SARMI-Dampak kebijakan efisiensi anggaran mulai dirasakan secara nyata di Kabupaten Sarmi, Papua. Wilayah yang luas dengan penyebaran penduduk tersebar di 92 kampung dan 10 distrik ini membuat kebutuhan biaya pembangunan sangat besar, namun keterbatasan anggaran memaksa sejumlah program strategis tertunda pelaksanaannya.
Penjabat (Pj) Sekda Kabupaten Sarmi, Eduward P. Dimomonmau, menjelaskan bahwa kondisi geografis Sarmi yang sulit dijangkau menyebabkan kebutuhan pembangunan infrastruktur menjadi sangat tinggi.
Namun, efisiensi anggaran yang diterapkan membuat banyak rencana yang sebelumnya sudah disusun melalui musyawarah rencana pembangunan (Musrenbang) dari tingkat kampung hingga kabupaten harus mengalami perubahan bahkan penundaan.
“Sudah banyak program strategis yang direncanakan dan didorong, tapi dengan kondisi ini terpaksa harus ditunda. Kami berharap ke depan, kalau anggaran kembali normal, kegiatan-kegiatan itu bisa diperhatikan kembali,” ujar Eduward, Jumat (25/4).
Ia mencontohkan, saat hujan deras yang menyebabkan putusnya akses jalan menuju Distrik Tor baru-baru ini. Dalam kondisi normal, perbaikan akses jalan itu seharusnya bisa segera dilakukan dan mwmbutuhkan biaya.