Misi yang diberikan oleh Bupati Jayapura dan tantangan bagi aksi kemanusiaan di Kabupaten Jayapura yaitu terpenuhinya 50 kantong dara setiap hari. Salah satu tekad terbesarnya adalah memenuhi kebutuhan 50 kantong darah setiap hari. Baginya, darah bukan sekadar angka, tetapi nyawa yang bisa diselamatkan.
“Selama ini masyarakat sering kesulitan mencari darah. Kami harus memastikan bahwa RSUD Yowari dan fasilitas kesehatan lain tidak lagi kekurangan,” ujarnya penuh komitmen. Tekad itu ia jalankan dengan menyiapkan orientasi pengurus baru, menyusun rapat kerja, dan merancang kerja sama dengan berbagai pihak.
“Untuk memenuhi target 50 kantong dara per hari, kami akan melakukan MOU dengan BUMN, BUMD, hingga TNI dan Polri akan digandeng dalam gerakan bersama untuk memperkuat layanan donor darah,” katanya dengan optimis.
Ada satu hal yang membuat Rendy optimis: semangat anak-anak muda. Dalam beberapa kegiatan donor darah, pelajar sering tampil sebagai kelompok paling cepat merespons. Karena itu, ia segera membentuk struktur relawan tingkat pelajar yang terintegrasi dengan PMR sekolah.
Di Sekolah YPKP Sentani, misalnya, kolaborasi PMI dengan para siswa, guru, dan alumni telah menghasilkan aksi donor darah mandiri. Gerakan kecil ini memberi harapan besar bahwa budaya mendonor bisa tumbuh sejak dini.
Rendy sadar bahwa pelayanan PMI tak hanya soal darah. Pada Desember mendatang, ia menyiapkan rangkaian kegiatan kesehatan gratis mulai dari pemeriksaan umum, skrining penyakit menular, hingga pemeriksaan katarak. Semuanya dirangkaikan dengan perayaan Natal momen yang selalu hangat bagi masyarakat Jayapura.
Di sisi internal, ia ingin memperkuat tenaga PMI. Selama ini hanya empat hingga lima orang yang aktif di unit donor darah. Dengan dukungan kebijakan Bupati, PMI akan menambah tenaga medis agar layanan bisa beroperasi lebih lama setiap hari.