Dampak Teknologi, Bahasa Daerah Kurang Penutur dan Terlupakan

   Kata Franklin Revitalisasi bertujuan agar penutur muda di daerah-daerah mempunyai sikap positif dan rasa bangga menggunakan bahasa daerah dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pelaksanaan revitalisasi bahasa daerah, kata Dia, ada tiga tahapan yang harus dilaksanakan, yaitu tahap survei dan koordinasi, kemudian tahap pembelajaran atau pelatihan, dan terakhir tahap pertunjukan/pasinggri/festival.

  Adapun upaya lain yang dilakukan Balai bahasa Papua untuk meningkatkan sosialisasi tentang bahasa daerah yakni dengan meningkatkan sikap dan kegiatan positif kepada generasi muda melalui pemilihan Duta bahasa.

    Dia menyampaikan pemilihan duta bahasa Papua akan diselenggarakan Oktober 2024 mendatang, diwajibkan untuk anak-anak muda asli Papua yang menguasai bahasa Indonesia sebagai bahasa negara, kemudian Bahasa Asing dan juga bahasa daerah.

  “Mereka dikumpulkan nanti dalam satu hotel, setelah itu dilakukan pembekalan, kemudian dibimbing, itu juga salah satu program yang ada di Balai Bahasa,” ujarnya.

  Seperti diketahui ada beberapa bahasa yang ada di Papua telah hampir punah. Franklin menjelaskan kondisi ini disebabkan tidak ada penutur yang melanjutkan untuk bisa dilestarikan dan juga diakibatkan karena kemajuan teknologi sekarang ini, sehingga anak-anak lupa mengunakan bahasa daerah dalam kehidupan sehari-harinya.

  “Orang-orang tua yang bisa bahasa daerah tidak diturunkan ke generasi-generasi baru, atau penuturannya tidak ada. Kemudian dengan kemajuan teknologi sekarang ini pengaruh juga dengan bahasa daerah,” pungkasnya. (*/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

   Kata Franklin Revitalisasi bertujuan agar penutur muda di daerah-daerah mempunyai sikap positif dan rasa bangga menggunakan bahasa daerah dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pelaksanaan revitalisasi bahasa daerah, kata Dia, ada tiga tahapan yang harus dilaksanakan, yaitu tahap survei dan koordinasi, kemudian tahap pembelajaran atau pelatihan, dan terakhir tahap pertunjukan/pasinggri/festival.

  Adapun upaya lain yang dilakukan Balai bahasa Papua untuk meningkatkan sosialisasi tentang bahasa daerah yakni dengan meningkatkan sikap dan kegiatan positif kepada generasi muda melalui pemilihan Duta bahasa.

    Dia menyampaikan pemilihan duta bahasa Papua akan diselenggarakan Oktober 2024 mendatang, diwajibkan untuk anak-anak muda asli Papua yang menguasai bahasa Indonesia sebagai bahasa negara, kemudian Bahasa Asing dan juga bahasa daerah.

  “Mereka dikumpulkan nanti dalam satu hotel, setelah itu dilakukan pembekalan, kemudian dibimbing, itu juga salah satu program yang ada di Balai Bahasa,” ujarnya.

  Seperti diketahui ada beberapa bahasa yang ada di Papua telah hampir punah. Franklin menjelaskan kondisi ini disebabkan tidak ada penutur yang melanjutkan untuk bisa dilestarikan dan juga diakibatkan karena kemajuan teknologi sekarang ini, sehingga anak-anak lupa mengunakan bahasa daerah dalam kehidupan sehari-harinya.

  “Orang-orang tua yang bisa bahasa daerah tidak diturunkan ke generasi-generasi baru, atau penuturannya tidak ada. Kemudian dengan kemajuan teknologi sekarang ini pengaruh juga dengan bahasa daerah,” pungkasnya. (*/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos