Wednesday, December 25, 2024
25.7 C
Jayapura

Dulu Mikir Pawon dan Primbon, Kini Mikir Schedule dan Plan B

Pada Mother’s Day, hadiah sering bersifat simbolis. Namun, di Indonesia, Hari Ibu lebih menekankan makna perjuangan. Meski dirayakan dengan cara yang berbeda namun kedua hari ini adalah apresiasi terhadap ibu. Dalam Al-Qur’an juga dibahas dalam beberapa ayat. Berbakti kepada orangtua, termasuk ibu merupakan sebuah perintah dari Allah SWT agar mendapatkan keberkahan di dunia dan juga akhirat.

Dalam sabdanya, Rasulullah SAW menyebutkan kata ibu tiga kali sebelum kata ayah.

Perlu untuk kamu ketahui, di dalam Al-Quran, ibu mendapatkan posisi yang sangat mulia, sehingga anak diwajibkan hormat kepada ibu terlebih dahulu, sebelum kepada ayah. Karena ibu merupakan sosok yang sangat istimewa.

Bahkan, hal tersebut dijelaskan dalam suatu hadis yang berbunyi, Dari Mu’awiyah bin Haidah Al Qusyairi radhiallahu’ahu, beliau bertanya kepada Nabi: “Wahai Rasulullah, siapa yang paling berhak aku perlakukan dengan baik?

Nabi menjawab: Ibumu. Lalu siapa lagi? Nabi menjawab: Ibumu. Lalu siapa lagi? Nabi menjawab: Ibumu. Lalu siapa lagi? Nabi menjawab: ayahmu, lalu yang lebih dekat setelahnya dan setelahnya.” (HR Al Bukhari)

Baca Juga :  Pemkot Sudah Lakukan 48 Kali Pasar Murah

Dua wanita hebat sempat diwawancarai Cenderawasih Pos, Katharina AIS Safanpo dan Feronita S Kirana juga bercerita tentang penilaian mereka terhadap sosok ibu. Meski saat ini memposisikan sebagai seorang ibu  namun dengan cerita dulu diakui sosok wanita yang menjadi ibunya adalah sosok yang hebat. Orang tua yang dulu hanya memikirkan dapur (Pawon*bahasa Jawa) maupun primbon, kini jauh beranjak.

Disini Cenderawasih Pos menanyakan soal makna seorang ibu di era kekinian dimana paradigma baru  sang ibu tak semata bekerja dan berjuang untuk anak dan suami melainkan juga untuk karirnya. Disini sebagai istri mantan seorang akademisi, Katharina lebih banyak melihat soal peran ibu  sebagai ujung tombak pendidikan.

“Saya mengapresiasi penuh peran ibu sebagai ujung tombak pendidikan sebab melalui peran ibu lah masa depan suatu negara akan dibentuk,” bebernya menjawab pertanyaan Cenderawasih Pos.

Baca Juga :  Jadi Pengalaman Paling Berharga, Tetap Belajar Meski Tak ke Sekolah

Iapun menganggap sangat penting mempersiapkan pendidikan bagi para wanita guna mempersiapkan masa depan suatu negara.  Namun diakui sebagai wanita juga harus ingat dan tetap menjunjug tinggi kodrat yang memang telah digariskan dan menjadi warisan lahir bahwa wanita selain punya tugas mulai sebagai ujung tombak pendidikan masa depan tapi juga sebagai penolong dan pendamping suami.

“Jangan sampai terbuai dengan kata emansipasi kemudian menomor duakan peran sebagai istri,”singgungnya. Ia tak menampik bahwa saat ini peran itu  mengalami sebuah pergeseran dimana ada emansipasi yang kemudian para perempuan diberi ruang mengecap pendidikan lebih tinggi. Dan bekal itu  akhirnya diberi kesempatan untuk memasuki dunia karir.

“Jadi selain mengurus rumah tangga, pendidikan anak-anaknya tapi juga membina karirnya atau pekerjaannya sehingga otomatis di era saat ini sosok ibu memiliki tantangan yang jauh lebih besar dibanding ibu – ibu jaman dulu,” ungkapnya.

Pada Mother’s Day, hadiah sering bersifat simbolis. Namun, di Indonesia, Hari Ibu lebih menekankan makna perjuangan. Meski dirayakan dengan cara yang berbeda namun kedua hari ini adalah apresiasi terhadap ibu. Dalam Al-Qur’an juga dibahas dalam beberapa ayat. Berbakti kepada orangtua, termasuk ibu merupakan sebuah perintah dari Allah SWT agar mendapatkan keberkahan di dunia dan juga akhirat.

Dalam sabdanya, Rasulullah SAW menyebutkan kata ibu tiga kali sebelum kata ayah.

Perlu untuk kamu ketahui, di dalam Al-Quran, ibu mendapatkan posisi yang sangat mulia, sehingga anak diwajibkan hormat kepada ibu terlebih dahulu, sebelum kepada ayah. Karena ibu merupakan sosok yang sangat istimewa.

Bahkan, hal tersebut dijelaskan dalam suatu hadis yang berbunyi, Dari Mu’awiyah bin Haidah Al Qusyairi radhiallahu’ahu, beliau bertanya kepada Nabi: “Wahai Rasulullah, siapa yang paling berhak aku perlakukan dengan baik?

Nabi menjawab: Ibumu. Lalu siapa lagi? Nabi menjawab: Ibumu. Lalu siapa lagi? Nabi menjawab: Ibumu. Lalu siapa lagi? Nabi menjawab: ayahmu, lalu yang lebih dekat setelahnya dan setelahnya.” (HR Al Bukhari)

Baca Juga :  Lama Vakum, KMB Siapkan Acara Natal Akbar

Dua wanita hebat sempat diwawancarai Cenderawasih Pos, Katharina AIS Safanpo dan Feronita S Kirana juga bercerita tentang penilaian mereka terhadap sosok ibu. Meski saat ini memposisikan sebagai seorang ibu  namun dengan cerita dulu diakui sosok wanita yang menjadi ibunya adalah sosok yang hebat. Orang tua yang dulu hanya memikirkan dapur (Pawon*bahasa Jawa) maupun primbon, kini jauh beranjak.

Disini Cenderawasih Pos menanyakan soal makna seorang ibu di era kekinian dimana paradigma baru  sang ibu tak semata bekerja dan berjuang untuk anak dan suami melainkan juga untuk karirnya. Disini sebagai istri mantan seorang akademisi, Katharina lebih banyak melihat soal peran ibu  sebagai ujung tombak pendidikan.

“Saya mengapresiasi penuh peran ibu sebagai ujung tombak pendidikan sebab melalui peran ibu lah masa depan suatu negara akan dibentuk,” bebernya menjawab pertanyaan Cenderawasih Pos.

Baca Juga :  Jangan Fobia Untuk Buka Dialog, Pihak Berkonflik Harus Jaga Hak Warga Sipil

Iapun menganggap sangat penting mempersiapkan pendidikan bagi para wanita guna mempersiapkan masa depan suatu negara.  Namun diakui sebagai wanita juga harus ingat dan tetap menjunjug tinggi kodrat yang memang telah digariskan dan menjadi warisan lahir bahwa wanita selain punya tugas mulai sebagai ujung tombak pendidikan masa depan tapi juga sebagai penolong dan pendamping suami.

“Jangan sampai terbuai dengan kata emansipasi kemudian menomor duakan peran sebagai istri,”singgungnya. Ia tak menampik bahwa saat ini peran itu  mengalami sebuah pergeseran dimana ada emansipasi yang kemudian para perempuan diberi ruang mengecap pendidikan lebih tinggi. Dan bekal itu  akhirnya diberi kesempatan untuk memasuki dunia karir.

“Jadi selain mengurus rumah tangga, pendidikan anak-anaknya tapi juga membina karirnya atau pekerjaannya sehingga otomatis di era saat ini sosok ibu memiliki tantangan yang jauh lebih besar dibanding ibu – ibu jaman dulu,” ungkapnya.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya

/