“Listrik sangat kita butuhkan di sini, karena kita harus kasih nyala AC untuk mengatur suhu ruangan. Supaya tidak terlalu panas dan tidak boleh terlalu dingin dan suhu udara di dalam ini harus tetap terjaga,” katanya.
Dari 3.700 koleksi yang ada tersebut merupakan gabungan dari 10 jenis koleksi. Yakni Geologika, Biologika, Etnografika, Arkeologika, Historika, Numismatika, Heraldika, Filologika, Keramologika, Seni Rupa.
Koleksinya pun beragam mulai dari Koleksi Prasejarah, Arkeologi, Etnografi Seni Rupa, Numismatika -Heraldika, Keramologika, Geologi, Biologi, Relic Sejarah.
Tidak bisa dibayangkan jika satu saat ribuan benda koleksi ini hilang ataupun rusak akibat kurangnya perawatan. Museum yang merupakan salah satu objek budaya, satu tugas dan fungsi adalah sebagai lembaga pendidikan dan studi wawasan bangsa, serta pusat informasi yang besifat edukatif cultural papua.
“Namun sangat disayangkan kondisinya saat ini tak lagi seindah dulu. Dulu kalau orang datang ke sini seperti datang bertamasya. Setelah dari sini, mereka bisa ke sebelah untuk menyaksikan tarian-tarian budaya di taman budaya, tapi lagi-lagi, dua-duanya sudah tidak terawat,” ujarnya.
Belum lagi cerita mistis yang seringkali terjadi di dalam gedung tersebut. Meski tidak mengganggu tetapi aktivitas makhluk tak kasat mata itu, sebenarnya seringkali terjadi baik pagi siang maupun malam hari.
“Kami pernah nyanyi, tetapi suara lain yang mengikuti dan seolah-olah kami bernyanyi bagi suara. Padahal saya sendiri yang nyanyi. Kemudian kadang kalau kita jalan pas kita sedang rapikan benda, ada saja yang mengganggu dengan cara siul atau teriak-teriak, ada juga yang sampai menangis,” ujarnya mengisahkan.
Walau begitu, cerita horor atau aktivitas makhluk tak kasat mata itu sama sekali tidak mengganggu kerja-kerja mereka di sana. (*/tri)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos