Thursday, November 27, 2025
26.6 C
Jayapura

Disebut “Gedung Hantu” hingga Sering Jadi Tempat Maksiat

Gedung ini terbilang lengkap, lantaran di sekitar gedung terdapat fasilitas olahraga seperti lapangan mini, futsal dan badminton. Tak jarang masyarakat sekitar terutama anak-anak muda masih menggunakan lapangan tersebut, meski dalam kondisi terpaksa.

Dahulu gedung yang berlantai II ini, selalu ramai, penuh dengan berbagai kegiatan terutama pramuka baik di tingkat lokal maupun nasional. Selain itu gedung ini juga dahulunya digunakan pemerintah untuk menyelenggarakan event-event penting lainnya.

Parahnya, lokasi ini kerap digunakan pasangan muda-mudi untuk bermesraan pada petang hari karena kondisinya sepi dan tanpa penjagaan. Botol minuman keras (Miras) dari berbagai merk menjadi pemandangan yang biasa di lokasi yang dulunya diperkirakan sudah menyedot anggaran Negara lumayan besar itu.

“Kalau tidak salah sudah puluhan tahun gedung Pramuka ini sudah tidak beroperasi lagi. Gedung ini dibangun zaman reformasi, waktu itu presiden Indonesia Soeharto. Setelah beliau lengser dari jabatannya, gedung ini perlahan sudah tidak beroperasi lagi,” jelas Alfredo (53) salah satu warga Buper yang diwawancarai Cenderawasih Pos disekitar lokasi.

Baca Juga :  Berkolaborasi dengan Masyarakat, Siapkan Festival Makan Seribu Kelapa

Sebutnya gedung Pramuka itu terbengkalai hampir bersaman dengan Taman Budaya Provinsi Papua di Expo Waena yang hingga sekarang juga tak terurus. Kondisi ini menurutnya terjadi karena perilaku pemerintah yang korup dan tidak bertanggungjawab.

Ia menduga, gedung-gedung lain seperti Stadion Lukas Enembe, Youth Creative Hub dan lainnya akan menyusul terbengkalai jika dirawat oleh orang yang tidak bertanggungjawab.

“Kalau pengelola hanya menikmati hasilnya saja dan tidak memikirkan dan membuat terobosan baru, maka saya pikir Stadion Lukas Enembe, Youth Creative Hub dan fasilitas publik lainnya nantinya akan ikut terbengkalai. Tinggal tunggu waktunya saja,” bebernya.

Ia menceritakan bahwa gedung ini bagus jika ditata baik dan diaktifkan. Karena tidak pernah dirawat lagi, tempat ini justru sering digunakan untuk minum-minuman keras yang terlihat dengan banyaknya botol minuman yang berhamburan bahkan pecah di area itu.

Baca Juga :  Program MBG Mandek , Para Pelajar Diimbau Bawa Bekal

Ia berharap Pemprov, Pemkot dan Kwarcab Jayapura dapat melakukan penataan kembali kantor Pramuka sesuai dengan fungsinya. Hal ini supaya pengelolaan manajemen, penataan organisasi dan juga aktivitas kepramukaan yang biasa digelar dari masing-masing sekolah dapat juga dilakukan di daerah tersebut, karena memiliki lahan yang cukup luas dengan adanya fasilitas olahraga.

Gedung ini terbilang lengkap, lantaran di sekitar gedung terdapat fasilitas olahraga seperti lapangan mini, futsal dan badminton. Tak jarang masyarakat sekitar terutama anak-anak muda masih menggunakan lapangan tersebut, meski dalam kondisi terpaksa.

Dahulu gedung yang berlantai II ini, selalu ramai, penuh dengan berbagai kegiatan terutama pramuka baik di tingkat lokal maupun nasional. Selain itu gedung ini juga dahulunya digunakan pemerintah untuk menyelenggarakan event-event penting lainnya.

Parahnya, lokasi ini kerap digunakan pasangan muda-mudi untuk bermesraan pada petang hari karena kondisinya sepi dan tanpa penjagaan. Botol minuman keras (Miras) dari berbagai merk menjadi pemandangan yang biasa di lokasi yang dulunya diperkirakan sudah menyedot anggaran Negara lumayan besar itu.

“Kalau tidak salah sudah puluhan tahun gedung Pramuka ini sudah tidak beroperasi lagi. Gedung ini dibangun zaman reformasi, waktu itu presiden Indonesia Soeharto. Setelah beliau lengser dari jabatannya, gedung ini perlahan sudah tidak beroperasi lagi,” jelas Alfredo (53) salah satu warga Buper yang diwawancarai Cenderawasih Pos disekitar lokasi.

Baca Juga :  Satuan Pendidikan Harus Miliki Budaya Mutu

Sebutnya gedung Pramuka itu terbengkalai hampir bersaman dengan Taman Budaya Provinsi Papua di Expo Waena yang hingga sekarang juga tak terurus. Kondisi ini menurutnya terjadi karena perilaku pemerintah yang korup dan tidak bertanggungjawab.

Ia menduga, gedung-gedung lain seperti Stadion Lukas Enembe, Youth Creative Hub dan lainnya akan menyusul terbengkalai jika dirawat oleh orang yang tidak bertanggungjawab.

“Kalau pengelola hanya menikmati hasilnya saja dan tidak memikirkan dan membuat terobosan baru, maka saya pikir Stadion Lukas Enembe, Youth Creative Hub dan fasilitas publik lainnya nantinya akan ikut terbengkalai. Tinggal tunggu waktunya saja,” bebernya.

Ia menceritakan bahwa gedung ini bagus jika ditata baik dan diaktifkan. Karena tidak pernah dirawat lagi, tempat ini justru sering digunakan untuk minum-minuman keras yang terlihat dengan banyaknya botol minuman yang berhamburan bahkan pecah di area itu.

Baca Juga :  Disiapkan Untuk Menempa Atlet Berbakat, Namun Sarana Prasarana masih Terbatas

Ia berharap Pemprov, Pemkot dan Kwarcab Jayapura dapat melakukan penataan kembali kantor Pramuka sesuai dengan fungsinya. Hal ini supaya pengelolaan manajemen, penataan organisasi dan juga aktivitas kepramukaan yang biasa digelar dari masing-masing sekolah dapat juga dilakukan di daerah tersebut, karena memiliki lahan yang cukup luas dengan adanya fasilitas olahraga.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya