Friday, February 21, 2025
31.7 C
Jayapura

Kontekstual Budaya Papua, Wajib Sapa Dosen dengan Mama dan Bapa

    Sebaliknya seorang dosen ketika disapa sebagai bapa dan mama, maka peranya tidak saja sebagai pengajar dalam konteks sebagai dosen dan mahasiswa. Seorang dosen akan memiliki peran lebih, layaknya sebagai orang tuanya di kampus. Dosen akan menasehati jika menemukan anaknya yang bermasalah, memberikan solusi, mendidik dan mengajarkan mereka tentunya.

    Dosen juga diharapkan lebih peka lagi melihat kebutuhan akademiknya, membantu mereka mempercepat proses perkuliahanya. Dengan kata lain, dosen berperan sebagai orang tua sekaligus pendidik dari mahasiswanya.

    Karena itu, dia juga berharap, ketika seorang mahasiswa mengganggap dosennya sebagai orang tuanya, begitu sebaliknya, maka ada hasil maksimal yang dicapai, misalnya bagaimana anak-anak itu belajar tepat waktu, selesai tepat waktu dan pada akhirnya, mereka cepat tinggalkan kampus dan akhirnya kembali ke tengah masyarakat dan bersaing secara sehat.

Baca Juga :  Pengumuman Kelulusan, Sekolah Harus Terapkan Efisiensi Biaya

     “Jadi siklus seperti yang mau kita bangun dari kampus, bukan saja akademiknya tetapi karakter mereka juga kita bina,”pungkasnya. (*/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

    Sebaliknya seorang dosen ketika disapa sebagai bapa dan mama, maka peranya tidak saja sebagai pengajar dalam konteks sebagai dosen dan mahasiswa. Seorang dosen akan memiliki peran lebih, layaknya sebagai orang tuanya di kampus. Dosen akan menasehati jika menemukan anaknya yang bermasalah, memberikan solusi, mendidik dan mengajarkan mereka tentunya.

    Dosen juga diharapkan lebih peka lagi melihat kebutuhan akademiknya, membantu mereka mempercepat proses perkuliahanya. Dengan kata lain, dosen berperan sebagai orang tua sekaligus pendidik dari mahasiswanya.

    Karena itu, dia juga berharap, ketika seorang mahasiswa mengganggap dosennya sebagai orang tuanya, begitu sebaliknya, maka ada hasil maksimal yang dicapai, misalnya bagaimana anak-anak itu belajar tepat waktu, selesai tepat waktu dan pada akhirnya, mereka cepat tinggalkan kampus dan akhirnya kembali ke tengah masyarakat dan bersaing secara sehat.

Baca Juga :  Terbitkan 1.042 Sertifikat HaKI, Pendaftaran HaKI Untuk OAP Gratis

     “Jadi siklus seperti yang mau kita bangun dari kampus, bukan saja akademiknya tetapi karakter mereka juga kita bina,”pungkasnya. (*/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya

/