Perjuangan Petugas Kebersihan Menangani Sampah Pasca Bencana di Kota Jayapura
Warga yang menjadi korban atau terdampak banjir, Jumat (7/1) lalu memang dengan sigap diberikan bantuan, terutama makanan siap saji maupaun Sembako. Namun, setelah banjir surut, menyisakan tumpukan sampah di mana-mana, yang harus diangkut petugas kebersihan Kota Jayapura.
Laporan : Rahayu Nur Hasanah_JayapuraÂ
Pasca banjir banjir dan longsor yang terjadi pada Jumat (7/1) lalu, tidak hanya sampah dan material yang terbawa banjir yang berhamburan di jalanan. Beberapa saat, bahkan beberapa hari setelah banjir, tumpukan sampah di lingkungan pemukiman warga mulai diangkut keluar.
 Perabot rumah tangga yang rusak akibat terendam banjir, mulai dari kasur, sofa, dinding triplek dan sampah rumah tangga lainnya menumpuk di mana-mana. Hal ini tentu butuh kerja keras dari petugas kebersihan untuk mengangkutnya,
  Kabid Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 Kota Jayapura Augusthinus T. Ondi mengungkapkan bahwa penanggulangan sampah pasca banjir dan longsor mulai dilakukan sejak banjir dengan mengerahkan 20 Armada dam truk.
 “Untuk penanganan kebersihan kita mulai di hari Jumat dan Sabtu, di mana kita memang awalnya fokus hanya ke pembersihan di daerah sepanjang jalan protokol. Mulai dari Abe, distrik Jayapura selatan, dengan titik di depan kantor distrik Jayapura Selatan. Kita membersihkan beberapa pohon yang tumbang. selanjutnya hari Senin itu kita konsentrasi ke bantaran kali Acai.” ujarnya.
  Pembersihan yang dilakukan adalah dengan mengangkut semua material sampah yang terbawa banjir.Sesuai dengan masa tanggap darurat pada 7-14 Januari, pihaknya melakukan penanganan pembersihan di lokasi Organda pada hari Minggu (8/01) dengan kekuatan 6 Armada dam truk. Dan pada hari Rabu, pihaknya kembali lagi ke lokasi, karena masih ada sampah yang baru keluarkan. Seperti sofa, lemari, kasur yang sudah hancur.
  “Kita kembali lagi kerja di situ Rabu dan terakhir kita seluruh OPD kota Jayapura bersama walikota dan wakil ditambah TNI Polri hari Sabtu lakukan kerja bakti di titik-titik organda di daerah belakang USTJ atau biasa disebut Konya, dan juga di perumnas 4. Dimana kita mengangkut muatan sedimentasi dan Sampah akibat genangan banjir tersebut,” Ujarnya.
  Armada yang dimiliki ada yang melayani di seputaran pasar Yotefa, kali acai dan jalan jalan yang terdampak banjir. “Jadi untuk mereka termasuk sampai di SMA 4 dan di sepanjang Jalan Kelapa 2 Entrop ini itupun sudah ditangani secara rutin, baik malam hari maupun pagi hari.” ujarnya.
  Dalam penanganan sampah di lokasi tersebut petugas masih menambah satu rit lagi untuk mengangkut sampah yang tidak terangkut. Karena volume timbunan sampah yang sangat banyak.
  “Jadi mulai hari Senin kita kontraksi di Pasar Youtefa, seputaran Bantaran kali Acai, hampir 20 Armada yang kita kerahkan selama adanya bencana banjir ini dan sudah kita tangani. Mungkin yang belum kita tangani sampai hari ini pasar yotefa di dalam pasarnya, itu kita tidak ambil.” ujarnya.
  Hal tersebut dilakukan sebab pihak Dinas Kebersihan menunggu perintah dari Wali kota terkait pengangkutan sampah di dalam pasar Youtefa. Karena sebenarnya Pasar Youtefa memang harus pindah lokasi ke Pasar Youtefa Baru di otonom.
  “Memang kalau mau dipikir-pikir sebenarnya sudah ada aturan yang kita harus memindahkan pasar Youtefa ke pasar Youtefa baru di otonom. Tapi memang para pedagang tidak mau pindah hingga sekarang terkena bencana. Jadi kita masih menunggu perintah selanjutnya.” ujarnya.
  Meskipun menunggu perintah, namun setiap hari pedagang selalu mengeluarkan sampah dan menumpuk sampah di pinggir jalan, sehingga petugas tetap mengangkut sampah tersebut.
 “Sehingga apabila ada sampah di pinggir jalan ya mau tidak mau harus tetap kita bersihkan.” ujarnya.
  Sementara itu, terkait penanganan sampah pasca bencana. Pihaknya terkendala terkait anggaran untuk mengisi bahan bakar BBM untuk kendaraan dam trek yang beroperasi. “Kendala yang kita hadapi kita ketahui bersama bahwa DPA baru jadi, antara memang tidak ada anggaran. Untuk menggerakkan armada ini kan kita perlu biaya, untuk BBM dan sebagainya, kita terbantu dengan bantuan dari pemerintah pusat tetapi sampai saat ini belum ada kita dapatkan.” ujarnya.
  Menurutnya, sampai saat ini tidak ada bantuan BBM. Sehingga sampai saat ini pihaknya masih memakai BBM rutin yang setiap hari dipakai untuk beroperasi mengangkat sampah kota. “Memang untuk hari Senin kita belum bergerak kendalanya terbentur BBM. kita masih menunggu BBM. Kita terus menunggu kira-kira ada suntikan danakah dari tim penanggulangan bencana. Kita punya perincian kebutuhan biaya untuk mengakomodir 20 armada itu sudah kita masukkan. Tetapi dari hari pertama hingga hari ini berjalan dengan apa adanya.” ujarnya.
  Hal ini memberatkan karena dalam setiap hari rata-rata satu armada harus mengangkut hingga 2 rit. Atau melakukan pengangkutan 2 kali.
  “Jadi setelah pagi mereka selesai buang sampah rutin, mereka akan mengangkat kembali, sekitar jam 12 makan, mengangkut sekali lagi. Dan pulang sore istirahat untuk malam, kembali lagi rutinitas seperti biasa. cuma itulah kita terkendala anggaran BBM.” Ujarnya.
  Tetapi untuk menangani kendala tersebut, pihaknya berusaha mengupayakan agar sampah tetap dapat terangkut dengan baik. “Agar sampah itu bisa terangkut, digabung dengan rutinitas yang mereka jalani setiap hari. Karena kalau BBM untuk yang rutin setiap hari itu sudah disediakan oleh dinas. Tetapi untuk membackup yang intensial seperti bencana ini memang kita masih berharap dari pemerintah, BPBD, dalam hal ini juga bapak wakil yang selama ini jadi ketua tim penanggulangan bencana.” ujarnya.
  Namun menurutnya hal itu bukan menjadi kendala yang harusnya, ketika ada perintah untuk mengangkut, pihaknya tetap mengusahakan.
  “Tapi kita tetap berusaha bagaimana caranya. Hutang dimana, yang penting bisa berjalan. sampai hari ini tidak ada kendala, masalah kita masih tetap bisa bekerja walaupun terbentur tadi tapi kita bekerja sampai saat ini.” tandasnya (*/tri)