Melihat Kondisi Terminal Tipe A Entrop yang Sudah Beroperasi Hampir 2 Tahun
Terminal Tipe A Entrop diresmikan sejak bulan November 2020 lalu. Setelah hampir dua tahun beroperasi, nampaknya masih banyak yang harus dibenahi, agar kehadiran terminal ini bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Bagaimana kondisi terminal saat ini dan kendala dalam pengelolaannya?
Laporan: Priyadi-Jayapura
Terminal Tipe A Entrop dibangun oleh Kementerian Perhubungan RI sebagai di Kota Jayapura Ibu Kota Provinsi Papua, komitmen membangun terminal ini adalah untuk memberikan
Pelayanan kepada penumpang dan sopir, sehingga dibuat sangat megah, nyaman dan banyak fasilitas yang dihadirkan.
Namun, meski sudah ada terminal yang megah ini, namun sering kali kita lihat sopir-sopir angkot ini banyak memarkir kendarannya diluaran. Mulai dari depan gapura Wali Kota, depan kantor distrik Jayapura selatan maupun sekitar PTC.
Selasa (22/3) siang kemarin, Cenderawasih Pos, mencoba melihat kondisi terminal itu, dan menemui Kepala Terminal Tipe A Entrop Magdalena B.Rohromana. Magdalena mengakui, Terminal Tipe A Entrop dikelola oleh Balai Pengelola Transportasi Darat Provinsi Papua dan Papua Barat di bawah Kementerian Perhubungan RI.
Terminal ini operasinya pada bulan November tahun 2020, yang mana dulu banyak sopir taksi/angkutan umum trayek B1, B2, B3, B4 dan starwagon banyak yang masuk, termasuk pelayanan bus Damri. Sebab, di dalam komplek terminal ini juga ada kantor Damri termasuk untuk pelayanan penjualan tiket.
Menurutnya, untuk perkembangan terminal Tipe A Entrop, memang dari awal berjalan lancar, tapi dengan perkembangan saat ini, dimana ada pandemi Covid-19 ada beberapa taksi atau angkutan umum tidak narik lagi ada juga yang narik tidak mau masuk terminal.
“Alasan kenapa sopir tidak mausk terminal dikarenakan penumpang ingin langsung tidak ingin masuk terminal dan alasan lainnya,” kata Magdalena.
Walaupun demikian, pihaknya tetap berupaya semaksimal mungkin meminta sopir untuk masuk terminal jangan ngetem di jalan, karena di terminal banyak fasilitas yang disediakan. Upaya untuk menertibkan sopir yang tidak mau masuk Terminal juga sudah sering dilaukan Dinas Perhubungan Kota Jayapura dengan lantas Polsek Jayapura Selatan, termasuk melakukan pengawasan di lapangan.
Walaupun demikian, jika pengawasan sudah selesai dilakukan, masih saja ada ada yang balik lagi mangkal di luar terminal. Untuk itu diharapkan sopir harus mendukung program pemerintah untuk memanfaatkan Terminal Tipe A Entrop.
Diakui, fungsi terminal untuk naik turun penumpang terminal ini juga bisa untuk aktivitas lain, seperti tempat olahraga. Dimana setiap hari Selasa dan Kamis dilaksanakan latihan sepatu roda, kemudian ada juga pemeriksaan kesehatan gratis dari PT Jasa Raharja Cabang Papua, Jayapura dilaksanakan 1 bulan setiap hari Rabu, karena pelayanan kesehatan dari Jasa Raharja juga dilakukan keliling di semua terminal.
“Kalau di terminal ini jadwal pelayanan kesehatan oleh Jasa Raharja setiap hari Rabu tergantung jadwal dari mereka setiap bulan. Pelayanan kesehatan diberkan untuk masyarakat dan sopir,”ujarnya.
Untuk fasilitas di dalam terminal juga ada 7 tenan Pujasera yang mana diambil dari para pedagang di terminal lama PTC Entrop, di sana sebagian diberdayakan, karena mintanya para sopir jika beli makan atau minum mintanya yang murah sesuai dengan isi kantongnya.
Kemudian untuk cafetaria ada 10 tenan ukuran 4 x 5 meter, namun saat ini baru 1 yang beroperasi dan ada sekira 9 yang masih kosong, ada juga fasilitas Taman pojok baca dukungan dari Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Jayapura.
Untuk operasional Terminal Tipe A Entrop mengikuti sesuai surat edaran Wali Kota Jayapura, tapi karena angkot tidak sampai malam jadi sampai jam 20.00 WIT sudah sepi pagar sudah ditutup.
Magdalena mengungkapkan, untuk kendala saat ini yang dialami adalah banyak sopir angkot yang tidak masuk. Alasannya sopir ada penumpang yang tidak mau turun di terminal, padahal dulu ramai, jumlah angkot masuk bisa 800 lebih untuk trayek B1, B2, B3, B4. Kalau sekarang ini di data paling 600-an.
“Dengan kondisi ini penumpang bisa menunggu sampai 30 menit lebih, padahal sebelumnya tidak seperti itu menunggu hanya 10-15 menit sudah jalan, jadi pergantiannya cepat yang turun dan naik. Memang supaya Terminal ramai lagi para sopir mintanya pengawasan ketat,”imbuhnya.
Magdalena menambahkan, pemasukan yang didapatkan di terminal hanya dari pajak para penjual yang berjualan di dalam dan ini pembayaran juga diatur langsung oleh Kementerian Keuangan serta bayarnya harus melalui rekening dan dari sopir angkutan umum tidak ada pungutan retribusi.
Oleh karena itu, kedepannya pemanfaatan terminal ini diharapkan bisa lebih maksimal, tidak hanya naik turun penumpang. Jika ada penjual yang sudah masuk semua masukkan akan lebih banyak. “Untuk petugas yang bekerja di sini kurang lebih ada 13 orang, kami harap kedepan para penumpang dan Sopir ini lebih taat aturan saat masuk ke terminal, karena jika sudah masuk terminal otomatis perekonomian para sopir angkot berubah, tidak ada penumpang menunggu di luar karena terminal sudah disiapkan pemerintah harus dimanfaatkan dengan baik tidak lagi penumpang diturunkan di pinggir-pinggir jalan, supir ngetem,”katanya.
Kemudian para sopir dan pedagang serta masyarakat yang ada di dalam terminal juga harus menaati aturan yang disiapkan di terminal contoh menjaga kebersihan, jangan merokok di tempat AC, jangan ludah pinang sembarangan, jangan jorok, tidak boleh Miras, berjudi dan tidak ada premanisme, sekarang ciptakan hal yang baru terminal Terminal rasa bandara atau terminal rasa mall, jadi kenyamanan masyarakat yang diinginkan. (*/tri)