Friday, April 26, 2024
26.7 C
Jayapura

Sudah Nyaman dengan Tetangga, Punya Rumah Sendiri Baru Mau Pindah

Para Penyewa Tempat Kos yang Tetap Bertahan Meski Jadai Langganan Banjir

Di belakang Komplek Karantina Hewan Entrop atau Kompleks SMAN 4, banyak warga yagn merupakan penyewa rumah kos. Meski sebenarnya mereka bisa pindah cari tempat kos yang lebih aman, tapi banyak diantaranya tetap bertahan di lokasi itu, walaupun sering menjadi korban banjir.   

Laporan: Priyadi_Jayapura

Setiap kali hujan deras daerah komplek SMA Negeri 4 Jayapura di entrop warganya pasti was-was dan tidak bisa tidur jika hujannya pada malam hari. Namun bagi para penyewa kos di sana walaupun sering terdampak banjir masih saja banyak yang bertahan untuk tetap tinggal.

  Bahkan kejadian banjir yang terjadi pada hari Jumat 7 Januari 2022 lalu, hujan yang terjadi pada hari Kamis malam hingga Jumat pagi menyebabkan banjir dan tanah longsor di sejumlah titik di Kota Jayapura termasuk Komplek SMA Negeri 4 entrop digang  durian, gang kemiri, gang Kelapa, Gang Mangga, gang Nuri, Gang Matoa dan beberapa Gang lain termasuk di belakang Komplek SMA 4 Entrop yang saat ini banyak dibangun permukiman warga, masih saja banyak penyewa kios yang masih tetap bertahan dan mau tinggal di sana.

   Salah satunya adalah Rita Ati penyewa kos di Haji Tahir di Gang Mangga Komplek SMAN 4 Negeri, ia sudah menyewa rumah kost selama 14 tahun semenjak anaknya kelas 2 SD hingga saat ini sudah mau lulus kuliah.

  Rita ibu satu anak ini mengaku faktor kenapa ia masih bertahan untuk tetap tinggal di sana, walaupun resikonya bisa terdampak banjir jika hujan keras, karena ia sudah menyatu dengan warga sekitar, maupun sudah dianggap keluarga dengan  pemilik kos dan ia merasa lingkungan yang ia tinggali warganya kompak dan bersatu dan tidak pernah ribut selalu menjaga Kamtibmas.

Baca Juga :  Landasan Pacu Sudah 75 Persen, Siapkan Akses Jalan Baru

   Selain itu, selama ia tinggal di sana ia sudah tahu betul jika terjadi hujan mana yang bisa menyebabkan banjir di komplek dan mana yang tidak ia sudah tahu. Jadi, ketika hujan deras sebelum terjadi banjir atau air masuk rumah, ia sudah menyelamatkan barang-barang penting seperti barang elektronik pakaian dan lainnya karena rumahnya.

  Ia sudah buat bagaimana menaruh barang barang atau pakaian bisa ditaruh di atas jika terjadi banjir kemungkinan kena pasti kursi, lemari, dan lumpur yang ada di lantai. Tapi untuk barang lainnya sudah bisa diselamatkan.

   Rita mengaku, ia akan pindah kos jika ia sudah mempunyai rumah sendiri, karena kalau sudah punya rumah sendiri kos lagi. Rita sendiri mengaku, banyak kenangan selama ia tinggal di kos apalagi sebelumnya ia bekerja juga tidak jauh dari tempat ia tinggal, hanya tinggal jalan kaki saja tentu ini juga menjadi pertimbangan bagi orang yang mau menyewa kos di suatu tempat.

  Hal senada juga dikatakan Ariana Syarif, Ia mengaku sudah tinggal di Entrop sejak  Februari tahun 2014 ketika itu ia menikah lalu mencari kontrakan yang dekat dengan tempat ia bekerja dan suaminya.

  Ana sapaan akrabnya mengaku beberapa kali kontrakannya terdampak banjir dan banjir terparah iya dapatkan di tahun 2019 karena banyak barang elektronik yang terendam air dan lumpur seperti laptop, kipas angin, sofa, kasur, pakaian, kulkas dan lainnya. Saat itu, dirinya  masih panik dan belum ada pengalaman bagaimana menyimpan barang saat terjadi hujan

Baca Juga :  Semakin Diminati, Nilai Jual Tinggi, Ajak Anak Papua Kelolah Kopi Dari Kebun

deras. “Namun usai kejadian itu ya sudah bisa mengantisipasi jika terjadi hujan deras apa yang harus dilakukan dalam penyelamatan barang di rumah.”ungkapnya.

  Menurutnya, untuk musibah banjir yang terjadi pada hari Jumat lalu, yang tingginya sampai pinggang orang dewasa memang dampaknya sangat luar biasa di Kota Jayapura, namun ia bisa menimalisir hanya pakaian yang terkena air dan lumpur dan kasur yang basah, karena ia sudah mempunyai pengalaman dari kejadian sebelumnya.

   “Jadi pengalaman saya jika hujan deras langkah yang saya lakukan adalah menyumbat pembuangan air di kamar mandi dan menaruh barang di atas lemari serta papan yang sudah dipasang dengan siku di tembok,”ungkapnya.

   Kejadian banjir kali ini memang capek karena banyak pakaian yang lupa  ditaruh di atas dikira banjir tidak sampai pinggang orang dewasa termasuk sepatu. “Sehingga dalam mencuci pakaian dan sepatu yang kotor karena lumpur cukup lama apalagi jika cuaca tidak mendukung “bebernya.

   Ana berharap pemerintah bisa melakukan normalisasi sungai Entrop karena banjir biasanya terjadi akibat luapan air sungai dari atas dan jika penuh baru masuk dipemukiman  di bagian belakang lalu kedepan. Oleh sebab itu, hal yang harus dilakukan pemerintah ada melakukan normalisasi sungai dan menentukan daerah resapan air di sana serta melarang warga membuang sampah sembarangan. (*/tri)

Para Penyewa Tempat Kos yang Tetap Bertahan Meski Jadai Langganan Banjir

Di belakang Komplek Karantina Hewan Entrop atau Kompleks SMAN 4, banyak warga yagn merupakan penyewa rumah kos. Meski sebenarnya mereka bisa pindah cari tempat kos yang lebih aman, tapi banyak diantaranya tetap bertahan di lokasi itu, walaupun sering menjadi korban banjir.   

Laporan: Priyadi_Jayapura

Setiap kali hujan deras daerah komplek SMA Negeri 4 Jayapura di entrop warganya pasti was-was dan tidak bisa tidur jika hujannya pada malam hari. Namun bagi para penyewa kos di sana walaupun sering terdampak banjir masih saja banyak yang bertahan untuk tetap tinggal.

  Bahkan kejadian banjir yang terjadi pada hari Jumat 7 Januari 2022 lalu, hujan yang terjadi pada hari Kamis malam hingga Jumat pagi menyebabkan banjir dan tanah longsor di sejumlah titik di Kota Jayapura termasuk Komplek SMA Negeri 4 entrop digang  durian, gang kemiri, gang Kelapa, Gang Mangga, gang Nuri, Gang Matoa dan beberapa Gang lain termasuk di belakang Komplek SMA 4 Entrop yang saat ini banyak dibangun permukiman warga, masih saja banyak penyewa kios yang masih tetap bertahan dan mau tinggal di sana.

   Salah satunya adalah Rita Ati penyewa kos di Haji Tahir di Gang Mangga Komplek SMAN 4 Negeri, ia sudah menyewa rumah kost selama 14 tahun semenjak anaknya kelas 2 SD hingga saat ini sudah mau lulus kuliah.

  Rita ibu satu anak ini mengaku faktor kenapa ia masih bertahan untuk tetap tinggal di sana, walaupun resikonya bisa terdampak banjir jika hujan keras, karena ia sudah menyatu dengan warga sekitar, maupun sudah dianggap keluarga dengan  pemilik kos dan ia merasa lingkungan yang ia tinggali warganya kompak dan bersatu dan tidak pernah ribut selalu menjaga Kamtibmas.

Baca Juga :  Tiap Cerita Punya Pesan Berbeda, Seni Teater di Papua Diharap Bisa Berkembang

   Selain itu, selama ia tinggal di sana ia sudah tahu betul jika terjadi hujan mana yang bisa menyebabkan banjir di komplek dan mana yang tidak ia sudah tahu. Jadi, ketika hujan deras sebelum terjadi banjir atau air masuk rumah, ia sudah menyelamatkan barang-barang penting seperti barang elektronik pakaian dan lainnya karena rumahnya.

  Ia sudah buat bagaimana menaruh barang barang atau pakaian bisa ditaruh di atas jika terjadi banjir kemungkinan kena pasti kursi, lemari, dan lumpur yang ada di lantai. Tapi untuk barang lainnya sudah bisa diselamatkan.

   Rita mengaku, ia akan pindah kos jika ia sudah mempunyai rumah sendiri, karena kalau sudah punya rumah sendiri kos lagi. Rita sendiri mengaku, banyak kenangan selama ia tinggal di kos apalagi sebelumnya ia bekerja juga tidak jauh dari tempat ia tinggal, hanya tinggal jalan kaki saja tentu ini juga menjadi pertimbangan bagi orang yang mau menyewa kos di suatu tempat.

  Hal senada juga dikatakan Ariana Syarif, Ia mengaku sudah tinggal di Entrop sejak  Februari tahun 2014 ketika itu ia menikah lalu mencari kontrakan yang dekat dengan tempat ia bekerja dan suaminya.

  Ana sapaan akrabnya mengaku beberapa kali kontrakannya terdampak banjir dan banjir terparah iya dapatkan di tahun 2019 karena banyak barang elektronik yang terendam air dan lumpur seperti laptop, kipas angin, sofa, kasur, pakaian, kulkas dan lainnya. Saat itu, dirinya  masih panik dan belum ada pengalaman bagaimana menyimpan barang saat terjadi hujan

Baca Juga :  Menulis Cita Cita di Lembar Diary “Menjadi Pengacara Hebat”

deras. “Namun usai kejadian itu ya sudah bisa mengantisipasi jika terjadi hujan deras apa yang harus dilakukan dalam penyelamatan barang di rumah.”ungkapnya.

  Menurutnya, untuk musibah banjir yang terjadi pada hari Jumat lalu, yang tingginya sampai pinggang orang dewasa memang dampaknya sangat luar biasa di Kota Jayapura, namun ia bisa menimalisir hanya pakaian yang terkena air dan lumpur dan kasur yang basah, karena ia sudah mempunyai pengalaman dari kejadian sebelumnya.

   “Jadi pengalaman saya jika hujan deras langkah yang saya lakukan adalah menyumbat pembuangan air di kamar mandi dan menaruh barang di atas lemari serta papan yang sudah dipasang dengan siku di tembok,”ungkapnya.

   Kejadian banjir kali ini memang capek karena banyak pakaian yang lupa  ditaruh di atas dikira banjir tidak sampai pinggang orang dewasa termasuk sepatu. “Sehingga dalam mencuci pakaian dan sepatu yang kotor karena lumpur cukup lama apalagi jika cuaca tidak mendukung “bebernya.

   Ana berharap pemerintah bisa melakukan normalisasi sungai Entrop karena banjir biasanya terjadi akibat luapan air sungai dari atas dan jika penuh baru masuk dipemukiman  di bagian belakang lalu kedepan. Oleh sebab itu, hal yang harus dilakukan pemerintah ada melakukan normalisasi sungai dan menentukan daerah resapan air di sana serta melarang warga membuang sampah sembarangan. (*/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya