Namun dari salah satu sumber Cenderawasih Pos, menyebut bahwa SMAN 8 Jayapura adalah salah satu sekolah menengah atas negeri yang akan dihadirkan oleh Pemerintah Kota Jayapura untuk menampung peserta didik di wilayah Distrik Jayapura Selatan.
Sebab, selama ini, hanya ada satu SMAN di wilayah tersebut, yaitu SMAN 4 Jayapura di Entrop. Tahun ini, SMAN 8 Jayapura telah melakukan penerimaan peserta didik baru dengan kuota 3 rombongan belajar atau 3 kelas, dengan setiap kelas menampung sekitar 36 peserta didik.
Untuk kepala sekolah, Dinas Pendidikan Kota Jayapura masih akan menunjuk seorang kepala sekolah sementara dari salah satu guru SMAN 4 Jayapura. Guru-guru yang mengajar di SMAN 8 Jayapura juga akan berasal dari SMAN 4 Jayapura.
“Nantinya, ketika SMAN 8 Jayapura sudah memiliki gedung dan fasilitas yang memadai di lokasi yang telah ditentukan, yaitu di Kolam Buaya Entrop (bekas lokasi pendaratan dan cabang olahraga paralayang), guru-guru tersebut akan diberikan Surat Keputusan (SK) resmi.” ungkap sumber tersebut.
Tujuan penambahan sekolah negeri di wilayah Jayapura Selatan adalah untuk mengurangi jumlah peserta didik yang terpusat di SMAN 4 Jayapura. Alasan mengapa lokasi SMAN 4 Jayapura tidak dipindah seperti rencana sebelumnya adalah karena biaya yang dibutuhkan untuk membangun sekolah baru yang setara dengan SMAN 4 Jayapura tidak mencukupi, yaitu sekitar Rp 1 triliun.
Menanggapi itu, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Kota Jayapura melalui Komisi D DPRD yang menangani pendidikan menyambut baik dan mendukung rencana Pemerintah Kota Jayapura untuk membangun SMAN 8 di Distrik Jayapura Selatan.
“Kami di Komisi D DPRD Kota Jayapura menyambut baik dan mendukung rencana Pemerintah Kota Jayapura untuk membangun SMA Negeri 8 di Distrik Jayapura Selatan,” kata Ketua Komisi D, Deli Lusyana Watak dalam keterangan tertulisnya, Jumat (16/5) sore.
Deli mengaku dirinya pernah mendengar informasi tersebut, bahwa saat ini operasional SMA Negeri 8 sementara menumpang di SMA Negeri 4, karena bangunan sekolahnya masih dalam proses perencanaan.
Hal ini kata Deli tentu menjadi perhatian serius, mengingat SMA Negeri 4 sendiri sudah mengalami kelebihan kapasitas siswa. “Kami memahami bahwa pembangunan sekolah baru memerlukan pertimbangan matang, baik dari sisi kesiapan tenaga pendidik, sarana dan prasarana, maupun kebutuhan anggaran,” jelasnya.