Thursday, October 16, 2025
28.1 C
Jayapura

Efektifitas MBG Sulit Diukur bila Tidak Mengacu Angka Kecukupan Gizi

Pendapat Ahli Gizi Poltekkes Jayapura Terkait Program MBG di Kota Jayapura

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) masih menghadapi sejumlah sorotan serius di tengah masyarakat. Mulai dari kasus keracunan, dugaan potensi terjadinya korupsi, pemanfaatan anggaran yang tidak optimal, hingga penyajian menu yang tidak sepadan kebutuhan gizi dan selera anak. Lantas seperti apa pendapat ahli gizi terkait menu MBG ini?

Laporan: Jimianus Karlodi_Jayapura

Peningkatan gizi anak sekolah tidak bisa hanya mengandalkan satu kali makan siang semata. Capain tujuan utama program MBG untuk memperbaiki status gizi siswa melalui pemberian makanan sehat dan bernutrisi setiap hari, akan sulit terukur, bila menu yang disajikan tidak sesuai standar.

Baca Juga :  Butuhkan KIS dan KIP Untuk Jaminan Pendidikan dan Kesehatan 

Terkait dengan itu ahli gizi Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kementerian Kesehatan Jayapura menjelaskan secara detail terkait dengan program prioritas presiden Prabowo itu.
Kepada Cenderawasih Pos para ahli ini dari kampus ini, menyebutkan bahwa setiap menu makanan yang disajikan dalam program makan bergizi gratis dipastikan harus mengandung gizi tinggi dan berkualitas. Semua makanan juga sudah dipastikan melalui penilaian Badan Gizi Nasional (BGN) sehingga dipastikan layak dikonsumsi guna perbaikan gizi anak.

Demikian disampaikan Maxianus K Raya, STP, MPH Ketua Prodi Sarjana Terapan Gizi (Prodi STr Gz) Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kementerian Kesehatan Jayapura kepada Cenderawasih Pos di Padang Bulan, Selasa (14/10).

Maxianus menjelaskan bahwa BGN telah bekerjasama dengan kementerian kesehatan untuk mengetahui angka kecukupan gizi setiap MBG yang disalurkan kepada penerima manfaat. Dalam hal ini para pelajar dan ibu hamil dan menyusui.

Baca Juga :  Dimasak Tiga Hari sebagai Pengganti Daun Jati

Pendapat Ahli Gizi Poltekkes Jayapura Terkait Program MBG di Kota Jayapura

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) masih menghadapi sejumlah sorotan serius di tengah masyarakat. Mulai dari kasus keracunan, dugaan potensi terjadinya korupsi, pemanfaatan anggaran yang tidak optimal, hingga penyajian menu yang tidak sepadan kebutuhan gizi dan selera anak. Lantas seperti apa pendapat ahli gizi terkait menu MBG ini?

Laporan: Jimianus Karlodi_Jayapura

Peningkatan gizi anak sekolah tidak bisa hanya mengandalkan satu kali makan siang semata. Capain tujuan utama program MBG untuk memperbaiki status gizi siswa melalui pemberian makanan sehat dan bernutrisi setiap hari, akan sulit terukur, bila menu yang disajikan tidak sesuai standar.

Baca Juga :  Tak Mau Bebani Orang Tua Murid, Pihak Sekolah Maksimalkan Dana BOS

Terkait dengan itu ahli gizi Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kementerian Kesehatan Jayapura menjelaskan secara detail terkait dengan program prioritas presiden Prabowo itu.
Kepada Cenderawasih Pos para ahli ini dari kampus ini, menyebutkan bahwa setiap menu makanan yang disajikan dalam program makan bergizi gratis dipastikan harus mengandung gizi tinggi dan berkualitas. Semua makanan juga sudah dipastikan melalui penilaian Badan Gizi Nasional (BGN) sehingga dipastikan layak dikonsumsi guna perbaikan gizi anak.

Demikian disampaikan Maxianus K Raya, STP, MPH Ketua Prodi Sarjana Terapan Gizi (Prodi STr Gz) Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kementerian Kesehatan Jayapura kepada Cenderawasih Pos di Padang Bulan, Selasa (14/10).

Maxianus menjelaskan bahwa BGN telah bekerjasama dengan kementerian kesehatan untuk mengetahui angka kecukupan gizi setiap MBG yang disalurkan kepada penerima manfaat. Dalam hal ini para pelajar dan ibu hamil dan menyusui.

Baca Juga :  Sekwan DPR Papua Berbagi Kasih di 3 Ponpes

Berita Terbaru

Artikel Lainnya

/