Cerita Maklon Woru (67), Mengais Rezeki dengan Mendulang Emas di Kali Anafre
Beberapa wilayah di Kota Jayapura ini diyakini menyimpan butiran emas. Aktifitas pendulangan emas ini pernah marak, tapi kini hanya menyisakan beberapa lokasi seperti di kawasan Buper Waena dan di sekitar Kali Anafre.
Laporan: Karolus Daot_Jayapura
Jumat (13/6) siang, cuaca di Kota Jayapura terasa menyengat. Namun sepertinya tidak begitu dirasakan oleh puluhan warga yang berkubang di Kali Anafre, tepatnya di belakang Bank Papua, Kota Jayapura. Mulai dari anak-anak muda bertubuh kekar hingga orang tua berambut putih, tekun menggoyang wajan.
Suara “sak sek sak sek” berpadu dengan gemericik aliran air sungai yang terlihat berwarna coklat. Mereka sibuk menggoyang wajan di tangan, sambil sesekali menyingkap butiran pasir dan lumpur, berharap ada butiran emas.
Saat tak ditemukan apa yang diharapkan, mereka tak putus asa. Bongkahan tanah baru yang mereka bahwa kembali digoyang dengan sedikit aliran air. Di sisi mereka, karung-karung berukuran 10 kilogram berderet rapi. Isinya bukan sekadar tanah, namun harapan akan butiran logam mulia yang bisa untuk menyambung kebutuhan hidup mereka.
Karung-karung itu dibawa dari lereng Gajah Putih, dan Polimak, Distrik Jayapura Utara. Di sanalah tanah yang diyakini mengandung emas digali, dicangkul, dikemas, dan diangkut ke Kali Anafre tempat dulang emas itu berlangsung
“Bagaimana ade, ko bikin apa di sini” sapa seorang pria kekar saat Cenderawasih Pos mendekati mereka di tengah Kali Anafre itu.
Seorang pria lanjut usia, Maklon Woru (67 tahun) mengajak berbincang di tempat yang teduh di atas talud, di bawah pohon rindang yang tumbuh tak jauh dari lokasi dulang.
“Mari adik, kita ke atas. Di sini panas,” ujarnya lembut.