Saturday, April 20, 2024
24.7 C
Jayapura

Kecam Rasisme, Massa Datangi Kantor DPRD Biak Numfor

Massa yang menggelar unjuk rasa terkait dengan adanya tindakan rasisme dan kekerasan bagi mahasiswa asal Papua Malang dan Surabaya, di Kantor DPRD Kabupaten Biak Numfor, Selasa (20/8) kemarin.( FOTO : Fiktor/Cepos)

BIAK-Aksi unjuk rasa yang mengecam rasisme dan kekerasan terhadap mahasiswa asal Papua di  Surabaya dan Malang juga dilakukan di Kabupaten Biak Numfor, Selasa (20/8) kemarin. Massa yang tergabung dalam Forum Peduli Keadilan Masyarakat Orang Asli Papua Kabupaten Biak Numfor mendatangi Kantor DPRD Kabupaten Biak Numfor.

  Massa yang tergabung dari berbagai unsur masyarakat, mulai dari unsur adat, pemuda dan perempuan itu mengutuk keras terjadi tindakan rasisme dan kekerasan yang dialami mahasiswa asal Papua di Malang dan Surabaya.

  Massa yang datang dengan long march ke Kantor DPRD Biak Numfor itu diterima oleh Wakil Ketua I DPRD Gotlief Kawer dan sejumlah anggota dewan lainnya. Dalam berbagai orasi, para pengunjuk rasa menilai perlakukan ketidakadilan bagi masyarakat asli Papua sudah sering kali terjadi, termasuk yang dialami oleh mahasiswa di luar Papua di sejumlah daerah.

Baca Juga :  Guru SMPN 1 Bondifuar Diminta Aktif Mengajar di Sekolah

 “Kejadian yang dialami mahasiswa asal Papua di Malang dan Surabaya telah melukai kami masyarakat asli Papua.  Rasisme telah melukai kami, dan kami minta keadilan di negeri,” tegas Willem K Rumpaidus dalam orasinya.

  Kejadian tersebut, lanjut Willem Rumpaidus harus mendapat perhatian serius dari pemerintah pusat. Dia menilai, bahwa rasisme dinilai sebagai tindakan yang sudah melebihi batas dan bisa mengancam perpecahan terhadap kesatuan dan persatuan. Karenanya, kejadian seperti itu mestinya tidak terjadi.

   Sementara itu Ketua GKI Klasis Biak Selatan Pdt. George Korwa, S.Th menyatakan ikut prihatin atas kejadian rasisme dan kekerasan terhadap mahasiswa asal Papua di Malang dan Surabaya. Meski demikian, dia mengimbau supaya tetap dilakukan tanpa melakukan hal-hal yang dapat merugikan.

Baca Juga :  Resmikan 4 Pondok Wisata di Objek Wisata Kuburan Tua Padwa

   Unjuk rasa sebagai protes terhadap kejadian di Surabaya dan Malang itu rencananya masih akan berlanjut, Rabu (21/8) hari ini. Unjuk rasa kedua itu rencananya akan dipusatkan di Kantor Bupati Biak Numfor setelah sebelumnya telah dilakukan di Kantor DPRD Kabupaten Biak Numfor.(itb/tri) 

Massa yang menggelar unjuk rasa terkait dengan adanya tindakan rasisme dan kekerasan bagi mahasiswa asal Papua Malang dan Surabaya, di Kantor DPRD Kabupaten Biak Numfor, Selasa (20/8) kemarin.( FOTO : Fiktor/Cepos)

BIAK-Aksi unjuk rasa yang mengecam rasisme dan kekerasan terhadap mahasiswa asal Papua di  Surabaya dan Malang juga dilakukan di Kabupaten Biak Numfor, Selasa (20/8) kemarin. Massa yang tergabung dalam Forum Peduli Keadilan Masyarakat Orang Asli Papua Kabupaten Biak Numfor mendatangi Kantor DPRD Kabupaten Biak Numfor.

  Massa yang tergabung dari berbagai unsur masyarakat, mulai dari unsur adat, pemuda dan perempuan itu mengutuk keras terjadi tindakan rasisme dan kekerasan yang dialami mahasiswa asal Papua di Malang dan Surabaya.

  Massa yang datang dengan long march ke Kantor DPRD Biak Numfor itu diterima oleh Wakil Ketua I DPRD Gotlief Kawer dan sejumlah anggota dewan lainnya. Dalam berbagai orasi, para pengunjuk rasa menilai perlakukan ketidakadilan bagi masyarakat asli Papua sudah sering kali terjadi, termasuk yang dialami oleh mahasiswa di luar Papua di sejumlah daerah.

Baca Juga :  Pesta Rakyat Bakal Warnai Pelantikan Bupati

 “Kejadian yang dialami mahasiswa asal Papua di Malang dan Surabaya telah melukai kami masyarakat asli Papua.  Rasisme telah melukai kami, dan kami minta keadilan di negeri,” tegas Willem K Rumpaidus dalam orasinya.

  Kejadian tersebut, lanjut Willem Rumpaidus harus mendapat perhatian serius dari pemerintah pusat. Dia menilai, bahwa rasisme dinilai sebagai tindakan yang sudah melebihi batas dan bisa mengancam perpecahan terhadap kesatuan dan persatuan. Karenanya, kejadian seperti itu mestinya tidak terjadi.

   Sementara itu Ketua GKI Klasis Biak Selatan Pdt. George Korwa, S.Th menyatakan ikut prihatin atas kejadian rasisme dan kekerasan terhadap mahasiswa asal Papua di Malang dan Surabaya. Meski demikian, dia mengimbau supaya tetap dilakukan tanpa melakukan hal-hal yang dapat merugikan.

Baca Juga :  Gedung Isolasi Pasien Covid-19 Hampir Tuntas

   Unjuk rasa sebagai protes terhadap kejadian di Surabaya dan Malang itu rencananya masih akan berlanjut, Rabu (21/8) hari ini. Unjuk rasa kedua itu rencananya akan dipusatkan di Kantor Bupati Biak Numfor setelah sebelumnya telah dilakukan di Kantor DPRD Kabupaten Biak Numfor.(itb/tri) 

Berita Terbaru

Artikel Lainnya