Muh. Wildansyah berharap pada Idul Fitri 1445 hijriah nanti, ia dan teman-temannya bisa mendapatkan remisi atau pengurangan masa tahanan dari pemerintah agar bisa segera berkumpul dengan keluarga.
Yusran, staf Lapas Abepura, menjelaskan bahwa lapas kelas IIA Abepura lebih fokus pada pembinaan keperibadian dan kemandirian. “Untuk sekarang fokus pembinaan kami itu ada dua pembinaan keperibadian dan kemandirian, kalau di bulan puasa ini kami berfokus pada pembinaan kepribadian karena ini menyangkut masalah keagamaan”, kata Yusran kepada Cenderawasih Pos, melalui telepon seluler, Jumat (21/3) sore.
Lebih lanjut Ia menjelaskan bahwa lapas kelas IIA Abepura di bulan Ramadhan telah kerja sama dengan Kemenag kota bersama para Ustadz untuk pembinaan terhadap kepada para narapidana yang beragama Islam.
“Untuk buka puasa hampir sama dengan yang diluar mulai dari kami menyiapkan sahurnya mereka, buka puasa bersamanya mereka kemudian juga untuk Ibadah rutinnya seperti salat lima waktu,” jelas Yusran.
Pada hari biasa, lanjut Yusran Lapas kelas IIA Abepura hanya mengizinkan warga binaan untuk salat dua kali saja dan selebihnya dilakukan di dalam kamar.
“Tetapi di bulan puasa ini kami membuka kesempatan bagi mereka untuk melaksanakan salat lima waktu dalam Masjid, biasanya cuman dua kali saja mereka salatnya di kamar, sekarang kami buka lima kali, mulai dari subuh sampai salat Isyanya itu di Masjid,” ujarnya.
Achmadi (39), Petugas keamanan lapas kelas IIA Abepura, menyampaikan bahwa untuk aktifitas menjalankan ibadah puasa tidak ada bedanya yang di dalam lapas maupun yang di luar.