Untuk melindungi data dari serangan peretas, dapat dilakukan beberapa hal. Diantaranya monitoring data secara reguler. Setiap akademiso wajib melakukan pengumpulan data dan pengukuran kemajuan atas objektif program, memantau perubahan yang fokus pada proses dan keluaran. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan pengamatan atas kualitas dari layanan yang dimiliki.
“Artinya Uncen harus memiliki staf yang memang cukup mapan di bidang pengamanan data, kemudian data elektonik harus disimpan pada sistem yang valid,” imbuh Yudihistria
Lebih lanjut dijelaskan, perlu membuat kata sandi yang kuat. Kata sandi yang kuat merupakan garis pertahanan pertama terhadap upaya peretasan. Kata sandi yang kuat biasanya terdiri dari kombinasi satu huruf kecil, satu huruf besar, satu angka, dan empat simbol serta tidak digunakan untuk beberapa akun.
“Gunakan manajer kata sandi untuk menyimpan dan mengelola kata sandi Anda dengan aman,” kata Yudihistria
Lebih lanjut diminta untuk mengaktifkan Otentikasi Dua Faktor (2FA). Otentikasi dua faktor menambahkan lapisan keamanan ekstra dengan meminta verifikasi tambahan selain kata sandi.
“Dengan 2FA, meskipun hacker berhasil mendapatkan kata sandi, namun mereka tetap memerlukan kode verifikasi tambahan yang hanya dapat diakses oleh pemilik data elektonik,” ujarnya.
Selain itu, perbarui perangkat punak dan sistem operasi. Perangkat lunak dan sistem operasi yang tidak diperbarui rentan terhadap eksploitasi oleh hacker. “Kita harus bisa memastikan bahwa pangkat kita sudah diperbaharui, untuk melindungi diri dari kerentanan yang baru ditemukan,” kata dia.
Yudihistria berharap melalui perkuliahan umum tersebut, dapat memberikan manfaat bagi Uncen. Sehingga kedepannya mereka bisa lebih antisipasi terhadap pengamanan data mulai dari fising, malware maupun berbagai serangan lainnya.
“Sistem elektonik sifatnya terhubung, siapapun bisa mengakses, jika kita tidak menjaga data itu secara baik, maka siapapun bisa menghack,” ujarnya.
Sementara itu Sekretaris Lembaga Pengembangan dan Penjaminan Mutu (LP2M) Uncen, Alfred Antoh, mengatakan selama ini sistem elektronik di Uncen, sering kali bermasalah. Paling krusial, pada proses penginputan data data mahasiswa. Tapi juga penginputan nilai nilai akademik dari mahasiswa.
Hal iti terjadi karena sistem elektonik diretas oleh orang orang yang tidak bertanggungjawab atau disebut hacker. “Dengan adanya pelatihan ini kami berharap data data elektronik di uncen kedepan semakin dikelolah secara baik,” pungkasnya. (*/tri)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos