Friday, November 22, 2024
34.7 C
Jayapura

Jadi Kawasan Kerja Bersama, Ribuan Koleksi Arkeologis Papua Pindah ke Cibinong

   Di tempat yang sama Erlin sampaikan bahwa, benda arkeologis yang bersifat fragmentaris atau portable (mudah dipindah-pindahkan), dan struktur itu sebanyak kurang lebih 6000, yang terdiri dari peninggalan masa Prasejarah, Sejarah, dan Etnografi.

   Terkait dengan hal itu Ia tidak menjelaskan lebih detail, tetapi yang pasti, pada masa prasejarah terdapat temuan peninggalan leluhur diantaranya, gerabah, alat-alat dari tulang, sisa-sisa makanan, kerang, dan tulang manusia. Sementara pada masa sejarah lebih ke peninggalan seperti, Bekas bom, sisa-sisa peluru, botol-botol yang mengkisahkan peristiwa pada saat itu atau perang dunia II.

   Sebagai periset Papua, Erlin berharap masyarakat, pemerintah maupun dari BRIN bisa menemukan jalan terbaik atau kesepakatan bersama yang tidak merugikan dan menguntungkan pihak manapun. “Saya juga sayang, itukan hasil riset kebudayaan kita yang harusnya kita jaga, hormati, hargai, dan sangat disayangkan jika itu menjadi sumber masalah di masyarakat,” tutupnya. (*/tri)

Baca Juga :  Daerah Rawan Konflik Tanpa Letupan di 17 Agustus.

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

   Di tempat yang sama Erlin sampaikan bahwa, benda arkeologis yang bersifat fragmentaris atau portable (mudah dipindah-pindahkan), dan struktur itu sebanyak kurang lebih 6000, yang terdiri dari peninggalan masa Prasejarah, Sejarah, dan Etnografi.

   Terkait dengan hal itu Ia tidak menjelaskan lebih detail, tetapi yang pasti, pada masa prasejarah terdapat temuan peninggalan leluhur diantaranya, gerabah, alat-alat dari tulang, sisa-sisa makanan, kerang, dan tulang manusia. Sementara pada masa sejarah lebih ke peninggalan seperti, Bekas bom, sisa-sisa peluru, botol-botol yang mengkisahkan peristiwa pada saat itu atau perang dunia II.

   Sebagai periset Papua, Erlin berharap masyarakat, pemerintah maupun dari BRIN bisa menemukan jalan terbaik atau kesepakatan bersama yang tidak merugikan dan menguntungkan pihak manapun. “Saya juga sayang, itukan hasil riset kebudayaan kita yang harusnya kita jaga, hormati, hargai, dan sangat disayangkan jika itu menjadi sumber masalah di masyarakat,” tutupnya. (*/tri)

Baca Juga :  Daerah Rawan Konflik Tanpa Letupan di 17 Agustus.

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya