Wednesday, October 22, 2025
31.4 C
Jayapura

Miliki Kemampuan Lima Bahasa, Usia Senja Tak Jadi Penghalang untuk Mengajar

Menurutnya, menjaga keanekaragaman budaya berarti melestarikan bahasa daerah. Budaya sangat luas dan tidak bisa di jangkau karena itu dia menjelaskan bahasa daerah memainkan peranan yang sangat penting untuk mempertahankan keanekaragaman budayanya.

Bahasa lokal atau daerah adalah cara untuk berkomunikasi dan menunjukkan sejarah, nilai, dan identitas suatu masyarakat. “Apa yang mama buat saat ini hanya segelintir saja dari kebudayaan itu. Kebudayaan itu luas. Secara kemampuan kita tidak bisa menjangkau hanya segelintir itu yang kami bisa buat,” ujarnya.

Mama Emma dipercaya menjadi guru bahasa lokal di kampung Nafri. Ia mengajar anak-anak dengan penuh semangat tanpa lelah. Di usianya yang senja, Mama Emma masih dapat dengan fasih menceritakan kisah-kisah dalam Nafri yang diwariskan oleh leluhurnya.

Baca Juga :  Atasi Permasalahan Narkoba, BNN Lakukan Sosialisasi Dan Kampung Narkoba

Menurutnya, bahwa tidak semua orang bisa menguasai bahasa tersebut untuk menjadi penutur yang sah. Itulah sebabnya, pelestarian bahasa Nafri ini memerlukan perhatian dan upaya lebih agar kekayaan sastra lisan yang unik ini tidak terlupakan oleh generasi mendatang.

“Saya mengajar anak-anak dengan cara, menyanyi dan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa kampung Nafri,” ungkapnya. (*/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Menurutnya, menjaga keanekaragaman budaya berarti melestarikan bahasa daerah. Budaya sangat luas dan tidak bisa di jangkau karena itu dia menjelaskan bahasa daerah memainkan peranan yang sangat penting untuk mempertahankan keanekaragaman budayanya.

Bahasa lokal atau daerah adalah cara untuk berkomunikasi dan menunjukkan sejarah, nilai, dan identitas suatu masyarakat. “Apa yang mama buat saat ini hanya segelintir saja dari kebudayaan itu. Kebudayaan itu luas. Secara kemampuan kita tidak bisa menjangkau hanya segelintir itu yang kami bisa buat,” ujarnya.

Mama Emma dipercaya menjadi guru bahasa lokal di kampung Nafri. Ia mengajar anak-anak dengan penuh semangat tanpa lelah. Di usianya yang senja, Mama Emma masih dapat dengan fasih menceritakan kisah-kisah dalam Nafri yang diwariskan oleh leluhurnya.

Baca Juga :  Dua Unit Rumah Tanpa Penghuni di Puncak Jaya Terbakar

Menurutnya, bahwa tidak semua orang bisa menguasai bahasa tersebut untuk menjadi penutur yang sah. Itulah sebabnya, pelestarian bahasa Nafri ini memerlukan perhatian dan upaya lebih agar kekayaan sastra lisan yang unik ini tidak terlupakan oleh generasi mendatang.

“Saya mengajar anak-anak dengan cara, menyanyi dan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa kampung Nafri,” ungkapnya. (*/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya