Kisah Si Kembar yang Meniti Asa di Dunia Balap Sepeda
Dua hati, dua sepeda, satu mimpi. Nabila-Nadila, si kembar yang menapaki jalannya sebagai Kartini-kartini baru di jalur balap. Muda namun berprestasi dan membanggakan.
Laporan: Erianto – Jayapura
Lika-liku sepak terjang Nabila-Nadila yang harus meninggalkan sepatu roda untuk meraih prestasi sebagai atlet balap sepeda profesional merupakan keputusan yang cukup berat. Namun dari keputusan ini ternyata tetap menjadikan keduanya sebagai sosok muda yang beprestasi.
Di bawah terik matahari yang membakar ruas jalan Kota Jayapura, Sabtu (19/4), di balik gemuruh roda dan deru napas yang berpacu dengan waktu, dua sosok mungil melesat beriringan, seolah tak terpisahkan.
Mereka adalah Nabila Putri Ramadany dan Nadila Putri Ramadany. Atlet muda kembar yang kini meniti jalan panjang menuju puncak dunia balap sepeda.
Dengan jersey balap kombinasi biru abu-abu, dilengkapi dengan helm dan sepatu warna hitam, di atas aspal panas dan lintasan-lintasan kecil, mereka mengasah kecepatan dan kelincahan.
Perjalanan mereka menuju dunia sepeda tidaklah dimulai dari pedal dan roda besar. Sejak kecil, Nabila-Nadila justru akrab dengan olahraga sepatu roda.
Namun seiring berjalannya waktu, hasrat baru tumbuh. Saat berusia 15 tahun, keduanya memutuskan hijrah ke dunia balap sepeda (road bike), mencari tantangan baru yang lebih memacu adrenalin. Nabila dan Nadila, si kembar penuh semangat, adalah gambaran nyata dari mimpi dan tekad yang tak kenal lelah.
Awal transisi itu tidak mudah. Beradaptasi dari lincahnya gerak sepatu roda ke kerasnya medan sepeda balap butuh kerja keras ekstra. Namun berkat semangat pantang menyerah yang mereka sebut sebagai “darah kembar”