benar-benar stop BAB sembarangan dari total 91 Kampung di Kabupaten Keerom. Mereka akan berupa mencapai 60 persen hingga akhir tahun. (eri/ary)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya