UM mengklaim RVM tersebut sebagai yang pertama di semua kampus di Malang yang dikenal sebagai kota pendidikan. Tapi, di luar kampus, mesin serupa bisa ditemukan di RS Lavalette di kota yang sama.
Wartawan pun ikut menjajal cara memasukkan botol plastik ke RVM. Caranya mudah. Pemilik botol tinggal mengunduh dan melakukan registrasi di aplikasi Plasticpay. Jika sudah, pemilik botol bisa menekan opsi “mulai” pada layar mesin.
Botol yang dimiliki lalu dapat dimasukkan ke mesin satu per satu sampai botol tertarik otomatis. Tanda botol masuk bisa terlihat dari lampu di mesin yang berubah warna menjadi hijau.
Namun, yang dimasukkan harus dalam kondisi bersih alias tidak mengandung air.Setelah selesai memasukkan botol, tinggal membuka aplikasi Plasticpay dan memilih opsi “ambil poin”. Poin secara otomatis tercatat jika pemilik botol sudah melakukan scan QR Code hingga muncul tulisan “transaksi berhasil”.
Meskipun memiliki nilai rupiah, belum banyak mahasiswa yang memanfaatkannya. Hal itu terlihat dari jumlah botol yang tertampung di dalam mesin. Sejak 1 September sampai 19 September, baru ada 316 botol.
Padahal, RVM memiliki kapasitas penampungan sebanyak 700 botol.Seperti tampak pada Jumat pekan lalu, sesekali tampak mahasiswa mendekat, tapi untuk sekadar menonton video edukasi lingkungan pada RVM. Ada pula yang tertarik memasukkan, tapi tidak memiliki sampah botol.
“Untuk saat ini tetap kami taruh di GKB 19 karena biasanya gedung ini ramai oleh para mahasiswa. Kami optimistis bakal semakin banyak warga kampus yang memanfaatkannya,” terang Kepala Subdirektorat Sarana dan Prasarana UM, Faul Hidayatunnafiq.