Friday, January 10, 2025
24.7 C
Jayapura

12 Pintu Hilang, Dari 204 Meja Kursi Kini Tersisa 15 Meja Kursi

Menyambangi Sekolah Tanpa Pintu SDN Inpres Pantai Engros yang Sering Kecurian

Aksi pencurian di Kota Jayapura sudah tak main – main. Jika selama ini yang sering diincar adalah sepeda motor, namun kali ini sedikit berbeda. Pintu dan kursi sekolah yang digunakan anak-anak belajar juga jadi sasaran.

Laporan : Abdel Gamel Naser – Jayapura

Sedikit miris  jika menyambangi SDN Inpres Pantai Engros yang berada di Tanah Hitam, Distrik Abepura. Meski masih berada di tengah kota, namun sekolah yang dibangun tahun 1977 ini belum bisa menggelar proses belajar mengajar dengan nyaman.

  Pasalnya ada sejumlah asset sekolah yang dicuri oleh orang tak bertanggungjawab. Mirisnya kejadian ini bukan kali pertama melainkan sudah beberapa kali. Pihak sekolah juga sudah membuat laporan ke polisi, namun hingga kini pelaku belum ada yang ditangkap. Sementara kejadian serupa terus berulang.

   Pihak sekolah nampaknya hanya pasrah seraya berharap ada bantuan dari Dinas P dan P untuk mendapatkan dukungan meja kursi dan pintu lagi. Bayangkan saja, dari 14 ruangan sekolah, ternyata sebanyak 12 ruangan tak memiliki pintu. Bahkan ruang kepala sekolah yang seharusnya terjaga ternyata juga tak memiliki pintu.

   Alhasil anak – anak SD yang melakukan proses belajar mengajar  lebih banyak yang melantai. Padahal saat ini para peserta didik sedang mengikuti penilaian akhir tahun semester. Kepala SDN Inpres Pantai Engros, Katerina Giay, S.Pd yang ditemui di lokasi sekolah tak menampik jika banyak  inventaris ruangan yang hilang dicuri.

   Kasus pencurian ini kata dia sudah terjadi beberapa kali, namun hingga kemarin kondisi sekolah bisa dibilang belum aman atau lebih tidak aman. “Jadi bulan Maret 2021 itu semua pintu sudah terpasang, tapi pada Desember tahun yang sama ada 3 pintu kamar mandi yang dicuri. Kemudian ini berlanjut sampai sekarang,” kata Katerina menjawab pertanyaan Cenderawasih Pos, saat ditemui Selasa (26/4).

Baca Juga :  Sampah  Tak Habis-habis, Sudah Waktunya Evaluasi Regulasi

  SDN Inpres Pantai Engros ini pada Desember 2021 lalu baru saja direhab. Ada bangunan lama yang diperbaiki, namun ada bangunan baru yang dibangun.

Sekolah yang berada di depan Hyermart Tanah Hitam ini  memang perlu dibangunkan bangunan baru mengingat selama ini jika hujan dengan intensitas tinggi maka bangunan lama akan terendam. Jadinya pada akhir tahun lalu dilakukan sentuhan pembangunan.

   Hanya saja meski mendapat bangunan baru, ternyata tidak memberi jaminan lebih aman. Malah bisa dibilang lebih parah mengingat ada 12 pintu ruang kelas yang hilang dicuri, termasuk inventaris bangku dan meja yang digunakan anak – anak untuk belajar.

  Cenderawasih Pos sempat mencatat ada 12 ruangan yang tak memiliki pintu termasuk 3 kamar mandi yang juga tak memiliki pintu. Tak hanya itu, seng kamar mandi juga ikut dicuri. Bahkan tahun – tahun sebelumnya lebih ekstrem, dimana sebelum gedung diperbaiki ada juga gitar, mesin sanyo, komputer, printer bahkan cairan pencuci lantai wipol juga raib.

   Sekolah Ini sendiri baru digunakan pada pertengahan Februari.  Kata Katerina dirinya sudah pernah membuat laporan polisi, namun  belum pernah terungkap. Pihak sekolah juga sudah 2 kali menerima kunjungan DPRD Kota, namun tak ada perubahan hingga sekarang.

  “Dua kali saya lapor ke Pos Patmor di Tanah Hitam kemudian 1 kali di Polsek Abe, tapi hanya begitu – begitu saja. Mereka datang dan periksa tapi tidak ada kemajuan,” katanya.

   Padahal lanjut Kepsek Katerina, pintu yang dicuri bukan dalam jumlah sedikit. Malahan ada 204 meja kursi baru, kini tersisa 15 unit saja. Karena tak ada meja kursi inilah akhirnya anak – anak peserta didik hanya belajar di lantai. Pihak sekolah juga tidak tahu  siapa pelaku pencurian, mengingat meski sebelumnya ada petugas yang dibiayai untuk menjaga sekolah, namun kenyataanya tidak pernah menjalankan tugas.

Baca Juga :  Dengan Baterai Tahan 6 Jam, Bisa Amankan Bayi Sampai ke RS Rujukan

“Kami punya meja kursi itu ada 204 unit, tapi kini hanya 15 unit. Lalu karena sebagian besar ruangan tidak punya pintu akhirnya lemari semua kami masukkan ke dalam satu ruangan dan kami juga berkumpul di situ, karena 2 pintu ruang guru juga tak ada pintunya. Jangankan itu, ruangan kepala sekolah juga tak ada pintunya,” beber kepsek.

  Wanita yang menjabat sejak tahun 2020 ini menyampaikan bahwa pihaknya tidak bisa meninggalkan barang – barang berharga, mengingat sekolah sangat terbuka dan berdampak pada keamanan. “Saya juga sudah tanya ke tukang-tukang kemana pintu-pintu ini, namun mereka mengatakan tidak tahu. Sekolah juga sudah beroperasi, namun hanya menggunakan beberapa ruangan saja,” sambung Kepsek.

   Dirinya juga terlihat kecewa dengan pekerjaan bangunan sekolah yang didapatnya karena dianggap banyak yang asal-asalan. Kabel listrik masih terbiar menggantung, kemudian material juga masih menumpuk termasuk beberapa alat mebeler yang dirasa jauh dari kualitas standart.    

   “Pintu yang dipasang kemarin juga masih kayu basah, jadi banyak yang renggang. Kuncinya juga sulit karena pintu menyusut,” sambung kepala sekolah Katerina.

  Tak hanya itu, besi yang menempel sebagai lubang grendel kunci juga sangat tipis. Bisa dibengkokkan hanya dengan dua jari sehingga bisa dibilang jauh dari standart.

  Pihak sekolah juga membenarkan bahwa sekolah ini pernah dipalang akibat pembayaran tukang yang belum rampung. Namun ia tak bisa mengomentari soal itu, karena tugasnya hanya mengajar.

  Sementara  dari papan informasi yang tertera di bagian depan sekolah tertulis nama pekerjaan adalah rehabilitasi sedang atau berat ruang kelas dengan nomor kontrak 050/148/SPK/DKP-KT/2021. Dan tanggal kontrak 23 Juli tahun 2021, sumber dana berasal dari DAK regular serta range waktu pekerjaan 120 hari kalender. Pekerjaan bangunan sekolah ini dikerjakan oleh CV Putra Gaharu Papua dengan konsultan pengawas CV Karya Johar Konsultan.  (*/tri)

Menyambangi Sekolah Tanpa Pintu SDN Inpres Pantai Engros yang Sering Kecurian

Aksi pencurian di Kota Jayapura sudah tak main – main. Jika selama ini yang sering diincar adalah sepeda motor, namun kali ini sedikit berbeda. Pintu dan kursi sekolah yang digunakan anak-anak belajar juga jadi sasaran.

Laporan : Abdel Gamel Naser – Jayapura

Sedikit miris  jika menyambangi SDN Inpres Pantai Engros yang berada di Tanah Hitam, Distrik Abepura. Meski masih berada di tengah kota, namun sekolah yang dibangun tahun 1977 ini belum bisa menggelar proses belajar mengajar dengan nyaman.

  Pasalnya ada sejumlah asset sekolah yang dicuri oleh orang tak bertanggungjawab. Mirisnya kejadian ini bukan kali pertama melainkan sudah beberapa kali. Pihak sekolah juga sudah membuat laporan ke polisi, namun hingga kini pelaku belum ada yang ditangkap. Sementara kejadian serupa terus berulang.

   Pihak sekolah nampaknya hanya pasrah seraya berharap ada bantuan dari Dinas P dan P untuk mendapatkan dukungan meja kursi dan pintu lagi. Bayangkan saja, dari 14 ruangan sekolah, ternyata sebanyak 12 ruangan tak memiliki pintu. Bahkan ruang kepala sekolah yang seharusnya terjaga ternyata juga tak memiliki pintu.

   Alhasil anak – anak SD yang melakukan proses belajar mengajar  lebih banyak yang melantai. Padahal saat ini para peserta didik sedang mengikuti penilaian akhir tahun semester. Kepala SDN Inpres Pantai Engros, Katerina Giay, S.Pd yang ditemui di lokasi sekolah tak menampik jika banyak  inventaris ruangan yang hilang dicuri.

   Kasus pencurian ini kata dia sudah terjadi beberapa kali, namun hingga kemarin kondisi sekolah bisa dibilang belum aman atau lebih tidak aman. “Jadi bulan Maret 2021 itu semua pintu sudah terpasang, tapi pada Desember tahun yang sama ada 3 pintu kamar mandi yang dicuri. Kemudian ini berlanjut sampai sekarang,” kata Katerina menjawab pertanyaan Cenderawasih Pos, saat ditemui Selasa (26/4).

Baca Juga :  Bisa Sisihkan Uang, Biayai Pendidikan Anak Sampai Sarjana

  SDN Inpres Pantai Engros ini pada Desember 2021 lalu baru saja direhab. Ada bangunan lama yang diperbaiki, namun ada bangunan baru yang dibangun.

Sekolah yang berada di depan Hyermart Tanah Hitam ini  memang perlu dibangunkan bangunan baru mengingat selama ini jika hujan dengan intensitas tinggi maka bangunan lama akan terendam. Jadinya pada akhir tahun lalu dilakukan sentuhan pembangunan.

   Hanya saja meski mendapat bangunan baru, ternyata tidak memberi jaminan lebih aman. Malah bisa dibilang lebih parah mengingat ada 12 pintu ruang kelas yang hilang dicuri, termasuk inventaris bangku dan meja yang digunakan anak – anak untuk belajar.

  Cenderawasih Pos sempat mencatat ada 12 ruangan yang tak memiliki pintu termasuk 3 kamar mandi yang juga tak memiliki pintu. Tak hanya itu, seng kamar mandi juga ikut dicuri. Bahkan tahun – tahun sebelumnya lebih ekstrem, dimana sebelum gedung diperbaiki ada juga gitar, mesin sanyo, komputer, printer bahkan cairan pencuci lantai wipol juga raib.

   Sekolah Ini sendiri baru digunakan pada pertengahan Februari.  Kata Katerina dirinya sudah pernah membuat laporan polisi, namun  belum pernah terungkap. Pihak sekolah juga sudah 2 kali menerima kunjungan DPRD Kota, namun tak ada perubahan hingga sekarang.

  “Dua kali saya lapor ke Pos Patmor di Tanah Hitam kemudian 1 kali di Polsek Abe, tapi hanya begitu – begitu saja. Mereka datang dan periksa tapi tidak ada kemajuan,” katanya.

   Padahal lanjut Kepsek Katerina, pintu yang dicuri bukan dalam jumlah sedikit. Malahan ada 204 meja kursi baru, kini tersisa 15 unit saja. Karena tak ada meja kursi inilah akhirnya anak – anak peserta didik hanya belajar di lantai. Pihak sekolah juga tidak tahu  siapa pelaku pencurian, mengingat meski sebelumnya ada petugas yang dibiayai untuk menjaga sekolah, namun kenyataanya tidak pernah menjalankan tugas.

Baca Juga :  Jika Orang Luar Bisa Bikin Martabak Kenapa Papua Tidak

“Kami punya meja kursi itu ada 204 unit, tapi kini hanya 15 unit. Lalu karena sebagian besar ruangan tidak punya pintu akhirnya lemari semua kami masukkan ke dalam satu ruangan dan kami juga berkumpul di situ, karena 2 pintu ruang guru juga tak ada pintunya. Jangankan itu, ruangan kepala sekolah juga tak ada pintunya,” beber kepsek.

  Wanita yang menjabat sejak tahun 2020 ini menyampaikan bahwa pihaknya tidak bisa meninggalkan barang – barang berharga, mengingat sekolah sangat terbuka dan berdampak pada keamanan. “Saya juga sudah tanya ke tukang-tukang kemana pintu-pintu ini, namun mereka mengatakan tidak tahu. Sekolah juga sudah beroperasi, namun hanya menggunakan beberapa ruangan saja,” sambung Kepsek.

   Dirinya juga terlihat kecewa dengan pekerjaan bangunan sekolah yang didapatnya karena dianggap banyak yang asal-asalan. Kabel listrik masih terbiar menggantung, kemudian material juga masih menumpuk termasuk beberapa alat mebeler yang dirasa jauh dari kualitas standart.    

   “Pintu yang dipasang kemarin juga masih kayu basah, jadi banyak yang renggang. Kuncinya juga sulit karena pintu menyusut,” sambung kepala sekolah Katerina.

  Tak hanya itu, besi yang menempel sebagai lubang grendel kunci juga sangat tipis. Bisa dibengkokkan hanya dengan dua jari sehingga bisa dibilang jauh dari standart.

  Pihak sekolah juga membenarkan bahwa sekolah ini pernah dipalang akibat pembayaran tukang yang belum rampung. Namun ia tak bisa mengomentari soal itu, karena tugasnya hanya mengajar.

  Sementara  dari papan informasi yang tertera di bagian depan sekolah tertulis nama pekerjaan adalah rehabilitasi sedang atau berat ruang kelas dengan nomor kontrak 050/148/SPK/DKP-KT/2021. Dan tanggal kontrak 23 Juli tahun 2021, sumber dana berasal dari DAK regular serta range waktu pekerjaan 120 hari kalender. Pekerjaan bangunan sekolah ini dikerjakan oleh CV Putra Gaharu Papua dengan konsultan pengawas CV Karya Johar Konsultan.  (*/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya