Thursday, April 25, 2024
28.7 C
Jayapura

Pelototi Jalur Tikus, Muatan Daging Beku Boleh Lewat

Ragam Tantangan Menyekat Angkutan Pembawa Ternak

Ada pedagang yang ngeyel berjualan karena yakin kambingnya aman dari penyakit mulut dan kuku. Namun, para sopir pengangkut ternak rata-rata kooperatif saat diminta putar balik.

PASAR yang sudah tutup itu tiba-tiba ”ramai” lagi. Sejumlah pedagang ternak kambing ngeyel berjualan.

”Sekarang pasarannya Pahing, jadi di sini buat jualan kambing,” ujar Satubi, salah seorang pedagang dan peternak kambing, kepada Jawa Pos Radar Mojokerto Rabu (11/5) pagi.

Padahal, Pasar Ngrame, Kabupaten Mojokerto, tempat Satubi hendak berdagang, di-lockdown karena merebaknya penyakit mulut dan kuku (PMK).

Selain Kabupaten Mojokerto, penutupan sementara dilakukan di tiga kabupaten lain di Jawa Timur: Gresik, Sidoarjo, dan Lamongan. Penutupan sementara itu juga diikuti penyekapan di semua pintu keluar masuk Kabupaten Mojokerto.

Namun, Satubi bersikeras kalau PMK tidak akan menjangkiti kambing. Kondisi 100 ekor kambing miliknya sehat. ”Kambingnya teman-teman juga begitu. Nggak ada yang sakit,” katanya.

Satubi dan para pedagang kambing akhirnya dibubarkan setelah petugas Dinas Pertanian Kabupaten Mojokerto kembali menyosialisasikan PMK dan penutupan pasar hewan sementara tersebut. ”Sebenarnya sudah kami sosialisasikan bahwa pasar hewan kami tutup sementara sejak 8 Mei sampai 6 Juni. Sekaligus kambing ini berpotensi tertular PMK, sama dengan sapi karena sama-sama jenis ruminansia berkuku belah,” jelas Kepala Dinas Pertanian (Disperta) Kabupaten Mojokerto Nurul Istiqomah.

Kengeyelan beberapa pedagang kambing itu menjadi salah satu tantangan yang dihadapi para petugas penyekat lalu lintas hewan ternak di sejumlah kabupaten di Jawa Timur, provinsi yang menjadi episentrum PMK.

Masih di Kabupaten Mojokerto, para petugas tidak hanya memelototi jalur utama perbatasan antardaerah. Tetapi juga menjaga jalur tikus yang berpotensi dilewati sejumlah pengemudi truk bermuatan sapi.

Baca Juga :  Lakukan Deteksi Dini,  Jangan Tunggu Sampai Mental Anak Kritis Baru Diobati

Kasatlantas Polres Mojokerto AKP Arpan menyatakan, petugas gabungan dari polsek dan polres disiagakan di empat titik checkpoint. Yakni, di Trowulan, Ngoro, Trawas, dan Mojosari. ”Untuk jalur tikus, kami sesuaikan dengan setiap polsek. Misalnya, di perbatasan Mojokerto–Jombang, Polsek Trowulan yang melakukan pemetaan. Yang jelas, jalur yang masih bisa dilalui kendaraan pikap dan truk saja yang kami awasi,” ungkapnya.

Lebih lanjut, penyekatan hanya berlaku bagi angkutan pembawa ternak hidup. Artinya, itu tidak berlaku bagi kendaraan bermuatan daging beku. Sebab, petugas berfokus menghalau terjadinya lalu lintas perdagangan ternak berkuku belah sejak PMK mewabah di Kabupaten Mojokerto. ”Truk pendingin muatan daging beku masih boleh lewat. Sebab, memang virus itu menyerang hewan ternak yang masih hidup,” jelasnya.

Sejak Selasa (10/5) malam, petugas belum mendapati adanya angkutan pembawa ternak yang melintasi jalur perbatasan. Baik masuk maupun keluar Mojokerto.

Arpan menegaskan, penyekatan bakal terus dilakukan hingga waktu yang belum ditentukan. ”Sangat mungkin sampai kondisi (wabah PMK, Red) membaik,” katanya.

Di Gresik, Kasatreskrim Polres Gresik Iptu Wahyu Rizki Saputro menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan penyekatan kendaraan di wilayah perbatasan. Yang disasar, kendaraan pengangkut hewan ternak, baik dari wilayah Gresik maupun luar Gresik. ”Pada prinsipnya mengarantina hewan ternak agar PMK tidak semakin meluas,” ujarnya.

Penyekatan itu berlangsung sejak Selasa (10/5) malam. Salah satu tantangannya, banyak kendaraan hewan ternak yang beroperasi pada malam hari hingga dini hari. Beruntung, saat terjaring operasi, para pengemudi truk hewan ternak berkenan untuk putar balik. ”Mereka memahami dan tidak menimbulkan gejolak di lapangan,” jelas Wahyu.

