Selain manfaat langsung bagi siswa, program ini juga memberikan dampak positif bagi siklus ekonomi setempat. Pasar lokal mendapat keuntungan karena bahan pangan seperti sayur, telur, dan ikan dibeli langsung dari tangan pertama. “Kami memastikan bahan pangan berasal dari sumber yang terpercaya dan berkualitas, demi menjaga gizi dan kesehatan siswa,” tambah Faizal.
TNI/Polri juga terlibat dalam pengawasan program ini. “Dari pihak Dandim langsung turun ke lapangan, dan Babinsa turut serta mengawasi serta membantu distribusi. Meski tanpa surat perintah resmi, mereka tetap menjalankan fungsi pengawasan dan memastikan SOP tetap dijalankan dengan baik,” jelas Faizal.
Harapan besar tertuju pada keberlanjutan program ini agar seluruh siswa di Biak bisa terus merasakan manfaatnya. Selain meningkatkan semangat belajar, program ini juga berkontribusi dalam pemenuhan gizi anak-anak sekolah. “Kami berharap masyarakat Biak Numfor tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu di media sosial. Program ini telah sesuai dengan standar, diawasi oleh ahli gizi, dan tingkat kematangannya pun sudah dijamin,” tegas Faizal.
Pihak sekolah sebelumnya juga sempat menyarankan penggunaan pangan lokal seperti keladi, singkong, atau sagu dalam menu makanan. Yayasan Kitong Bisa dan SPPG Biak Numfor menyatakan kesediaan mereka untuk menyesuaikan menu jika bahan baku lokal tersedia dalam jumlah mencukupi.
“Jika pasar mampu menyediakan stok pangan lokal dalam jumlah yang cukup, maka kami siap menyelingi menu dengan bahan berbasis keladi atau umbi-umbian lainnya,” tutupnya. (il/wen)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos