Saturday, July 12, 2025
24.9 C
Jayapura

Paling Seru Saat Kejar-kejaran Ikan, Paling Tegang Lihat Batu Panas Diinjak

Ia menceritakan bahwa dalam festival ini juga ada acara penggalangan dana. Caranyapun unik dimana nantinya panitia menawarkan kalawai atau tombak bermata besi lancip kepada pengunjung. Namun kalawai ini harus ditebus Rp 100 ribu dan uang tersebut akan digunakan untuk pembangunan gereja. Sedangkan kalawainya digunakan untuk berburu ikan pada acara snap mor tadi.

“Senang sekali karena ini baru pertama, cuma perlu dibekali dengan sepatu kalau pas turun tombak ikan karena saya lihat banyak yang luka karena kakinya robek akibat terkena karang. Saya juga sih, ha..ha..,” ujarnya sambil berseloroh. Selain itu ada juga lelang ikan segar 1 coolbox. Dari harga awal Rp 500 ribu bisa hingga jutaan dan menurut Aseh pada penawaran itu satu coolbox terjual Rp 3 juta.

Baca Juga :  Kapolda Kunjungi Polres Biak dan Supiori

Dan untuk cerita hunting ikan saat laut surut, Aseh menjelaskan bahwa ikan ini merupakan ikan laut yang masuk hingga ke bibir pantai dan saat air surut ikan-ikan tersebut terjebak. “Nanti ada aba-aba kapan harus turun dan berburu. Ada tiupan terompet atau ledakan kembang api yang langsung disambut lari-lari kecil oleh pengunjung,” kenangnya. Hanya Aseh mengaku jika dirinya gagal mendapatkan seekor ikanpun dikarenakan ikan lebih lincah.

“Susah karena larinya kencang. Tapi ada yang dapat besar-besar juga, seru pokoknya,” timpalnya. Untuk ikan yang didapat biasanya dibawa pulang atau dibakar dan dimakan sama-sama. Aseh mengaku puas karena bisa menikmati ikan segar dalam acara ini. “Saya puas sekali karena memang semua fresh, terimakasih Biak,” ucapnya.

Baca Juga :  Ada Permasalahan yang Tertunda, Data di Provinsi Induk dan DOB Belum Sesuai

Kegiatan ini juga dihasikehadiran tamu istimewa dari Duta Besar Republik Seychelles kecil di Samudera Hindia itu, Nico Barito dan juga sejumlah investor dari negera maju seperti Swedia, Swiss, Australia, dan Slovakia. Ada sesuatu yang berbeda, sebuah energi positif yang bisa dirasakan oleh setiap orang yang hadir, mengikuti serangkaian kegiatan budaya, aksi Snap Mor meski hujan-hujanan maupun pengalaman menyelam atau melihat aksi Apen Bayeren, dimana masyarakat berjalan diatas batu panas batu Barapen, hingga terlibat dalam berbagai kegiatan pesona Biak.

Ia menceritakan bahwa dalam festival ini juga ada acara penggalangan dana. Caranyapun unik dimana nantinya panitia menawarkan kalawai atau tombak bermata besi lancip kepada pengunjung. Namun kalawai ini harus ditebus Rp 100 ribu dan uang tersebut akan digunakan untuk pembangunan gereja. Sedangkan kalawainya digunakan untuk berburu ikan pada acara snap mor tadi.

“Senang sekali karena ini baru pertama, cuma perlu dibekali dengan sepatu kalau pas turun tombak ikan karena saya lihat banyak yang luka karena kakinya robek akibat terkena karang. Saya juga sih, ha..ha..,” ujarnya sambil berseloroh. Selain itu ada juga lelang ikan segar 1 coolbox. Dari harga awal Rp 500 ribu bisa hingga jutaan dan menurut Aseh pada penawaran itu satu coolbox terjual Rp 3 juta.

Baca Juga :  Dari Belanda, Ajak Generasi Muda Papua Untuk Berprestasi Dengan Hal Positif

Dan untuk cerita hunting ikan saat laut surut, Aseh menjelaskan bahwa ikan ini merupakan ikan laut yang masuk hingga ke bibir pantai dan saat air surut ikan-ikan tersebut terjebak. “Nanti ada aba-aba kapan harus turun dan berburu. Ada tiupan terompet atau ledakan kembang api yang langsung disambut lari-lari kecil oleh pengunjung,” kenangnya. Hanya Aseh mengaku jika dirinya gagal mendapatkan seekor ikanpun dikarenakan ikan lebih lincah.

“Susah karena larinya kencang. Tapi ada yang dapat besar-besar juga, seru pokoknya,” timpalnya. Untuk ikan yang didapat biasanya dibawa pulang atau dibakar dan dimakan sama-sama. Aseh mengaku puas karena bisa menikmati ikan segar dalam acara ini. “Saya puas sekali karena memang semua fresh, terimakasih Biak,” ucapnya.

Baca Juga :  Bupati Resmikan Koperasi Pengolahan Tepung Sagu di Biak Utara

Kegiatan ini juga dihasikehadiran tamu istimewa dari Duta Besar Republik Seychelles kecil di Samudera Hindia itu, Nico Barito dan juga sejumlah investor dari negera maju seperti Swedia, Swiss, Australia, dan Slovakia. Ada sesuatu yang berbeda, sebuah energi positif yang bisa dirasakan oleh setiap orang yang hadir, mengikuti serangkaian kegiatan budaya, aksi Snap Mor meski hujan-hujanan maupun pengalaman menyelam atau melihat aksi Apen Bayeren, dimana masyarakat berjalan diatas batu panas batu Barapen, hingga terlibat dalam berbagai kegiatan pesona Biak.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya