Meski Fasilitas Minim, tapi pelayanan Kesehatan Tidak Boleh Kurang
WAROPEN – Tragedi meninggalnya seorang ibu hamil dan janinnya akibat diduga ditolak sejumlah rumah sakit di Jayapura memantik reaksi keras dari berbagai kepala daerah di Papua. Tidak ingin kejadian memilukan itu terjadi di wilayahnya, Bupati Waropen, Drs. Fransiscus Xaverius Mote, M.Si, mengeluarkan instruksi tegas kepada seluruh jajaran tenaga kesehatan (Nakes) di Waropen.
Dalam pernyataannya, Sabtu (22/11), Bupati FX Mote menekankan bahwa seluruh fasilitas layanan kesehatan di Waropen wajib beroperasi 24 jam penuh. Ia memperingatkan agar tidak ada alasan administratif atau teknis yang membuat warga tidak terlayani, apalagi dalam kondisi darurat.
“Jangan menganggap layanan kesehatan ini hal seperti pelayanan lainnya. Layanan ini harus jalan 24 jam. Itu risiko memilih sebagai profesi tenaga kesehatan,” tegas Bupati Mote.
Antisipasi Dini Peringatan keras ini merupakan langkah antisipatif Pemkab Waropen merespons keresahan masyarakat atas krisis pelayanan kesehatan yang viral belakangan ini. Mote menyadari bahwa sektor kesehatan menyangkut langsung nyawa manusia, sehingga risiko dan tanggung jawabnya sangat tinggi.
“Kejadian di Jayapura harus menjadi pelajaran pahit bagi kita semua. Saya tidak ingin mendengar ada warga Waropen yang kesulitan mendapatkan pertolongan pertama saat kritis,” ujarnya.
Meski Fasilitas Minim, tapi pelayanan Kesehatan Tidak Boleh Kurang
WAROPEN – Tragedi meninggalnya seorang ibu hamil dan janinnya akibat diduga ditolak sejumlah rumah sakit di Jayapura memantik reaksi keras dari berbagai kepala daerah di Papua. Tidak ingin kejadian memilukan itu terjadi di wilayahnya, Bupati Waropen, Drs. Fransiscus Xaverius Mote, M.Si, mengeluarkan instruksi tegas kepada seluruh jajaran tenaga kesehatan (Nakes) di Waropen.
Dalam pernyataannya, Sabtu (22/11), Bupati FX Mote menekankan bahwa seluruh fasilitas layanan kesehatan di Waropen wajib beroperasi 24 jam penuh. Ia memperingatkan agar tidak ada alasan administratif atau teknis yang membuat warga tidak terlayani, apalagi dalam kondisi darurat.
“Jangan menganggap layanan kesehatan ini hal seperti pelayanan lainnya. Layanan ini harus jalan 24 jam. Itu risiko memilih sebagai profesi tenaga kesehatan,” tegas Bupati Mote.
Antisipasi Dini Peringatan keras ini merupakan langkah antisipatif Pemkab Waropen merespons keresahan masyarakat atas krisis pelayanan kesehatan yang viral belakangan ini. Mote menyadari bahwa sektor kesehatan menyangkut langsung nyawa manusia, sehingga risiko dan tanggung jawabnya sangat tinggi.
“Kejadian di Jayapura harus menjadi pelajaran pahit bagi kita semua. Saya tidak ingin mendengar ada warga Waropen yang kesulitan mendapatkan pertolongan pertama saat kritis,” ujarnya.