Nano bukan orang asing di Tanjung Elmo. Dahulu, ia bekerja sebagai sekuriti di salah satu wisma. “Dulu ada sekitar 35 wisma. Namanya macam-macam, ada Melati, Mawar, Sayang. Ramai sekali waktu itu. Saya hafal betul siapa saja yang kerja di sini,” kenangnya.
Kini, dari kemegahan yang tersisa hanya puing-puing bangunan, sebuah mushola kecil, dan beberapa rumah seadanya. “Sejak semua dibongkar, saya kerja serabutan. Kadang jadi buruh bangunan, kadang menanam apa adanya di sini,” kata Nano dengan nada datar. Diakui, pria berbadan tegap penuh bulu dada ini, Tanjung Elmo yang dulu gemerlap kini berubah wajah.
“Kalau malam, tempat ini seperti kuburan. Sepi sekali. Kadang saya dengar suara bayi menangis, atau ada makhluk lewat. Mungkin karena dulu ada yang pakai ilmu pengasihan untuk menarik pelanggan, lalu ditinggalkan begitu saja saat tempat ini ditutup,” tutur Nano.
Tak hanya itu, binatang buas pun sering muncul. Ular piton, patola, bahkan hewan liar lain kerap melintas di jalan yang semakin gelap. Warga pun memilih tak keluar malam. Nano berharap, suatu hari Tanjung Elmo bisa bangkit kembali dengan wajah baru. Yang jelas bukan berbentuk prostitusi melainkan sesuatu yang memberi manfaat positif.
“Kalau ada pengusaha yang mau beli tanah ini dan dijadikan hotel atau tempat wisata, tentu lebih baik. Jangan biarkan tempat ini terbengkalai seperti sekarang. Pemerintah dulu janji akan buat kawasan hijau atau wisata, tapi sampai sekarang tidak ada,” ungkapnya.
Nano menyadari Tanjung Elmo adalah cerita tentang dua wajah kehidupan gemerlap hiburan malam yang berakhir dengan kehancuran, dan janji pembangunan yang tertinggal jadi angin lalu. Kini, kawasan itu hanya jadi saksi bisu tentang sebuah era yang pernah ada, dan harapan yang masih menunggu untuk diwujudkan.
“Bagi orang yang pernah ke sini, Tanjung Elmo akan selalu dikenang. Apakah ingin melampiaskan hasratnya, bercerita, kumpul sambil minum atau ngopi. Tapi harapan kami, jangan biarkan tempat ini hanya jadi cerita sejarah. Biarlah suatu saat bisa berubah jadi tempat yang memberi manfaat untuk masyarakat,” tutup Nano.(*)