Mencermati Kasus Penyalahgunaan Narkoba dan Bullying di Kalangan Anak Remaja
Peredaran Narkoba terutama jenis ganja di Kota Jayapura memang cukup marak, bahkan juga sudah merambah di kalangan anak-anak remaja usia sekolah. Tak hanya masalah Narkoba, masalah bullying kini juga menjadi perhatian serius di SMK Negeri 3 Jayapura. Lantas seperti apa upaya penanganannya?
Laporan: Karolus Daot-Jayapura
Masalah penggunaan narkoba pada remaja sekolah di Kota Jayapura tampak masih tinggi. Setiap kali penerimaan siswa baru, biasanya lewat test urine, banyak terungkap anak-anak yang sudah terindikasi memakai narkoba. Hal ini diungkap oleh Wakasek Kesiswaan SMKN 3 Jayapura, Yuliana Ansai.
Yuliana mengatakan bahwa pada saat penerimaan peserta didik baru pada tahun akademik 2024 kemarin, cukup banyak peserta didik baru yang daftar di SMKN 3 Jayapura terkontaminasi narkoba. Bahkan kebanyakan adalah anak asli Papua. Ini terungkap dari hasil tes urine, sebagai salah satu syarat pendftaran peserta didik baru di sekolah tersebut.
Karena positif narkoba, peserta didik inipun akhirnya tidak dapat diterima, dan oleh pihak sekolah diarahkan ke BNN untuk direhabilitasi. “Siswa yang positif itu sudah ditangani oleh BNN Papua,” ujar Yuliana saat ditemui Cendrawasih pos, di Sekolah, Senin (2/9) lalu.
Meski telah ditangani oleh BNN, namun Yuliana mengharapkan adanya kepedulian dari berbagai pihak, karena masalah narkoba selalu muncul setiap penerimaan siswa baru di sekolah tersebut.
Pihak SMKN 3 Jayapura, sampai saat ini sudah bekerjasama dengan BNN, kerjasama ini dibangun untuk mengontrol siswa yang ada di sekolah tersebut. Dimana jika ada yang terkontaminasi, maka langsung dilaporkan ke BNN untuk ditindaklanjuti.
Sebab, masalah narkoba ini tidak dapat hanya ditangani oleh pihak sekolah, tapi butuh peran dari berbagai pihak, terutama orang tua. Orang tua sangat berperan penting memperhatikan perkembangan anak anaknya agar mereka ini tidak salah memilih pergaulan. Sebab pergaulan bebas faktor utama para remaja ini terkontaminasi dengan dunia gelap itu.
“Ini akan merusak masa depan mereka. Oleh sebab itu, kita orang tua, terutama OAP harus selalu memperhatikan anak-anak kita terutama dalam pergaulannya,” tutur Yuliana.
Selain orang tua, juga butuh peran pemerintah. Pemerintah diharapkan mendorong masalah ini, dengan memasifkan sosialisasi kepada masyarakat. Sehingga tidak terlena, yang pada akhirnya masa depan generasi muda yang ada di Kota Jayapura menjadi hancur.
“Kita hanya berharap kepada generasi muda, karena merekalah yang akan memegang tongkat estafet masa depan kota ini, tapi kalau dari sekarang mereka tidak bisa menjaga itu, lantas siapa yang harus membangun kota ini kedepan,” tandasnya.
Masalah lain yang masih tinggi terjadi sekolah, kata Yuliana, adalah kasus bullyng.Ini juga masih menjadi masalah serius di SMKN 3 Jayapura. Meski pihak sekolah telah melakukan berbagai cara, namun tetap saja tidak memberi efek bagi pelaku bullyng tersebut.