Thursday, March 28, 2024
27.7 C
Jayapura

Pak MK Sering Pamer Kemampuan Berbahasa Jawa

Kado Ultah Idayati, Berduet Nyanyi dengan sang Suami di Hari Pernikahan

Anak-anak Idayati mendukung penuh keputusan sang ibu menikah lagi. Anwar Usman yang humoris dan hobi menyanyi membuatnya jatuh hati.

SEPTINA FADIA PUTRI, Solo

MENURUT Heni Laras, Anwar Usman ibarat penerang hati bagi Idayati. Duka kehilangan suami lantaran sakit menahun mungkin masih terasa. Namun, Anwar yang humoris membuat adik Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu tidak butuh waktu lama untuk jatuh hati.

”Mbak Ida (sapaan akrab Idayati, Red) itu enggak pernah curhat, tapi sering cerita sama saya. Katanya, Mas Anwar itu orangnya lucu banget, ya. Baik banget juga. Suka nyanyi,” kata Heni, salah seorang sosok kepercayaan keluarga besar Presiden Jokowi. ”Eh, itu bisa disebut curhat tidak ya,” lanjut Heni berkelakar kepada Jawa Pos Radar Solo yang menemuinya kemarin (25/5).

Hari ini Idayati resmi dipersunting Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Anwar Usman. Hari istimewa ini menjadi kado terindah bagi Idayati yang hari ini tepat berulang tahun ke-56.

Dalam rangkaian acara pernikahan Idayati, Heni berperan penting di berbagai prosesi. Mulai sebelum acara sampai hari H. Heni wajib stand by menyiapkan segala kebutuhan. Hari ini, misalnya, Heni bertugas sebagai among tamu. Sebelumnya, dia sibuk memastikan konsumsi untuk Paspamres.

”Pokoknya, siap lari-lari kalau ada yang dibutuhkan. Saya memang sejak lama kenal sama Mbak Ida, sudah puluhan tahun lalu,” ujarnya.

Dulu, tambahnya, almarhum suami Idayati kenal baik dengan keluarga Heni. Kedekatannya lebih intens lagi sejak dia menjadi Relawan Jokowi. ”Setiap acara keluarga pasti saya bantu. Jadi, ya saya sudah dianggap sebagai orang kepercayaan keluarganya Mbak Ida,” ungkapnya.

Selama berinteraksi dengan Idayati, Heni belum pernah melihatnya marah. Bahkan bicara dengan nada tinggi dan keras saja tidak pernah.

Baca Juga :  Penyalahgunaan Listrik Masih Marak, Rawan Jadi Pemicu Kebakaran

Mengenal Idayati jauh sebelum menjadi keluarga presiden, Heni mengungkapkan bahwa tidak ada perubahan sifat dan sikap Idayati setelah kakaknya menjabat kepala negara. Idayati tetap orang yang sama sejak dia kenal sampai sekarang. ”Bahkan, isi di dalam rumahnya saja sama. Tidak ada yang berubah. Saking memang tidak ada perubahan dari diri Mbak Ida,” jelasnya.

Menurut Heni, Idayati dan Anwar Usman adalah pasangan yang klop. Kebetulan, keduanya punya hobi yang sama: menyanyi. Pada hari pernikahan mereka hari ini, keduanya juga berencana untuk duet berdendang.

Heni juga membocorkan Anwar sudah belajar berbahasa Jawa agar bisa mengimbangi Idayati. Beberapa kali pria kelahiran Bima, Nusa Tenggara Barat, pada 31 Desember 1956 itu memamerkan kemampuannya berbahasa Jawa.

”Pak MK (sebutan Heni untuk Anwar Usman) juga sudah bilang tidak akan mengekang Mbak Ida untuk sering pulang ke Solo. Jadi, Mbak Ida tetap bisa bertemu dengan teman-teman dan keluarganya di Solo,” ungkapnya.

Selain itu, Heni melihat Idayati dan Anwar adalah pasangan yang sudah menemukan satu sama lain. Dulu, saat almarhum suami Idayati sakit selama 4 tahun, Heni menjadi saksi Idayati merawat dengan sepenuh hati. Bahkan, selepas kepergian almarhum suaminya, Idayati tidak keluar rumah selama 4 bulan penuh.

Anak pertama Idayati, Septiara Selviana Putri, turut bergembira dengan pernikahan ibunya dengan Anwar Usman. Sebab, dia juga mengenal sosok ketua MK itu sejak tahun lalu saat kali pertama dikenalkan ibunya.

”Awalnya itu, ibu dan bapak ini dikenalkan kawan mereka. Beberapa kali ketemu, ngobrol, cocok, dan kemudian memutuskan ke jenjang yang lebih serius. Kalau sosok Pak Anwar, orangnya baik, agamanya kuat, beliau juga lucu dan santai saat berkomunikasi dengan kami (anak-anak Idayati),” kata dia saat jumpa pers di Solo kemarin.

Baca Juga :  Siapkan Grand Design dan Bentuk Tim Terpadu

Septiara pun berharap pernikahan ibunya dengan Anwar Usman memberikan kebahagiaan bagi keduanya. ”Setelah acara pernikahan ini, besoknya berangkat ke Bima karena ada prosesi di tempat asal Pak Anwar,” jelas perempuan yang akrab disapa Tia tersebut.

Anak kedua Idayati, Adityo Rimbo Galih Samudro, juga mendukung penuh keputusan ibunya. Setelah menikah, Idayati akan ikut dengan Anwar Usman untuk tinggal di Jakarta. ”Kami mendukung aja. Seneng lah. Kan selama ini ibu sendirian di Solo, saya di Jakarta dan kakak di Jogjakarta,” ujar Adityo.

Menengok ke belakang, semasa duduk di bangku SMA, Idayati adalah sosok yang pemalu. ”Ida itu jarang keluar kelas, kecuali saat istirahat ke kantin,” ungkap Nurwidayat Sapto Atmojo, ketua OSIS SMAN 4 Surakarta angkatan 1985.

Sebagai teman seangkatan saat SMA, Nurwidayat tidak terlalu sering berinteraksi dengan Idayati. Selain karena pemalu, Idayati tidak duduk di kelas yang sama dengannya.

Namun, belakangan, alumni angkatan 1985 sering bertemu kembali. Mengadakan berbagai agenda seperti bakti sosial atau sekadar makan bersama.

”Ida teman yang baik hati, suka traktir teman-temannya seangkatan, suka bikin acara makan bareng. Terakhir, ada agenda halalbihalal setelah Lebaran kemarin,” katanya.

Tidak hanya hobi mentraktir, Idayati juga tidak pernah absen berkontribusi dalam acara bakti sosial. Dia ikut memberikan donasi. ”Sampai sekarang, memang Ida dekat sama teman-teman SMA. Nah, tidak tahu nanti setelah menikah masih bisa bertemu sama teman-teman atau tidak. Tapi, semoga masih bisa kumpul-kumpul lagi,” tutur dia. (*/bun/c14/ttg/JPG)

Kado Ultah Idayati, Berduet Nyanyi dengan sang Suami di Hari Pernikahan

Anak-anak Idayati mendukung penuh keputusan sang ibu menikah lagi. Anwar Usman yang humoris dan hobi menyanyi membuatnya jatuh hati.

SEPTINA FADIA PUTRI, Solo

MENURUT Heni Laras, Anwar Usman ibarat penerang hati bagi Idayati. Duka kehilangan suami lantaran sakit menahun mungkin masih terasa. Namun, Anwar yang humoris membuat adik Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu tidak butuh waktu lama untuk jatuh hati.

”Mbak Ida (sapaan akrab Idayati, Red) itu enggak pernah curhat, tapi sering cerita sama saya. Katanya, Mas Anwar itu orangnya lucu banget, ya. Baik banget juga. Suka nyanyi,” kata Heni, salah seorang sosok kepercayaan keluarga besar Presiden Jokowi. ”Eh, itu bisa disebut curhat tidak ya,” lanjut Heni berkelakar kepada Jawa Pos Radar Solo yang menemuinya kemarin (25/5).

Hari ini Idayati resmi dipersunting Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Anwar Usman. Hari istimewa ini menjadi kado terindah bagi Idayati yang hari ini tepat berulang tahun ke-56.

Dalam rangkaian acara pernikahan Idayati, Heni berperan penting di berbagai prosesi. Mulai sebelum acara sampai hari H. Heni wajib stand by menyiapkan segala kebutuhan. Hari ini, misalnya, Heni bertugas sebagai among tamu. Sebelumnya, dia sibuk memastikan konsumsi untuk Paspamres.

”Pokoknya, siap lari-lari kalau ada yang dibutuhkan. Saya memang sejak lama kenal sama Mbak Ida, sudah puluhan tahun lalu,” ujarnya.

Dulu, tambahnya, almarhum suami Idayati kenal baik dengan keluarga Heni. Kedekatannya lebih intens lagi sejak dia menjadi Relawan Jokowi. ”Setiap acara keluarga pasti saya bantu. Jadi, ya saya sudah dianggap sebagai orang kepercayaan keluarganya Mbak Ida,” ungkapnya.

Selama berinteraksi dengan Idayati, Heni belum pernah melihatnya marah. Bahkan bicara dengan nada tinggi dan keras saja tidak pernah.

Baca Juga :  Kepemimpinan di Bidang Pendidikan Harus Lebih Kepada Pendayagunaan Potensi 

Mengenal Idayati jauh sebelum menjadi keluarga presiden, Heni mengungkapkan bahwa tidak ada perubahan sifat dan sikap Idayati setelah kakaknya menjabat kepala negara. Idayati tetap orang yang sama sejak dia kenal sampai sekarang. ”Bahkan, isi di dalam rumahnya saja sama. Tidak ada yang berubah. Saking memang tidak ada perubahan dari diri Mbak Ida,” jelasnya.

Menurut Heni, Idayati dan Anwar Usman adalah pasangan yang klop. Kebetulan, keduanya punya hobi yang sama: menyanyi. Pada hari pernikahan mereka hari ini, keduanya juga berencana untuk duet berdendang.

Heni juga membocorkan Anwar sudah belajar berbahasa Jawa agar bisa mengimbangi Idayati. Beberapa kali pria kelahiran Bima, Nusa Tenggara Barat, pada 31 Desember 1956 itu memamerkan kemampuannya berbahasa Jawa.

”Pak MK (sebutan Heni untuk Anwar Usman) juga sudah bilang tidak akan mengekang Mbak Ida untuk sering pulang ke Solo. Jadi, Mbak Ida tetap bisa bertemu dengan teman-teman dan keluarganya di Solo,” ungkapnya.

Selain itu, Heni melihat Idayati dan Anwar adalah pasangan yang sudah menemukan satu sama lain. Dulu, saat almarhum suami Idayati sakit selama 4 tahun, Heni menjadi saksi Idayati merawat dengan sepenuh hati. Bahkan, selepas kepergian almarhum suaminya, Idayati tidak keluar rumah selama 4 bulan penuh.

Anak pertama Idayati, Septiara Selviana Putri, turut bergembira dengan pernikahan ibunya dengan Anwar Usman. Sebab, dia juga mengenal sosok ketua MK itu sejak tahun lalu saat kali pertama dikenalkan ibunya.

”Awalnya itu, ibu dan bapak ini dikenalkan kawan mereka. Beberapa kali ketemu, ngobrol, cocok, dan kemudian memutuskan ke jenjang yang lebih serius. Kalau sosok Pak Anwar, orangnya baik, agamanya kuat, beliau juga lucu dan santai saat berkomunikasi dengan kami (anak-anak Idayati),” kata dia saat jumpa pers di Solo kemarin.

Baca Juga :  Prokes Diperketat Lagi, Kembali Belajar Online bila Tejadi Kasus Covid-19

Septiara pun berharap pernikahan ibunya dengan Anwar Usman memberikan kebahagiaan bagi keduanya. ”Setelah acara pernikahan ini, besoknya berangkat ke Bima karena ada prosesi di tempat asal Pak Anwar,” jelas perempuan yang akrab disapa Tia tersebut.

Anak kedua Idayati, Adityo Rimbo Galih Samudro, juga mendukung penuh keputusan ibunya. Setelah menikah, Idayati akan ikut dengan Anwar Usman untuk tinggal di Jakarta. ”Kami mendukung aja. Seneng lah. Kan selama ini ibu sendirian di Solo, saya di Jakarta dan kakak di Jogjakarta,” ujar Adityo.

Menengok ke belakang, semasa duduk di bangku SMA, Idayati adalah sosok yang pemalu. ”Ida itu jarang keluar kelas, kecuali saat istirahat ke kantin,” ungkap Nurwidayat Sapto Atmojo, ketua OSIS SMAN 4 Surakarta angkatan 1985.

Sebagai teman seangkatan saat SMA, Nurwidayat tidak terlalu sering berinteraksi dengan Idayati. Selain karena pemalu, Idayati tidak duduk di kelas yang sama dengannya.

Namun, belakangan, alumni angkatan 1985 sering bertemu kembali. Mengadakan berbagai agenda seperti bakti sosial atau sekadar makan bersama.

”Ida teman yang baik hati, suka traktir teman-temannya seangkatan, suka bikin acara makan bareng. Terakhir, ada agenda halalbihalal setelah Lebaran kemarin,” katanya.

Tidak hanya hobi mentraktir, Idayati juga tidak pernah absen berkontribusi dalam acara bakti sosial. Dia ikut memberikan donasi. ”Sampai sekarang, memang Ida dekat sama teman-teman SMA. Nah, tidak tahu nanti setelah menikah masih bisa bertemu sama teman-teman atau tidak. Tapi, semoga masih bisa kumpul-kumpul lagi,” tutur dia. (*/bun/c14/ttg/JPG)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya