Site icon Cenderawasih Pos

Listrik dan Air Jadi Kendala Utama, Tarif Pondok Tidak Tetap

Suasana di Pantai Base-G, saat hari libur pekan, terilah para pengunjung menikmati keindahan pantai tersebut, Sabtu (7/7). (Foto Jimi cepos)

Pantai Base-G, Tak Lagi Hits Seperti Dahulu, Apa Pengelola Pondok

Tak lengkap rasanya jika membicarakan pariwisata di Kota Jayapura tak membahas Pantai Base G. Ya, pantai yang terletak di utara Kota Jayapura itu tak lagi “dilirik” sebagai primadona wisata masyarakat, 

Jimi Karlodi-Jayapura

Mengisi waktu libur sekolah sejumlah anak bermain air di pesisir pantai Base-G, kota Jayapura Papua, Sabtu (6/7). Anak-anak memanfaatkan masa libur panjang kenaikan kelas yang berlangsung hingga pertengahan Juli 2024 dengan bermain di pantai.

Tidak hanya dari kalangan pelajar, terlihat juga antusias warga berwisata meski cuaca mendung dan sedikit gerimis saat libur akhir pekan di Pantai Base-G.

Selain lokasinya lumayan jauh dari pusat kota,  dan permukiman warga, juga masalah listrik, air dan keamanan di lokasi wisata ini perlu diwaspadai. Hal itu dijelaskan oleh, Marince kepada Cenderawasih Pos.

Pada Sabtu (6/7) dari pantauan Cenderawasih Pos di lokasi terlihat jumlah kunjungan wisatawan ke objek wisata itu bisa mencapai ratusan orang. Terlihat juga sejumlah pengunjung menikmati bermain pasir putih dan menikmati bersihnya air di pantai itu.

“Kalau hari libur bulan Juli begitu agak ramai, kalau macam star kerja atau sekolah itu kadang hari biasa itu sepi, tetapi kalau hari Sabtu-Minggu itu pasti ramai ,” kata Marince (28), salah salah seorang pemilik pondok wisata di pantai Base-G, Sabtu (6/7) sekira pukul 12:30 WIT.

  “Di sini kendalanya itu listrik karena sebagiannya sudah ada sementara belum ada, dan juga air, kebanyakan kita juga belikan air untuk kamar mandi, itu juga masalah,” kata Marice kepada Cenderawasih Pos.

Tidak hanya itu adapun kendala lain yang dihadapi pihaknya, yaitu para pengunjung biasanya permasalahan dengan harga pondok, dan harga parkiran. Seperti diketahui harga pondok wisata di pantai Base-G bervariasi.

Yang mengunakan listrik berkisaran Rp 350- Rp 400 ribu, sedangkan yang tidak mengunakan listrik berkisar Rp 300 ribu, harga tersebut termasuk parkiran, dan kamar mandi. Menurutnya harga tersebut wajar-wajar saja karena tiap hari Ia selalu membersihkan.

Sementara itu, bagi pengunjung yang datang dan berjalan-jalan akan dikenakan hanya biaya parkiran saja, untuk mobil sebesar Rp 20 ribu dan mobil Rp 50 ribu.

Marince mengaku terkait keamanan di lokasi wisata itu masih sangat berkurang ditanggapi, masih sering terjadi pemalakan, pemalangan dan lain sebagainya. Tidak hanya itu rasa kepedulian terhadap sesama masih sangat minim apabila terjadi kecelakaan laut, seperti orang tenggelam.

“Memang kalau untuk keamanan kita disini masih kurang. Kurang mungkin karena banyak yang tidak peduli. Anak-anak disini itu kurang peduli begitu, rasa kepedulian anak-anak itu kurang,” ungkapnya.

“Contohnya macam, kalau ada orang yang tenggelam kita cari orang dari luar, padahal anak-anak kampung itu sebenarnya banyak,” tambahnya.

Menurutnya yang membuat tempat itu sepi juga di sebabkan beberapa faktor diantaranya lokasinya jauh, fasilitas pendukung masih banyak yang kurang, kemudian harga tidak tetap sering berubah-ubah.

Berhubung dengan banyaknya kekurangan yang masih ditemukan di tempat wisata pantai Base-G. Pihak pengelola pantai, salah satunya Marice, mengaku telah memberikan usulan serta masukan terhadap kekurangan,  yang ada di tempat itu kepada pemerintah dalam hal ini dinas pariwisata, akan tetapi hingga saat ini belum ada jawaban.

“Kita itu kalau diundang dari dinas pariwisata itu, kitong (kita) selalu memberikan usulan terkait listrik, dan juga sampah dilaut. Karena kalau kapal masuk sampah dari laut akan banyak disini, terutama sampah plastik itu,” paparnya.

Katanya kendala itu kita sering menyampaikan ketika ada pertemuan dengan dinas pariwisata. Tetapi sayangnya dinas pariwisata tidak meresponkan dengan baik mengenai hal itu dan menyampaikan bahwa itu tugasnya PLN.

Dia berharap kedepannya dinas pariwisata untuk lebih memperhatikan terkait dengan kekurangan yang ada di tempat itu. Karena menurutnya kekurangan itu juga menjadi salah satu penyebab pantai Base-G sepi pengunjung.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan oleh pemilik tempat wisata Pantai Base-G untuk meningkatkan daya tarik wisatawan diantaranya: Pertama, Menyediakan Fasilitas yang Berkualitas Tinggi. Seperti pemilik wisata harus toilet yang bersih, tempat penitipan barang, area bermain anak-anak, dan sebagainya. Pastikan fasilitas ini selalu dalam kondisi baik dan bersih, sehingga wisatawan merasa nyaman dan senang berkunjung.

Kedua, buat promo menarik, untuk menarik perhatian calon pengunjung dengan media sosial. Seperti Instagram, Facebook, dan Twitter, YouTube dan tiktok.

Marince berharap, omzet wisata Pantai Base-G dapat meningkat secara signifikan. Sehingga, wisata pantai bukan hanya menjadi destinasi yang banyak diincar oleh wisatawan tetapi juga menjadi model pariwisata yang berkelanjutan. Semoga dengan upaya tersebut, Pantai Base-G dapat terus memikat hati para pengunjung dan mendukung perkembangan pariwisata daerah. (*/wen)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Exit mobile version