Sunday, April 28, 2024
29.7 C
Jayapura

Dispar Diminta Rawat Peninggalan Perang II

BIAK–Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Biak Numfor diharap memperhatikan perawatan dan pemeliharaan benda-benda peninggalan perang dunia II di Kabupaten Biak Numfor. Permintaan tersebut disampaikan Ketua Himpunan Pemandu Pariwisata Indonesia ( HPPI ) Kabupaten Biak Numfor, Boy Ronsumbre ketika ditemui Cenderawasih Pos, Jumat,(16/6), kemarin.

Jika tidak ada perawatan dan pemeliharaan, maka benda-benda peninggalan perang II tersebut akan rusak, bahkan  hilang diambil orang untuk kepentingan pribadinya.

Tidak hanya itu, Boy Ronsumbre juga minta perhatian serius dari Dinas Pariwisata untuk mengembangkan pariwisata  di Kabupaten Biak Numfor dengan mengelola obyek wisata yang memiliki nilai sejarah dan politik, sebab hal itu yang akan menarik wisatawan untuk datang.

Dalam mengembangkan pariwisata atau mengelolah obyek-obyek wisata di Kabupaten Biak Numfor, ia berharap Dinas Pariwisata dapat melibatkan pihaknya yakni para guide.

Baca Juga :  Jumlah Ekspor Tuna Segar Terus Meningkat

Sebab pihaknya memiliki pemahaman dan pengalaman tentang bagaimana mengembangkan pariwisata dan mendatang wisawatan mancanegara dari berbagai negara untuk berkunjung ke Kabupaten Biak Numfor.

“Yang datangkan kapal pesiar terbesar ke Indonesia dan Papua saya, hanya dengan modal 20 ribu rupiah, beli pulsa data chat dengan nakhoda kapal pesiar akhirnya mereka singga di pelabuhan Biak. Tidak ada satu orang pun di Biak yang naik ke atas kapal, kecuali saya karena dijemput langsung oleh nakhoda, saya naik duduk cerita dengan mereka kemudian turun kembali,”ungkapnya. (ren/tho)

BIAK–Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Biak Numfor diharap memperhatikan perawatan dan pemeliharaan benda-benda peninggalan perang dunia II di Kabupaten Biak Numfor. Permintaan tersebut disampaikan Ketua Himpunan Pemandu Pariwisata Indonesia ( HPPI ) Kabupaten Biak Numfor, Boy Ronsumbre ketika ditemui Cenderawasih Pos, Jumat,(16/6), kemarin.

Jika tidak ada perawatan dan pemeliharaan, maka benda-benda peninggalan perang II tersebut akan rusak, bahkan  hilang diambil orang untuk kepentingan pribadinya.

Tidak hanya itu, Boy Ronsumbre juga minta perhatian serius dari Dinas Pariwisata untuk mengembangkan pariwisata  di Kabupaten Biak Numfor dengan mengelola obyek wisata yang memiliki nilai sejarah dan politik, sebab hal itu yang akan menarik wisatawan untuk datang.

Dalam mengembangkan pariwisata atau mengelolah obyek-obyek wisata di Kabupaten Biak Numfor, ia berharap Dinas Pariwisata dapat melibatkan pihaknya yakni para guide.

Baca Juga :  Tekan Angka Kecelakaan, Rutin Sweeping Kendaraan

Sebab pihaknya memiliki pemahaman dan pengalaman tentang bagaimana mengembangkan pariwisata dan mendatang wisawatan mancanegara dari berbagai negara untuk berkunjung ke Kabupaten Biak Numfor.

“Yang datangkan kapal pesiar terbesar ke Indonesia dan Papua saya, hanya dengan modal 20 ribu rupiah, beli pulsa data chat dengan nakhoda kapal pesiar akhirnya mereka singga di pelabuhan Biak. Tidak ada satu orang pun di Biak yang naik ke atas kapal, kecuali saya karena dijemput langsung oleh nakhoda, saya naik duduk cerita dengan mereka kemudian turun kembali,”ungkapnya. (ren/tho)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya