Thursday, December 12, 2024
29.7 C
Jayapura

Miris! Pelaku Adalah Orang Terdekat dan Orang yang Dihormati

   Sebagai salah satu contohnya kasus kekerasan seksual yang dilakukan oleh Orangtua Korban di Perumnas 2 Waena, telah dilaporkan ke Polresta Jayapura, pada Kamis (1/8). “Benar sekali!, banyak terjadi dilakukan orang terdekat dan orang-orang disekitarnya dan juga dilakukan oleh orang diluar rumah, seperti teman, hingga pacaran,” ujarnya.

   Menurutnya, hal ini disebabkan karena faktor ekonomi, perceraian, KDRT, dan lainnya. Hingga saat ini KPAD Papua belum mempunyai data yang lengkap terkait dengan masalah tersebut, mengingat kantor perlindungan anak itu ada di Papua masih di kategori baru, karena itu data terkait perlindungan kekerasan pada anak di Papua belum maksimal.

   Menurutnya, pelecehan seksual tidak melulu soal perlakuan secara fisik saja, tetapi juga menyangkut pelecehan verbal seperti cat calling atau pelecehan seksual yang dilakukan di ruang publik dengan memberikan kata-kata tidak senonoh kepada korban.

Baca Juga :  Pengedar Tembakau Sintetis Ditangkap

   Kasus pelecehan yang biasanya sering muncul di area publik dan transportasi umum yaitu begal payudara, mengambil foto perempuan tanpa izin (di area tubuh tertentu), cat calling, meraba bagian belakang atau bagian tertentu dari tubuh wanita, dan sebagainya.

   “Masih banyak masyarakat yang memiliki pola pikir bahwa kasus pelecehan terjadi karena kesalahan kaum hawa (korban) bisa penampilan dan sebagainya. Justru banyak korban pelecehan adalah mereka yang berpakaian tertutup. Siapapun rentan menjadi korban pelecehan, tidak bergantung pada pakaian korban. Karenanya, ini harus menjadi perhatian bersama,” tegasnya.

  Salah satu faktor terjadinya kasus kekerasan seksual yaitu cara pandang laki-laki yang cenderung menganggap perempuan sebagai objek seksual semata. Guna mengantisipasi agar tidak menjadi korban pelecehan di area publik atau transportasi umum, maka kaum perempuan harus memahami sejumlah kiat yang bisa dilakukan.

Baca Juga :  Tahun 2022 Capai Rp 2 Triliun Lebih, Kini Hanya Ditargetkan Rp 1,17 Triliun 

   Karena itu ketua KPAD Papua mengatakan untuk menangani masalah tersebut pihaknya akan melakukan pembenahan bersama instansi terkait seperti pihak penegak hukum. “Banyak sekali masalah kekerasan terhadap anak di Papua. Mereka yang merupakan harapan bangsa dalam keadaan memprihantikan, Sehingga kita memang perlu benahi masalah ini bersama instansi terkait, seperti kepolisian, pemerintah daerah dan lainnya,” pungkasnya. (kar/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

   Sebagai salah satu contohnya kasus kekerasan seksual yang dilakukan oleh Orangtua Korban di Perumnas 2 Waena, telah dilaporkan ke Polresta Jayapura, pada Kamis (1/8). “Benar sekali!, banyak terjadi dilakukan orang terdekat dan orang-orang disekitarnya dan juga dilakukan oleh orang diluar rumah, seperti teman, hingga pacaran,” ujarnya.

   Menurutnya, hal ini disebabkan karena faktor ekonomi, perceraian, KDRT, dan lainnya. Hingga saat ini KPAD Papua belum mempunyai data yang lengkap terkait dengan masalah tersebut, mengingat kantor perlindungan anak itu ada di Papua masih di kategori baru, karena itu data terkait perlindungan kekerasan pada anak di Papua belum maksimal.

   Menurutnya, pelecehan seksual tidak melulu soal perlakuan secara fisik saja, tetapi juga menyangkut pelecehan verbal seperti cat calling atau pelecehan seksual yang dilakukan di ruang publik dengan memberikan kata-kata tidak senonoh kepada korban.

Baca Juga :  Makanan Begitu Berlimpah, Mencari Amal Ibadah yang Dilipatgandakan

   Kasus pelecehan yang biasanya sering muncul di area publik dan transportasi umum yaitu begal payudara, mengambil foto perempuan tanpa izin (di area tubuh tertentu), cat calling, meraba bagian belakang atau bagian tertentu dari tubuh wanita, dan sebagainya.

   “Masih banyak masyarakat yang memiliki pola pikir bahwa kasus pelecehan terjadi karena kesalahan kaum hawa (korban) bisa penampilan dan sebagainya. Justru banyak korban pelecehan adalah mereka yang berpakaian tertutup. Siapapun rentan menjadi korban pelecehan, tidak bergantung pada pakaian korban. Karenanya, ini harus menjadi perhatian bersama,” tegasnya.

  Salah satu faktor terjadinya kasus kekerasan seksual yaitu cara pandang laki-laki yang cenderung menganggap perempuan sebagai objek seksual semata. Guna mengantisipasi agar tidak menjadi korban pelecehan di area publik atau transportasi umum, maka kaum perempuan harus memahami sejumlah kiat yang bisa dilakukan.

Baca Juga :  Rencana Demo Nabire, Kapolda Perintahkan Tangkap Pelaku Pemerkosaan

   Karena itu ketua KPAD Papua mengatakan untuk menangani masalah tersebut pihaknya akan melakukan pembenahan bersama instansi terkait seperti pihak penegak hukum. “Banyak sekali masalah kekerasan terhadap anak di Papua. Mereka yang merupakan harapan bangsa dalam keadaan memprihantikan, Sehingga kita memang perlu benahi masalah ini bersama instansi terkait, seperti kepolisian, pemerintah daerah dan lainnya,” pungkasnya. (kar/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya