Melihat Keasyikan Warga yang Memancing di Jembatan Youtefa
Jembatan Youtefa atau yang dikenal dengan Jembatan Merah, menjadi salah satu ikon Kota Jayapura. Warga sering beraktivitas di jembatan ini termasuk memancing. Bagaimana keasyikan warga memancing di jembatan ini ?
Laporan: Karolus Daot, Jayapura
SEJAK diresmikan Presiden Joko Widodo tahun 2019 lalu, Jembatan Youtefa menjadi salah satu destinasi bagi warga Kota Jayapura maupun warga dari luar Kota Jayapura.
Tempat ini setiap hari ramai dikunjungi warga untuk sekedar menikmati keindahan pemandangan Teluk Youtefa maupun Samudera Pasific dari atas jembatan.
Selain menjadi tempar nongkrong atau spot foto bagi warga, Jembatan Merah juga ternyata menjadi salah satu spot bagi warga yang gemar memancing.
Warga yang datang memancing tidak hanya memancing dari atas jembatan, tetapi ada juga yang nekat turun ke bawah untuk memancing.
Dari pantauan Cenderawasih Pos, aktivitas memancing mulai ramai terlihat pada malam hari. Puluhan warga biasanya terlihat berjejer rapi baik di sisi kiri maupun kanan jembatan menikmati hobinya.
Saat Cenderawasih Pos menyambangi Jembatan Merah, Sabtu (8/7) malam lalu, para mancing mania terlihat asyik dengan hobinya tanpa menghiraukan warga lainnya yang sedang nongkrong bersama teman, keluarga atau pacar.
Dari pantauan Cenderawasih Pos, ada yang sedang mempersiapkan umpan di mata kailnya sebelum dilemparkan ke bawah jembatan dan ada pula yang dengan sabar memegang jorannya sambil menunggu umpannya disambar ikan.
Nodi (50) warga Entrop, Distrik Jayapura Selatan yang ditemui Cenderawasih Pos terlihat dengan sabar memegang jorannya di atas jembatan. Nodi mengaku tidak setiap hari datang memancing di Jembatan Youtefa. “Hanya sebatas hobi dan tidak setiap hari saya datang di sini. Seminggu sekali saya ke sini khususnya malam minggu,” ungkap Nodi.
Nodi mengaku, biasanya datang ke Jembatan Merah sekira pukul 18.00 WIT dan lamanya memancing juga tidak menentu. “Tapi selama ini pukul 24.00 saya sudah pulang. Apalagi kalau sudah sepi,” jelasnya.
Saat memancing, Nodi mengaku memilih lokasi di tengah jembatan. Pasalnya di bagian tengah jembatan menurutnya, ikan yang bisa diperoleh lumayan besar. “Tetapi selama saya mancing di sini, hanya bisa dapat lima ekor sekali mancing dan itu pun butuh waktu yang cukup lama,” bebernya.
“Saya buang pancing di bagian tengah jembatan karena menyesuaikan dengan stik yang saya bawa. Saya selalu bawa stik yang khusus untuk memancing ikan berukuran besar sehingga saya pilih di bagian tengah jembatan,” sambungnya.
Nodi juga menceritakan bagaimana keseriuan saya umpannya disambar ikan. Apalagi, jika umpan yang dilemparnya ke laut disambar ikan ukuran besar, diakuinya sensasinya sangat luar biasa.
“Serulah apalagi saat umpan kita dimakan. Bagaimana kita menarik bentangan senarnya yang panjang, jadi sensasinya di situ,” tuturnya.
Disinggung mengenai alasannya memancing di atas Jembatan Youtefa, Nodi mengaku memilih lokasi ini bukan karena lokasi atau spot di jembatan ini banyak ikan. Namun baginya lokasi ini sangat berbeda dengan lokasi tempat mancing lainnya seperti di pinggir Pantai Holtekamp atau di kolam pemancingan di daerah Koya.
“Kalau di sini, sambil kita menunggu umpan disambar ikan, kita bisa menikmati pemandangan warga yang beraktivitas di sekitar sini. Kita kadang bisa lihat anak muda aktraksi dan di sini juga ramai,” tambahnya.
Selama memancing di Jembatan Merah, Nodi mengaku menggunakan umpan ikan kecil dan udang. “Kalau air lagi pasang, kemungkinan besar kita bisa dapat ikan. Tapi kalau air laut surut, di situlah kesabaran kita diuji,” tutupnya.
Tak jauh dari lokasi Nodi memancing, warga lainnya bersama Edi (30) juga tengah asyik menunggu umpannya disambar ikan. Edi yang tinggal di Abepura mengaku lebih memilih memancing di ujung jembatan ke arah Holtekamp.
Seperti halnya, Nodi, Edi mengaku datang ke Jembatan Youtefa hanya sekedar menyalurkan kegemaran atau hobinya memancing. “Saya biasa mancing dari sore sampai subuh. Kalau malam minggu seperti ini biasanya ramai yang mancing,” ungkap Edi.
Selama ini, Edi menagku paling banyak mendapat 10 ekor ikan saat memancing di Jembatan Merah. “Jangankan dapat 10 ekor, dapat ikan satu ekor sudah senang sekali. Karena keseruannya saat umpan kita disambar ikan,” tambahnya.
Edi mengaku selama ini datang seorang diri untuk memancing di Jembatan Youtefa. Meskipun demikian, dirinya sudah banyak berkenalan dengan warga lain yang juga sering memancing di Jembatan Merah. “Kita semua tidak saling kenal tapi karena satu hobi jadinya akrab,” tambahnya.
Meskipun terkadang memancing hingga subuh, Edi mengaku tidak pernah mendapat gangguan dari oknum warga seperti orang mabuk. Pasalnya, aparat kepolisian menurutnya rutin melakukan patroli di sekitar jembatan.
Warga lainnya bernama Herdi (34) terlihat datang memancing bersama beberapa rekannya. Selain membawa alat pancing, Herdi dan teman-teman juga terlihat membawa termor. “Kadang kami datang bawa kopi pakai termos,” ungkap Herdi.
Selain bersama rekabn-rekannya, Herdi juga selalu ditemani istrinya yang juga mempunyai hobi memancing. Untuk itu, selain menyalurkan hobi, aktivitas memancing di Jembatan Youtefa menjadi agenda rekreasi bagi Herdi dan pasangan hidupnya.
“saya selalu memilih memancing cumi-cumi dibandingkan ikan. Pasalnya memancing ikan cukup sulit didapat dibandingkan cumi-cumi,” tuturnya.
Selama ini, Herdi mengaku bisa membawa 20 ekor cumi-cumi. Namun dirinya juga sering apes dan tidak ada satupun cumi-cumi yang didapatnya. “Meskipun nihil, tapi kami tetap merasa puas karena memancing bukanlah pekerjaan pokok melainkan hobi,” tutupnya. ***