Friday, March 29, 2024
30.7 C
Jayapura

Foto Dibuka, lalu ”Dipindai”, baru Digambar Yang Seliweran di Latar

Thomas Kurniawan, Ilustrator Makhluk-Makhluk dari ”Dunia Lain”

Berdasar pesanan di Instagram, Thomas Kurniawan sudah menggambar tidak kurang dari 500-an makhluk astral dengan pengalaman kontak yang beragam. Mulai yang adem membikin tersenyum sampai yang bikin merinding, pusing, dan mual pria indigo tersebut.

TAUFIQURRAHMAN, Jakarta

THOMAS Kurniawan mengeluarkan iPad dan membuka salah satu foto kiriman pengikutnya di Instagram (IG). Seorang pria muda yang sedang duduk di sebuah kafe.

Thomas pun melakukan ”scan (pemindaian)”.  ”Di sudut sebelah sini ada cewek,” kata Thomas kepada Jawa Pos sambil menunjuk deretan kursi. ”Di sini ada Om Wok (makhluk besar berbulu, Red), terus di sini juga,” ujarnya mengarah ke rimbunan tanaman hias dan perdu.

Akhirnya pilihan dijatuhkan pada sebuah tempat dekat lokasi duduk si pria berbaju biru tersebut. Kebetulan pemesan tersebut hanya meminta digambarkan satu spirit (roh/makhluk astral). Thomas memilih satu spirit yang energinya positif dan setuju untuk digambar.

Thomas memang ilustrator. Dia seorang senior artist di Creative Digital Agency. Kalau kemudian bisa memvisualkan makhluk-makhluk dari ”dunia sana”, itu karena dia memang indigo sejak lahir. Punya kemampuan melihat yang tak kasatmata.

Di IG-nya, pria kelahiran Bogor, 17 Januari 1989, itu membuat sayembara art commission untuk para pengintil (follower). Siapa berminat, boleh mengirimkan sebuah foto digital. Thomas lantas bakal melihat makhluk apa saja yang tertangkap kamera di foto itu, kemudian digambarnya dengan iPad.

Kami bertemu siang itu di Museum Foto Antara, Jakarta. Sebelum memulai perbincangan dan unjuk kemampuan, Thomas meminta waktu untuk minta izin ”yang punya tempat”.

Sebagaimana di dunia manusia, dunia astral pun punya tata krama sendiri. Setidaknya jika mau melakukan aktivitas yang menyangkut dimensi mereka, permisi harus diucapkan. Begitu kira-kira pertimbangan Thomas.

Kami pun menjatuhkan diri dalam keheningan selama beberapa menit. Sembari menunggu Thomas melakukan ”komunikasi” ke ”dunia sana”.

Begitu selesai, dia langsung mendemonstrasikan kemampuannya menggambar setelah memilih spirit dari foto kiriman salah satu pengintilnya tadi. Mulailah jari-jarinya menari di atas iPad dengan kecepatan luar biasa.

Pertama, sketsa dengan brush hitam. Lanjut pada detail hingga bentuk si spirit. Wajahnya pun mulai terlihat. Kemudian pewarnaan, dilanjut finishing dengan menambahkan aksen berupa kabut-kabut daun api khas penggambaran arwah.

Baca Juga :  Kalau Kentut Tinggal Wudu, tapi Memang Halamannya Jauh Banget...

Tak sampai sepuluh menit, satu spirit selesai digambar. ”Kalau dia (si spirit) setuju dan kondisi lagi bagus, tanganku bergerak sendiri. Biasanya cepat banget jadinya,” katanya.

Spirit yang tergambar berwujud seorang pria muda juga. Berpakaian rapi dengan wajah ramah. Menurut Thomas, si spirit memang sengaja mengikuti pria berbaju biru itu. Bisa jadi karena dia senang padanya, berniat menjaga, atau hanya kebetulan menempel. Gambar pun selesai dan siap dikirim ke pemesan.

Untuk tiap satu gambar foto astral, dia memasang harga Rp 150 ribu. Untuk yang pesan dua gambar, harganya Rp 250 ribu. Lalu, tiga gambar Rp 300 ribu.

Untuk mengerjakan satu order art commission, tidak ada persiapan khusus. Thomas hanya perlu menemukan tempat yang tenang dan kondusif. Lantas mengondisikan lahir dan batin agar siap.

Kemudian, dia melakukan ”scan” terhadap foto milik pemesannya. Jika sudah menemukan makhluk yang dianggap cocok, Thomas baru mulai menggambar.

Sayembara yang diumumkan di IG diberi nama Ketempelan Tomkuu. Ada berapa makhluk astral yang biasanya tampak dalam foto? Thomas menyebut tidak pasti. Bisa segelintir saja berseliweran di latar belakang sebuah foto. Tapi, bisa pula ramai seperti pasar.

Thomas tidak menentukan berapa banyak makhluk yang mau digambar. Jika ingin lebih banyak, ongkos tinggal ditambah. Namun, biasanya dalam satu foto paling banyak digambar 3–4 spirit saja.

Tak jarang ada pengerjaan art commission yang seram, bahkan mengguncangkan. ”Menggambar spirit itu sama kayak melakukan tethering batin pada si spirit tersebut. Dan sering kali energinya tidak sinkron, bahkan cenderung ofensif, dengan efek yang bermacam-macam,” kata Thomas.

Karena itulah, belakangan Thomas menolak menggambar makhluk-makhluk yang sekiranya terlalu seram atau berpotensi menimbulkan ”kontak” tidak enak atau berbahaya dengannya maupun pelanggannya. ”Apalagi kalau sudah ketemu entitas-entitas kuno seperti leluhur dan sebagainya,” tuturnya.

Hasil-hasil art commission itu kini nangkring manis di galeri IG Thomas. Ambil contoh satu pengintilnya yang berpose dengan latar belakang pantai selatan.

Sudah bisa diduga yang muncul adalah spirit perempuan berpakaian hijau dengan pakaian kebaya Jawa kuno serta beberapa spirit kecil. Dan, di cakrawala lautan di kejauhan, tampak ular naga hijau raksasa menyembul.

Ide sayembara art commission Ketempelan Tomkuu dimulai pada Februari awal tahun lalu. Pemicunya adalah saat Thomas berjalan-jalan menyambangi sebuah benteng terbengkalai di Bandung bersama kawannya, seorang YouTuber bergenre horor.

Baca Juga :  Dijemput Mobil Tentara, Disuruh Masak di Cendana

Iseng-iseng dia memotret kawannya tersebut. Kemudian, di foto itu dia gambar sesosok spirit berbentuk nenek tua kurus berbaju putih yang menempel ketat ke tubuh temannya tersebut.

Idenya adalah makhluk-makhluk tersebut sering kali menempel pada manusia dengan berbagai alasan. Karena itulah dinamakan ketempelan.

Thomas akhirnya mengumumkan di IG bagi 15 orang yang mau mengirimkan foto dan digambar ilustrasi arwah yang ada di sekitarnya. ”Tapi, awalnya hanya seru-seruan. Dan, spirit yang menempel itu pun gua bikin-bikin sendiri sesuai imajinasi. Jadi, bukan hantu beneran,” tutur Thomas.

Ternyata perjalanannya tidak sesimpel yang Thomas pikirkan. Banyak kasus ketika Thomas tergerak dengan sendirinya untuk menggambar spirit tersebut, kemudian ada yang muncul dalam benaknya dan sulit untuk dilepaskan.

Ada satu kasus ketika Thomas menggambar secara random foto wisuda seorang perempuan. Sosok yang tergambar adalah seorang bapak berpeci putih.

Saat foto beserta ilustrasi dikirimkan kembali kepada pemesan, gegerlah keluarga si perempuan. Spirit illustration tersebut ternyata sama persis dengan wajah kakeknya. ”Jadi, dia senang mengetahui si kakek hadir dalam wisudanya,” jelasnya.

Satu pemesan iseng mengirimkan fotonya di sebuah lembah di lereng Gunung Lawu tanpa memberi tahu bahwa pernah terjadi peperangan masa lalu di tempat itu. Benar saja, spirit yang tergambar berbentuk seorang nayaka berpakaian kerajaan dengan prajurit bertombak baris di belakangnya.

Berawal dari iseng, dengan slot 15 orang, kini Ketempelan Tomkuu sudah masuk batch ketiga. Dengan slot 100–150 orang per batch.

Dalam dua bulan, Thomas sudah menggambar tidak kurang dari 500-an spirit dengan pengalaman kontak yang beragam. Mulai yang adem membikin tersenyum sampai yang bikin merinding, pusing, dan mual.

Seiring dengan berjalannya waktu, Thomas menerapkan batasan dalam sayembara yang mulai panjang antreannya itu. Thomas hanya akan menggambar, tidak menerima konsultasi tentang spirit yang tergambar termasuk jenis apakah, asli hantukah atau hanya imajinasi Thomas.

Plus, Thomas kini lebih selektif untuk tidak mengekspos entitas-entitas yang seharusnya tetap tersilap dari pandangan manusia lumrah. ”Karena mulai banyak yang usil, terobsesi, masuk ke tempat-tempat seram dan kemudian minta digambarkan sosoknya,” katanya. (*/c19/ttg/JPG)

Thomas Kurniawan, Ilustrator Makhluk-Makhluk dari ”Dunia Lain”

Berdasar pesanan di Instagram, Thomas Kurniawan sudah menggambar tidak kurang dari 500-an makhluk astral dengan pengalaman kontak yang beragam. Mulai yang adem membikin tersenyum sampai yang bikin merinding, pusing, dan mual pria indigo tersebut.

TAUFIQURRAHMAN, Jakarta

THOMAS Kurniawan mengeluarkan iPad dan membuka salah satu foto kiriman pengikutnya di Instagram (IG). Seorang pria muda yang sedang duduk di sebuah kafe.

Thomas pun melakukan ”scan (pemindaian)”.  ”Di sudut sebelah sini ada cewek,” kata Thomas kepada Jawa Pos sambil menunjuk deretan kursi. ”Di sini ada Om Wok (makhluk besar berbulu, Red), terus di sini juga,” ujarnya mengarah ke rimbunan tanaman hias dan perdu.

Akhirnya pilihan dijatuhkan pada sebuah tempat dekat lokasi duduk si pria berbaju biru tersebut. Kebetulan pemesan tersebut hanya meminta digambarkan satu spirit (roh/makhluk astral). Thomas memilih satu spirit yang energinya positif dan setuju untuk digambar.

Thomas memang ilustrator. Dia seorang senior artist di Creative Digital Agency. Kalau kemudian bisa memvisualkan makhluk-makhluk dari ”dunia sana”, itu karena dia memang indigo sejak lahir. Punya kemampuan melihat yang tak kasatmata.

Di IG-nya, pria kelahiran Bogor, 17 Januari 1989, itu membuat sayembara art commission untuk para pengintil (follower). Siapa berminat, boleh mengirimkan sebuah foto digital. Thomas lantas bakal melihat makhluk apa saja yang tertangkap kamera di foto itu, kemudian digambarnya dengan iPad.

Kami bertemu siang itu di Museum Foto Antara, Jakarta. Sebelum memulai perbincangan dan unjuk kemampuan, Thomas meminta waktu untuk minta izin ”yang punya tempat”.

Sebagaimana di dunia manusia, dunia astral pun punya tata krama sendiri. Setidaknya jika mau melakukan aktivitas yang menyangkut dimensi mereka, permisi harus diucapkan. Begitu kira-kira pertimbangan Thomas.

Kami pun menjatuhkan diri dalam keheningan selama beberapa menit. Sembari menunggu Thomas melakukan ”komunikasi” ke ”dunia sana”.

Begitu selesai, dia langsung mendemonstrasikan kemampuannya menggambar setelah memilih spirit dari foto kiriman salah satu pengintilnya tadi. Mulailah jari-jarinya menari di atas iPad dengan kecepatan luar biasa.

Pertama, sketsa dengan brush hitam. Lanjut pada detail hingga bentuk si spirit. Wajahnya pun mulai terlihat. Kemudian pewarnaan, dilanjut finishing dengan menambahkan aksen berupa kabut-kabut daun api khas penggambaran arwah.

Baca Juga :  Tampilkan Papeda Batu, Papeda Khas dari Suku Manirem

Tak sampai sepuluh menit, satu spirit selesai digambar. ”Kalau dia (si spirit) setuju dan kondisi lagi bagus, tanganku bergerak sendiri. Biasanya cepat banget jadinya,” katanya.

Spirit yang tergambar berwujud seorang pria muda juga. Berpakaian rapi dengan wajah ramah. Menurut Thomas, si spirit memang sengaja mengikuti pria berbaju biru itu. Bisa jadi karena dia senang padanya, berniat menjaga, atau hanya kebetulan menempel. Gambar pun selesai dan siap dikirim ke pemesan.

Untuk tiap satu gambar foto astral, dia memasang harga Rp 150 ribu. Untuk yang pesan dua gambar, harganya Rp 250 ribu. Lalu, tiga gambar Rp 300 ribu.

Untuk mengerjakan satu order art commission, tidak ada persiapan khusus. Thomas hanya perlu menemukan tempat yang tenang dan kondusif. Lantas mengondisikan lahir dan batin agar siap.

Kemudian, dia melakukan ”scan” terhadap foto milik pemesannya. Jika sudah menemukan makhluk yang dianggap cocok, Thomas baru mulai menggambar.

Sayembara yang diumumkan di IG diberi nama Ketempelan Tomkuu. Ada berapa makhluk astral yang biasanya tampak dalam foto? Thomas menyebut tidak pasti. Bisa segelintir saja berseliweran di latar belakang sebuah foto. Tapi, bisa pula ramai seperti pasar.

Thomas tidak menentukan berapa banyak makhluk yang mau digambar. Jika ingin lebih banyak, ongkos tinggal ditambah. Namun, biasanya dalam satu foto paling banyak digambar 3–4 spirit saja.

Tak jarang ada pengerjaan art commission yang seram, bahkan mengguncangkan. ”Menggambar spirit itu sama kayak melakukan tethering batin pada si spirit tersebut. Dan sering kali energinya tidak sinkron, bahkan cenderung ofensif, dengan efek yang bermacam-macam,” kata Thomas.

Karena itulah, belakangan Thomas menolak menggambar makhluk-makhluk yang sekiranya terlalu seram atau berpotensi menimbulkan ”kontak” tidak enak atau berbahaya dengannya maupun pelanggannya. ”Apalagi kalau sudah ketemu entitas-entitas kuno seperti leluhur dan sebagainya,” tuturnya.

Hasil-hasil art commission itu kini nangkring manis di galeri IG Thomas. Ambil contoh satu pengintilnya yang berpose dengan latar belakang pantai selatan.

Sudah bisa diduga yang muncul adalah spirit perempuan berpakaian hijau dengan pakaian kebaya Jawa kuno serta beberapa spirit kecil. Dan, di cakrawala lautan di kejauhan, tampak ular naga hijau raksasa menyembul.

Ide sayembara art commission Ketempelan Tomkuu dimulai pada Februari awal tahun lalu. Pemicunya adalah saat Thomas berjalan-jalan menyambangi sebuah benteng terbengkalai di Bandung bersama kawannya, seorang YouTuber bergenre horor.

Baca Juga :  Dua dari Tujuh Armada Sudah Rusak, Alat Komunikasi juga Terbatas

Iseng-iseng dia memotret kawannya tersebut. Kemudian, di foto itu dia gambar sesosok spirit berbentuk nenek tua kurus berbaju putih yang menempel ketat ke tubuh temannya tersebut.

Idenya adalah makhluk-makhluk tersebut sering kali menempel pada manusia dengan berbagai alasan. Karena itulah dinamakan ketempelan.

Thomas akhirnya mengumumkan di IG bagi 15 orang yang mau mengirimkan foto dan digambar ilustrasi arwah yang ada di sekitarnya. ”Tapi, awalnya hanya seru-seruan. Dan, spirit yang menempel itu pun gua bikin-bikin sendiri sesuai imajinasi. Jadi, bukan hantu beneran,” tutur Thomas.

Ternyata perjalanannya tidak sesimpel yang Thomas pikirkan. Banyak kasus ketika Thomas tergerak dengan sendirinya untuk menggambar spirit tersebut, kemudian ada yang muncul dalam benaknya dan sulit untuk dilepaskan.

Ada satu kasus ketika Thomas menggambar secara random foto wisuda seorang perempuan. Sosok yang tergambar adalah seorang bapak berpeci putih.

Saat foto beserta ilustrasi dikirimkan kembali kepada pemesan, gegerlah keluarga si perempuan. Spirit illustration tersebut ternyata sama persis dengan wajah kakeknya. ”Jadi, dia senang mengetahui si kakek hadir dalam wisudanya,” jelasnya.

Satu pemesan iseng mengirimkan fotonya di sebuah lembah di lereng Gunung Lawu tanpa memberi tahu bahwa pernah terjadi peperangan masa lalu di tempat itu. Benar saja, spirit yang tergambar berbentuk seorang nayaka berpakaian kerajaan dengan prajurit bertombak baris di belakangnya.

Berawal dari iseng, dengan slot 15 orang, kini Ketempelan Tomkuu sudah masuk batch ketiga. Dengan slot 100–150 orang per batch.

Dalam dua bulan, Thomas sudah menggambar tidak kurang dari 500-an spirit dengan pengalaman kontak yang beragam. Mulai yang adem membikin tersenyum sampai yang bikin merinding, pusing, dan mual.

Seiring dengan berjalannya waktu, Thomas menerapkan batasan dalam sayembara yang mulai panjang antreannya itu. Thomas hanya akan menggambar, tidak menerima konsultasi tentang spirit yang tergambar termasuk jenis apakah, asli hantukah atau hanya imajinasi Thomas.

Plus, Thomas kini lebih selektif untuk tidak mengekspos entitas-entitas yang seharusnya tetap tersilap dari pandangan manusia lumrah. ”Karena mulai banyak yang usil, terobsesi, masuk ke tempat-tempat seram dan kemudian minta digambarkan sosoknya,” katanya. (*/c19/ttg/JPG)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya