Thursday, September 19, 2024
27.7 C
Jayapura

Jangankan Jemaah Indonesia, Jemaah Afghanistan pun Dibantu

   Saat di Nabawi, Asep sempat mendapati seorang jemaah mengalami stroke. ”Saya lari minta bantuan petugas di sektor khusus (seksus). Lalu, kami bersama-sama membopong beliau untuk mendapat perawatan pertama dari tim kesehatan,” katanya.

  Demikian pula Hikmah. Beberapa kali dia bertemu jemaah sakit. Misalnya, saat berada di area Jamarat, Mina, tempat lempar jumrah.

Dia mendapati seorang jemaah yang duduk diam. Rupanya, dia mengalami kelelahan luar biasa. ”Saya refleks memberi suplemen dan makanan. Lalu, memijiti kakinya. Alhamdulillah, 15 menit kemudian sudah segar,” katanya.

   Para petugas haji Indonesia juga kerap membantu jemaah dari negara lain. Salah satunya saat dia bersama empat rekannya mengevakuasi seorang jemaah asal Afghanistan yang tertinggal rombongannya hampir seharian di Nabawi.

Baca Juga :  Kemenkes Buka Rekrutmen Tenaga Kesehatan Haji, Dibuka Mulai Hari Ini

  ”Sempat terkendala bahasa, tapi akhirnya jemaah itu berhasil kami antar ke unit emergensi di Nabawi. Alhamdulillah, tak lama kemudian dia sudah bisa terhubung dengan rombongannya,” katanya.

  Para petugas haji yang mendampingi langsung para jemaah juga tak kalah berat. Ibarat kata, mereka harus bisa menjawab apa saja yang ditanyakan maupun diperlukan jemaah.

Zainal Muttaqin, salah seorang personel PPIH Arab Saudi yang bertugas mendampingi jemaah lansia maupun sakit melaksanakan safari wukuf selama di Arafah, mengalaminya.

   Terutama soal keabsahan safari wukuf. ”Dan kami semua harus bisa memberi jawaban dengan ilustrasi yang mudah. Agar bisa menenangkan mereka,” katanya.

  Tak hanya itu, Zaenal dan para pendamping safari wukuf juga beberapa kali ikut membantu pemenuhan urusan harian para jemaah. Salah satunya, dia ikut merawat seorang jemaah yang mengalami stroke dan tidak didampingi keluarga.

Baca Juga :  Butuhkan KIS dan KIP Untuk Jaminan Pendidikan dan Kesehatan 

  ”Karena kesulitan bergerak, kami ikut membimbing gerakan salat sambil berbaring,” katanya.

Perjuangan para petugas haji di sektor transportasi juga tak kalah berat. Salah satu yang paling diingat Asep Edwin, petugas transportasi PPIH Arab Saudi daerah kerja Madinah, kepolosan para jemaah.

  Dia pernah dihampiri seorang jemaah yang kebingungan karena merasa belum menerima kunci kamar. ”Padahal, kuncinya sudah dibawa, tapi dalam bentuk kartu,” katanya. (*/c6/ttg)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

   Saat di Nabawi, Asep sempat mendapati seorang jemaah mengalami stroke. ”Saya lari minta bantuan petugas di sektor khusus (seksus). Lalu, kami bersama-sama membopong beliau untuk mendapat perawatan pertama dari tim kesehatan,” katanya.

  Demikian pula Hikmah. Beberapa kali dia bertemu jemaah sakit. Misalnya, saat berada di area Jamarat, Mina, tempat lempar jumrah.

Dia mendapati seorang jemaah yang duduk diam. Rupanya, dia mengalami kelelahan luar biasa. ”Saya refleks memberi suplemen dan makanan. Lalu, memijiti kakinya. Alhamdulillah, 15 menit kemudian sudah segar,” katanya.

   Para petugas haji Indonesia juga kerap membantu jemaah dari negara lain. Salah satunya saat dia bersama empat rekannya mengevakuasi seorang jemaah asal Afghanistan yang tertinggal rombongannya hampir seharian di Nabawi.

Baca Juga :  Lahirkan Kapolda Papua dan Pemimpin Hebat Papua Lainnya

  ”Sempat terkendala bahasa, tapi akhirnya jemaah itu berhasil kami antar ke unit emergensi di Nabawi. Alhamdulillah, tak lama kemudian dia sudah bisa terhubung dengan rombongannya,” katanya.

  Para petugas haji yang mendampingi langsung para jemaah juga tak kalah berat. Ibarat kata, mereka harus bisa menjawab apa saja yang ditanyakan maupun diperlukan jemaah.

Zainal Muttaqin, salah seorang personel PPIH Arab Saudi yang bertugas mendampingi jemaah lansia maupun sakit melaksanakan safari wukuf selama di Arafah, mengalaminya.

   Terutama soal keabsahan safari wukuf. ”Dan kami semua harus bisa memberi jawaban dengan ilustrasi yang mudah. Agar bisa menenangkan mereka,” katanya.

  Tak hanya itu, Zaenal dan para pendamping safari wukuf juga beberapa kali ikut membantu pemenuhan urusan harian para jemaah. Salah satunya, dia ikut merawat seorang jemaah yang mengalami stroke dan tidak didampingi keluarga.

Baca Juga :  Bus Terjebak Macet, Ribuan Jemaah Sempat Terlantar di Mudzalifah

  ”Karena kesulitan bergerak, kami ikut membimbing gerakan salat sambil berbaring,” katanya.

Perjuangan para petugas haji di sektor transportasi juga tak kalah berat. Salah satu yang paling diingat Asep Edwin, petugas transportasi PPIH Arab Saudi daerah kerja Madinah, kepolosan para jemaah.

  Dia pernah dihampiri seorang jemaah yang kebingungan karena merasa belum menerima kunci kamar. ”Padahal, kuncinya sudah dibawa, tapi dalam bentuk kartu,” katanya. (*/c6/ttg)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya