Berkat kenyamanan fasilitas, perhatian personal dari guru dan asrama, serta kurikulum yang fokus pada pembentukan karakter dan keterampilan, membuat siswa merasa betah di sekolah itu.
Hal ini terlihat jumlah siswa di sekolah itu tetap stabil, tidak mengalami penurunan dari awal pendaftaran hingga saat ini. Adapun jumlah siswa sebanyak 100 orang, dibagi menjadi empat ruangan belajar, tiap ruangan masing-masing terdapat 25 Siswa.
“Kita di sini tetap stabil ada 100 siswa terdiri dari empat ruangan belajar. Jumlahnya tidak ada pengurangan masih 100 siswa,” ungkap John Mampioper kepada Cenderawasih Pos di Abepura, Kamis (18/9).
Seratus siswa tersebut telah dibekali dengan berbagai materi diantaranya Bela Negara, Wawasan Kebangsaan yang didukung langsung oleh Komando Daerah Militer (Kodam) XVII/Cenderawasih.
Memasuki bulan ke tiga semangat siswa tampak berubah, dari sebelumnya masuk sekolah dengan minder-minder akhirnya menjadi berani. Kondisi ini menandakan interaksi para siswa di sekolah cukup bagus.
Tanda lain terdengar ketika sebagian siswa mencoba berinteraksi dengan menggunakan behasa asing terutama bahasa inggris dengan fasih baik saat di dalam kelas maupun di luar sekolah setelah pulang.
“Ini menunjukkan mereka punya potensi untuk pengembangan kemampuan bahasa asing,” ujarnya.
Perlu diketahui jumlah guru di sekolah itu sebanyak empat orang belum termasuk kepala sekolah dan sementara dilakukan penambahan. Meski alami kekurangan tenaga didik, pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di SRMA 29 Jayapura tetap optimal.
Meski demikian penambahan guru di sekolah yang berlokasi di Tanah Hitam, Abepura itu diharapkan berasal dari Orang Asli Papua atau OAP yang mempunyai kompetensi dalam bidang mengajar serta berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN).
Lebih jauh John menegaskan, Sekolah Rakyat yang digagas oleh Presiden Prabowo ini, untuk memutus rantai kemiskinan melalui pendidikan sekaligus menyiapkan Generasi Emas 2045.