Upaya lainnya, jajaran Polres Gresik juga telah melakukan sosialisasi kepada pengelola rumah potong hewan (RPH), pasar hewan, maupun para pedagang daging di wilayah Gresik. ”Dalam rangka sosialisasi, bila hewan ternak terjangkit wabah PMK, hendaknya segera melapor kepada dinas terkait serta melakukan upaya penanganan dan pencegahan,” tuturnya.

Baca Juga :  Banjir Terparah Kali ini, Proses Pembelajaran Ditargetkan Normal Minggu

Sementara itu, Kasatlantas Polres Gresik AKP Engkos Sarkosi menuturkan bahwa penyekatan kendaraan hewan ternak tersebut bersifat preventif. Jadi, para pengemudi yang terjaring operasi tidak perlu khawatir mendapat sanksi. ”Sudah ada puluhan kendaraan yang terjaring. Namun, kami hanya meminta untuk kembali dan putar balik,” ujarnya.

Bahkan, jika kondisi ternak yang diangkut menunjukkan gejala PMK, pihaknya bersama Satgas Pangan Gresik akan membantu melakukan isolasi dan penanganan yang tepat. ”Misalnya, isolasi atau karantina hewan ternak tersebut,” katanya.

Pembatasan akses pengiriman ternak dari dan ke luar Sidoarjo sampai kemarin juga dilakukan. Kapolresta Sidoarjo Kombespol Kusumo Wahyu Bintoro ikut terjun langsung untuk mengawal penyekatan. ”Hari ini (kemarin) penyekatan dilakukan petugas dari polsek perbatasan,” kata Kusumo kemarin.

Misalnya, di perbatasan barat Sidoarjo, Polsek Balongbendo dan Polsek Tarik diminta berjaga. Di sisi selatan, petugas Polsek Porong dan Prambon yang bertugas. Di sisi utara, giliran petugas dari jajaran Polsek Waru dan Taman. ”Di waktu-waktu tertentu keliling,” ucapnya.

Kusumo menyebutkan, sampai saat ini fokus penyekatannya adalah jalan besar, baik jalan nasional, kabupaten, maupun provinsi. ”Jalan-jalan tikus belum, masih jalan provinsi dan kabupaten dulu,” jelasnya.

Namun, saat petugas berkeliling untuk melakukan pemantauan, jika ditemukan kendaraan pengangkut ternak akan ke luar kota lewat jalan alternatif, mereka tetap diminta putar balik. Kusumo menyebut selama ini tidak ada gejolak dari pengendara yang ditertibkan untuk putar balik. ”Sebab, sebelum diminta putar balik, mereka diberi pemahaman daripada ternaknya tertular,” katanya. (uzi/yog/adi/vad/ron/c14/ttg/JPG)

Ragam Tantangan Menyekat Angkutan Pembawa Ternak

Ada pedagang yang ngeyel berjualan karena yakin kambingnya aman dari penyakit mulut dan kuku. Namun, para sopir pengangkut ternak rata-rata kooperatif saat diminta putar balik.

PASAR yang sudah tutup itu tiba-tiba ”ramai” lagi. Sejumlah pedagang ternak kambing ngeyel berjualan.

”Sekarang pasarannya Pahing, jadi di sini buat jualan kambing,” ujar Satubi, salah seorang pedagang dan peternak kambing, kepada Jawa Pos Radar Mojokerto Rabu (11/5) pagi.

Padahal, Pasar Ngrame, Kabupaten Mojokerto, tempat Satubi hendak berdagang, di-lockdown karena merebaknya penyakit mulut dan kuku (PMK).

Selain Kabupaten Mojokerto, penutupan sementara dilakukan di tiga kabupaten lain di Jawa Timur: Gresik, Sidoarjo, dan Lamongan. Penutupan sementara itu juga diikuti penyekapan di semua pintu keluar masuk Kabupaten Mojokerto.

Namun, Satubi bersikeras kalau PMK tidak akan menjangkiti kambing. Kondisi 100 ekor kambing miliknya sehat. ”Kambingnya teman-teman juga begitu. Nggak ada yang sakit,” katanya.

Satubi dan para pedagang kambing akhirnya dibubarkan setelah petugas Dinas Pertanian Kabupaten Mojokerto kembali menyosialisasikan PMK dan penutupan pasar hewan sementara tersebut. ”Sebenarnya sudah kami sosialisasikan bahwa pasar hewan kami tutup sementara sejak 8 Mei sampai 6 Juni. Sekaligus kambing ini berpotensi tertular PMK, sama dengan sapi karena sama-sama jenis ruminansia berkuku belah,” jelas Kepala Dinas Pertanian (Disperta) Kabupaten Mojokerto Nurul Istiqomah.

Kengeyelan beberapa pedagang kambing itu menjadi salah satu tantangan yang dihadapi para petugas penyekat lalu lintas hewan ternak di sejumlah kabupaten di Jawa Timur, provinsi yang menjadi episentrum PMK.

Masih di Kabupaten Mojokerto, para petugas tidak hanya memelototi jalur utama perbatasan antardaerah. Tetapi juga menjaga jalur tikus yang berpotensi dilewati sejumlah pengemudi truk bermuatan sapi.

Baca Juga :  Bersyukur Bisa Terpilih, Komitmen Kembali Melayani Masyarakat

Kasatlantas Polres Mojokerto AKP Arpan menyatakan, petugas gabungan dari polsek dan polres disiagakan di empat titik checkpoint. Yakni, di Trowulan, Ngoro, Trawas, dan Mojosari. ”Untuk jalur tikus, kami sesuaikan dengan setiap polsek. Misalnya, di perbatasan Mojokerto–Jombang, Polsek Trowulan yang melakukan pemetaan. Yang jelas, jalur yang masih bisa dilalui kendaraan pikap dan truk saja yang kami awasi,” ungkapnya.

Lebih lanjut, penyekatan hanya berlaku bagi angkutan pembawa ternak hidup. Artinya, itu tidak berlaku bagi kendaraan bermuatan daging beku. Sebab, petugas berfokus menghalau terjadinya lalu lintas perdagangan ternak berkuku belah sejak PMK mewabah di Kabupaten Mojokerto. ”Truk pendingin muatan daging beku masih boleh lewat. Sebab, memang virus itu menyerang hewan ternak yang masih hidup,” jelasnya.

Sejak Selasa (10/5) malam, petugas belum mendapati adanya angkutan pembawa ternak yang melintasi jalur perbatasan. Baik masuk maupun keluar Mojokerto.

Arpan menegaskan, penyekatan bakal terus dilakukan hingga waktu yang belum ditentukan. ”Sangat mungkin sampai kondisi (wabah PMK, Red) membaik,” katanya.

Di Gresik, Kasatreskrim Polres Gresik Iptu Wahyu Rizki Saputro menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan penyekatan kendaraan di wilayah perbatasan. Yang disasar, kendaraan pengangkut hewan ternak, baik dari wilayah Gresik maupun luar Gresik. ”Pada prinsipnya mengarantina hewan ternak agar PMK tidak semakin meluas,” ujarnya.

Penyekatan itu berlangsung sejak Selasa (10/5) malam. Salah satu tantangannya, banyak kendaraan hewan ternak yang beroperasi pada malam hari hingga dini hari. Beruntung, saat terjaring operasi, para pengemudi truk hewan ternak berkenan untuk putar balik. ”Mereka memahami dan tidak menimbulkan gejolak di lapangan,” jelas Wahyu.

Upaya lainnya, jajaran Polres Gresik juga telah melakukan sosialisasi kepada pengelola rumah potong hewan (RPH), pasar hewan, maupun para pedagang daging di wilayah Gresik. ”Dalam rangka sosialisasi, bila hewan ternak terjangkit wabah PMK, hendaknya segera melapor kepada dinas terkait serta melakukan upaya penanganan dan pencegahan,” tuturnya.

Baca Juga :  Lakukan Deteksi Dini,  Jangan Tunggu Sampai Mental Anak Kritis Baru Diobati

Sementara itu, Kasatlantas Polres Gresik AKP Engkos Sarkosi menuturkan bahwa penyekatan kendaraan hewan ternak tersebut bersifat preventif. Jadi, para pengemudi yang terjaring operasi tidak perlu khawatir mendapat sanksi. ”Sudah ada puluhan kendaraan yang terjaring. Namun, kami hanya meminta untuk kembali dan putar balik,” ujarnya.

Bahkan, jika kondisi ternak yang diangkut menunjukkan gejala PMK, pihaknya bersama Satgas Pangan Gresik akan membantu melakukan isolasi dan penanganan yang tepat. ”Misalnya, isolasi atau karantina hewan ternak tersebut,” katanya.

Pembatasan akses pengiriman ternak dari dan ke luar Sidoarjo sampai kemarin juga dilakukan. Kapolresta Sidoarjo Kombespol Kusumo Wahyu Bintoro ikut terjun langsung untuk mengawal penyekatan. ”Hari ini (kemarin) penyekatan dilakukan petugas dari polsek perbatasan,” kata Kusumo kemarin.

Misalnya, di perbatasan barat Sidoarjo, Polsek Balongbendo dan Polsek Tarik diminta berjaga. Di sisi selatan, petugas Polsek Porong dan Prambon yang bertugas. Di sisi utara, giliran petugas dari jajaran Polsek Waru dan Taman. ”Di waktu-waktu tertentu keliling,” ucapnya.

Kusumo menyebutkan, sampai saat ini fokus penyekatannya adalah jalan besar, baik jalan nasional, kabupaten, maupun provinsi. ”Jalan-jalan tikus belum, masih jalan provinsi dan kabupaten dulu,” jelasnya.

Namun, saat petugas berkeliling untuk melakukan pemantauan, jika ditemukan kendaraan pengangkut ternak akan ke luar kota lewat jalan alternatif, mereka tetap diminta putar balik. Kusumo menyebut selama ini tidak ada gejolak dari pengendara yang ditertibkan untuk putar balik. ”Sebab, sebelum diminta putar balik, mereka diberi pemahaman daripada ternaknya tertular,” katanya. (uzi/yog/adi/vad/ron/c14/ttg/JPG)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya