Saturday, April 5, 2025
27.7 C
Jayapura

Dorong Generasi Muda Pahami Nilai Sejarah dan Noken Sebagai  Warisan Dunia 

   Sementara itu Ketua Sanggar Rey May, Kabupaten Jayapura, Marslhal Suebu mengaku bangga lantaran, melalui Program Nomesa, para pelajar maupun Mahasiswa di Provinsi Papua mulai mengetahui cara merajut noken. Selain itu mereka mulai mengenal tentang story Telling atau sejarah tentang noken itu sendiri.

  “Karena memang noken ini bukan tentang benda yang kita gunakan, tapi nilainya dan sejarahnya yang paling penting,” tuturnya.

   Selama proses belajar di ruangan kelas, berbagai kendala ditemukan, salah satunya proses merajut, maupun menganyam. Akan tetapi bagi Duta Noken Papua itu, perosoalan tersebut bukan menjadi suatu problem, sebab tujuan utama dari Nomase memperkenal tentang nilai dan budaya noken kepada generasi muda, sebagaimana arahan dari Uniesco tentang plestarian noken itu sendiri.

   Selain itu nomase ini juga baru dijalankan 2 tahun, sehingga tidak heran Pelajar maupun Mahasiswa masih membutuhkan proses lebih untuk menjadi bisa merajut noken.

   “Karena memang tujuan dari kegiatan ini bukan untuk memaksa anak anak menjadi perajin  noken, tapi lebih kepada mamahami sejarah lahirnya noken sebagai warisan dunia tak benda,” jelasnya. (*/tri)

Baca Juga :  Tidak Terawat, Kondisi Bangunan Memprihatinkan, Empat Bulan Tak Beroperasi

Berikut fakta-fakta menarik dari noken :

1.       Sejarah dan Asal Usul

Tas Noken berasal dari budaya suku-suku di Papua, Indonesia, dan telah digunakan selama berabad-abad. Awalnya digunakan sebagai alat transportasi, terutama untuk membawa hasil panen atau barang-barang lainnya, tas ini dibuat dari serat alami seperti kulit pohon atau tanaman lokal. Namun, seiring berjalannya waktu, perajin Papua mengembangkan tas ini menjadi lebih bervariasi dalam bentuk dan desainnya

2.       Fungsi Tradisional dan Modern

Secara tradisional, Noken digunakan untuk membawa barang-barang dalam kegiatan sehari-hari, baik untuk keperluan rumah tangga maupun kebutuhan komunal seperti berbelanja di pasar. Namun, dalam beberapa dekade terakhir, Noken juga mulai dianggap sebagai simbol identitas dan kebanggaan budaya Papua. Desain dan motif yang unik sering kali mencerminkan kehidupan sehari-hari, alam sekitar, atau bahkan mitologi tradisional Papua.

3.       Eksplorasi Seni dan Kreativitas

Para perajin Papua menggunakan Noken sebagai medium untuk mengekspresikan seni dan kreativitas mereka. Teknik pembuatannya yang rumit, termasuk tata cara menenun dan motif-motif yang rumit, menjadi cermin dari keahlian dan tradisi turun temurun mereka. Sejumlah besar warna alami, yang berasal dari tanaman lokal, juga digunakan untuk membuat tas ini semakin istimewa.

Baca Juga :  Demo di Libra, Mahasiswa Merauke Tolak RUU TNI

4.       Peningkatan Popularitas dan Dampak Positif

Noken tidak hanya populer di kalangan masyarakat Papua, tetapi juga semakin dikenal di seluruh Indonesia dan dunia. Peningkatan popularitas ini membawa dampak positif bagi ekonomi lokal, dengan meningkatkan permintaan terhadap produk-produk kerajinan tangan khas Papua. Pemerintah dan organisasi non-pemerintah juga turut mendukung pengembangan Noken sebagai upaya pelestarian budaya dan pengembangan ekonomi kreatif di Papua.

5.       Tantangan dan Harapan di Masa Depan

Meskipun Noken terus berkembang dan mendapatkan pengakuan di tingkat nasional dan internasional, masih ada tantangan yang dihadapi, seperti standar kualitas dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. Harapan untuk masa depan adalah agar Noken terus dihargai sebagai bagian penting dari warisan budaya Papua, serta memberikan manfaat ekonomi yang adil bagi masyarakat pembuatnya.

   Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

   Sementara itu Ketua Sanggar Rey May, Kabupaten Jayapura, Marslhal Suebu mengaku bangga lantaran, melalui Program Nomesa, para pelajar maupun Mahasiswa di Provinsi Papua mulai mengetahui cara merajut noken. Selain itu mereka mulai mengenal tentang story Telling atau sejarah tentang noken itu sendiri.

  “Karena memang noken ini bukan tentang benda yang kita gunakan, tapi nilainya dan sejarahnya yang paling penting,” tuturnya.

   Selama proses belajar di ruangan kelas, berbagai kendala ditemukan, salah satunya proses merajut, maupun menganyam. Akan tetapi bagi Duta Noken Papua itu, perosoalan tersebut bukan menjadi suatu problem, sebab tujuan utama dari Nomase memperkenal tentang nilai dan budaya noken kepada generasi muda, sebagaimana arahan dari Uniesco tentang plestarian noken itu sendiri.

   Selain itu nomase ini juga baru dijalankan 2 tahun, sehingga tidak heran Pelajar maupun Mahasiswa masih membutuhkan proses lebih untuk menjadi bisa merajut noken.

   “Karena memang tujuan dari kegiatan ini bukan untuk memaksa anak anak menjadi perajin  noken, tapi lebih kepada mamahami sejarah lahirnya noken sebagai warisan dunia tak benda,” jelasnya. (*/tri)

Baca Juga :  Stop Bullying, Satuan Binmas Polresta Datangi Pelajar

Berikut fakta-fakta menarik dari noken :

1.       Sejarah dan Asal Usul

Tas Noken berasal dari budaya suku-suku di Papua, Indonesia, dan telah digunakan selama berabad-abad. Awalnya digunakan sebagai alat transportasi, terutama untuk membawa hasil panen atau barang-barang lainnya, tas ini dibuat dari serat alami seperti kulit pohon atau tanaman lokal. Namun, seiring berjalannya waktu, perajin Papua mengembangkan tas ini menjadi lebih bervariasi dalam bentuk dan desainnya

2.       Fungsi Tradisional dan Modern

Secara tradisional, Noken digunakan untuk membawa barang-barang dalam kegiatan sehari-hari, baik untuk keperluan rumah tangga maupun kebutuhan komunal seperti berbelanja di pasar. Namun, dalam beberapa dekade terakhir, Noken juga mulai dianggap sebagai simbol identitas dan kebanggaan budaya Papua. Desain dan motif yang unik sering kali mencerminkan kehidupan sehari-hari, alam sekitar, atau bahkan mitologi tradisional Papua.

3.       Eksplorasi Seni dan Kreativitas

Para perajin Papua menggunakan Noken sebagai medium untuk mengekspresikan seni dan kreativitas mereka. Teknik pembuatannya yang rumit, termasuk tata cara menenun dan motif-motif yang rumit, menjadi cermin dari keahlian dan tradisi turun temurun mereka. Sejumlah besar warna alami, yang berasal dari tanaman lokal, juga digunakan untuk membuat tas ini semakin istimewa.

Baca Juga :  Masuk FK Uncen Hanya Bayar UKT, Diklaim Paling Murah

4.       Peningkatan Popularitas dan Dampak Positif

Noken tidak hanya populer di kalangan masyarakat Papua, tetapi juga semakin dikenal di seluruh Indonesia dan dunia. Peningkatan popularitas ini membawa dampak positif bagi ekonomi lokal, dengan meningkatkan permintaan terhadap produk-produk kerajinan tangan khas Papua. Pemerintah dan organisasi non-pemerintah juga turut mendukung pengembangan Noken sebagai upaya pelestarian budaya dan pengembangan ekonomi kreatif di Papua.

5.       Tantangan dan Harapan di Masa Depan

Meskipun Noken terus berkembang dan mendapatkan pengakuan di tingkat nasional dan internasional, masih ada tantangan yang dihadapi, seperti standar kualitas dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. Harapan untuk masa depan adalah agar Noken terus dihargai sebagai bagian penting dari warisan budaya Papua, serta memberikan manfaat ekonomi yang adil bagi masyarakat pembuatnya.

   Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya