Agus menjelaskan, ia tidak pelit dalam membagikan ilmu, karena banyak mahasiswa Institut Seni Budaya Indonesia di Tanah Papua ISBI yang belajar di tempatnya, termasuk Rektor ISBI Papua juga pernah datang ke tempatnya. Agus sendiri merupakan alumni ISBI Papua dan telah mendapat gelar sarjana seni beberapa tahun lalu.
Menurutnya, dari bakat seni yang ia memiliki saat ini sudah diwariskan di kepada anak sulungnya, yang sekarang ikut menekuni membuat karya seni rupa yang dibuatnya. Ia sangat senang ada anaknya yang bisa mewarisi bakatnya bisa menjadi seorang seniman, karena menjadi seorang seniman adalah orang pilihan tidak sembarang orang, karena dibutuhkan kreativitas, inovasi dan bakat karena seni sebagai identitas budaya di daerah itu.
Kata Agus ada sebuah lukisan pernah ia jual di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Papua dengan harga puluhan juta rupiah, termasuk ada juga lukisan yang dijual di mantan Bupati Jayapura Mathius Awoitauw harganya sampai belasan juta rupiah.
“Karya-karyanya saya juga dapat ditemukan di berbagai tempat di Jayapura, termasuk di kantor-kantor pemerintah dan bangunan publik lainnya. Ada di MRP Papua kantor lama di Kotaraja, Di Gapura Uncen Atas dan papan nama dewan baru saja saja buat untuk DPR Kota Jayapura, serta lainnya,”ungkapnya.
Kata Agus ia akan terus menghasilkan karya seni rupa sampai akhir hayat atau dipanggil Tuhan, karena sudah puluhan tahun ia menjaga eksistensi galerinya, hanya untuk bagaimana seni karya yang ia buat tetap terjaga originalnya, karena identitas diri harus dijaga dengan baik.
Ia berpesan juga kepada anak anak muda Papua, bagi yang memiliki bakat seni apakah itu seni rupa, seni musik atau keahlian di bidang seni lainnya, terus dikembangkan karena untuk menjadikan seorang seniman itu tidaklah mudah, dibutuhkan inovasi, kreativitas dan perjuangan dan konsistensi. (*)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos