Wednesday, September 18, 2024
27.7 C
Jayapura

Aktif di Prison Akuistik dan Kegiatan Gereja, Ngaku Temukan Kebaikan Tuhan

Dengan aktif terhadap segala kegiatan positif itu, membuatnya merasa harus terus menjalankan hukuman sampai masa tahanannya berakhir.

   “Saya merasa waktu 4 tahun belum cukup untuk merubah perilaku, Sehingga masih ingin berbenah diri di Lapas, sampai masa tahanan berakhir,” ujarnya.

   Diceritakan hal terberat yang dijalani selama di dalam tahanan rindu dengan anak-anaknya di Kampung halamannya di Ormu Necheibe, Distrik Revanirara, Kabupaten Jayapura, Papua.

Bagaimana tidak akibat dari perbuatannya, terpaksa meninggalkan anaknya yang telah ditinggal istrinya yang  meninggal sejak tahun 2012 silam. “Anak saya 2 orang, saat ini mereka tinggal dengan keluarga di Kampung, karena istri saya sudah meninggal tahun 2012 silam,” tuturnya.

  Meski rasa rindu itu berat baginya, akan tetapi, baginya bertemu dengan keluarga bukan solusi untuk memperbaiki diri. Meski rasanya berat, namun Abraham mencoba untuk menahan diri. Karena fokusnya ingin betul-betul memperbaiki sifat dan perilaku terutama hal-hal jahat yang pernah dia lakukan.

Baca Juga :  Mandi-mandi di Pantai Holtekamp Dua Bocah Tenggelam

   “Kalau rindu sudah pasti rindu, akan tetapi, bagi saya berbenah diri lebih penting daripada cepat pulang, namun akhirnya kembali terjerumus ke hal yang jahat,” katanya.

   Diapun mengatakan selama di Sel, dia sangat aktif dengan kegiatan gereja. Bahkan dirinya menjadi pelopor bagi tahanan lain di Lapas Abepura. Dengan aktif kegiatan gereja dia pun berhasil menciptakan lagu berjudul “Kasih Mu Tuhan”. Lagu ini diciptakan karena merasa bahwa di dalam tahanan dia berhasil temukan hal baik.

    “Disini saya temukan Tuhan, itulah inspirasi saya dalam ciptakan lagu itu,” ungkap Abraham.

  Abraham menilai pembinaan di Lapas Abepura cukup baik. Di bawah kepemimpinnan Sulityo  Wibowo, mereka yang di dalam tahanan tidak merasa jenuh. Hal itu terjadi karena Sulistyo cukup aktif menggagas berbagai progam positif untuk membina para narapidana.

Baca Juga :  Belum Ada Solusi Konkret Terkait Politik Lokal dan Lemahnya Penegakan Hukum 

   “Saya sangat berterima kasih karena bisa hidup bersama teman-teman yang dahulunya jahat, tapi dengan dihukum kami semua bisa berubah,” ujarnya.

   Dia pun mengharapkan bila kelak di tahun 2025 mendatang bebas murni dari tahanan, maka akan menjadi role model bagi tahanan lain. Bahkan dia bermimpi akan menjadi orang baik di tengah masyarakat. “Saya memang pernah berbuat salah, tapi saya akan merubah pikiran itu ketika nanti keluar dari tahanan,” tuturnya.  (*/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Dengan aktif terhadap segala kegiatan positif itu, membuatnya merasa harus terus menjalankan hukuman sampai masa tahanannya berakhir.

   “Saya merasa waktu 4 tahun belum cukup untuk merubah perilaku, Sehingga masih ingin berbenah diri di Lapas, sampai masa tahanan berakhir,” ujarnya.

   Diceritakan hal terberat yang dijalani selama di dalam tahanan rindu dengan anak-anaknya di Kampung halamannya di Ormu Necheibe, Distrik Revanirara, Kabupaten Jayapura, Papua.

Bagaimana tidak akibat dari perbuatannya, terpaksa meninggalkan anaknya yang telah ditinggal istrinya yang  meninggal sejak tahun 2012 silam. “Anak saya 2 orang, saat ini mereka tinggal dengan keluarga di Kampung, karena istri saya sudah meninggal tahun 2012 silam,” tuturnya.

  Meski rasa rindu itu berat baginya, akan tetapi, baginya bertemu dengan keluarga bukan solusi untuk memperbaiki diri. Meski rasanya berat, namun Abraham mencoba untuk menahan diri. Karena fokusnya ingin betul-betul memperbaiki sifat dan perilaku terutama hal-hal jahat yang pernah dia lakukan.

Baca Juga :  99 Persen Disengaja, Kerugian Bisa Mencakup Aspek Ekologi, Ekonomi dan Sosial

   “Kalau rindu sudah pasti rindu, akan tetapi, bagi saya berbenah diri lebih penting daripada cepat pulang, namun akhirnya kembali terjerumus ke hal yang jahat,” katanya.

   Diapun mengatakan selama di Sel, dia sangat aktif dengan kegiatan gereja. Bahkan dirinya menjadi pelopor bagi tahanan lain di Lapas Abepura. Dengan aktif kegiatan gereja dia pun berhasil menciptakan lagu berjudul “Kasih Mu Tuhan”. Lagu ini diciptakan karena merasa bahwa di dalam tahanan dia berhasil temukan hal baik.

    “Disini saya temukan Tuhan, itulah inspirasi saya dalam ciptakan lagu itu,” ungkap Abraham.

  Abraham menilai pembinaan di Lapas Abepura cukup baik. Di bawah kepemimpinnan Sulityo  Wibowo, mereka yang di dalam tahanan tidak merasa jenuh. Hal itu terjadi karena Sulistyo cukup aktif menggagas berbagai progam positif untuk membina para narapidana.

Baca Juga :  Serang Polisi, Warga Arso III Ditembak

   “Saya sangat berterima kasih karena bisa hidup bersama teman-teman yang dahulunya jahat, tapi dengan dihukum kami semua bisa berubah,” ujarnya.

   Dia pun mengharapkan bila kelak di tahun 2025 mendatang bebas murni dari tahanan, maka akan menjadi role model bagi tahanan lain. Bahkan dia bermimpi akan menjadi orang baik di tengah masyarakat. “Saya memang pernah berbuat salah, tapi saya akan merubah pikiran itu ketika nanti keluar dari tahanan,” tuturnya.  (*/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya