Jangkung menjelaskan, kasar yang dikatakan anak didiknya itu sebenarnya penjabaran dari imajinasi pikiran mereka. ’’Kertasnya ya tetap rata dan halus,’’ ujarnya. Jawa Pos yang memegang sendiri kertas dan uang itu mengamininya.
Pria yang biasa dipanggil Pak Jay oleh murid-muridnya itu melanjutkan, kemampuan yang diperagakan delapan siswa tersebut bukan ilmu magic atau klenik. Mereka melakukannya murni berdasar ilmu fisika. Jangkung menyebutnya sebagai aktivasi gelombang alfa. Metode yang digunakan adalah teori frekuensi gelombang otak manusia atau brainwave yang dicetuskan ilmuwan Amerika Serikat Dr Jeffrey D. Thompson.
Guru seni yang juga instruktur aktivasi gelombang alfa itu menjelaskan, sistem kerja otak manusia dibagi dalam lima gelombang. Masing-masing adalah gamma, beta, alfa, teta, dan delta. Gelombang alfa muncul di frekuensi 8-12 Hz atau ketika manusia berada dalam kondisi tenang dan rileks.
Beberapa pakar menyebut alfa adalah penghubung pikiran sadar dan bawah sadar manusia. Saat melakukan meditasi, otak manusia berada di posisi itu. Bagi praktisi hipnotis, mereka memasukkan sugesti yang mereka mau saat otak pasien ada di posisi tersebut.
“Jadi, ini kekuatan imajinasi. Resonansi. Ketajaman rasa dan kepekaan. Setiap manusia punya gelombang alfa. Hanya besar kecilnya yang berbeda. Bukan magic, ndak pakai mantra,’’ jelas Pak Jay. Dia mempelajari ilmu itu secara otodidak. Semua berawal saat dia mencari cara untuk membuat anaknya yang mengalami gejala autis bisa lebih tenang.
Di sekolah, dia memperkenalkannya kepada siswa yang ikut Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) OSIS setiap tahun. Tujuannya, memotivasi belajar para siswa. Juga agar lebih bisa berkonsentrasi saat belajar. Selain itu, diharapkan kepercayaan diri mereka meningkat. “Karena kebanyakan mereka itu awalnya tidak mau sekolah di sini, karena ini sekolah pinggiran,” ucapnya.
Pilangkenceng memang berada di wilayah paling utara Kabupaten Madiun. Berbatasan dengan Bojonegoro dan Ngawi, dua kabupaten di Jawa Timur yang berbatasan dengan Jawa Tengah.
Dalam pelatihan itu, Jangkung membuat para siswa rileks dengan mengajak bermain game dan melupakan semua yang ada di pikiran.
Dia juga memasukkan kalimat-kalimat motivasi. Para siswa lantas diminta istirahat dan tidur sekitar dua jam sambil diperdengarkan musik maupun suara gelombang alfa dengan volume 60–80 desibel (dB). Suara yang diperdengarkan seperti gemericik air, angin, dan aliran sungai.
Wakil Kepala SMAN Pilangkenceng Suwandi yang selalu mendampingi Jangkung dalam pelatihan LDK menceritakan, beberapa tahun lalu, dalam pelatihan itu dia sempat terkejut. Ketika Jangkung memberikan motivasi di depan siswa, dia berkeliling di belakang mereka. Saat Jangkung mengajak peserta memejamkan mata dan melontarkan kata-kata motivasi tentang bermimpi setinggi-tingginya, ada satu siswa yang kedua kakinya benar-benar sedikit terangkat. Terbang. ’’Sampean boleh percaya atau tidak. Tapi, itu nyata,’’ ucapnya.
Dua tahun lalu, ada seorang siswa yang kehilangan handphone di sekolah tersebut. Jangkung lantas masuk ke kelas itu dan memfoto ruangan dengan semua siswanya. Jangkung lantas menyerahkan foto itu kepada empat siswa yang dianggap memiliki gelombang alfa paling kuat. Keempatnya menunjuk satu orang. Saat orang itu didekati, dia mengakui sebagai pelakunya. Peristiwa tersebut sempat terjadi dua kali.
Kemampuan para siswa SMAN Pilangkenceng itu sudah diperagakan di kantor bupati Madiun beberapa kali. Juga di Gedung Grahadi Surabaya, di depan Gubernur Jatim saat itu, Khofifah Indar Parawansa, dua tahun lalu. Saat itu Khofifah yang didampingi Kapolda Jatim juga tak kalah terkejut.
Jangkung lantas diajak berbincang empat mata dengan Kapolda. Sang jenderal memintanya untuk mengaktivasi gelombang alfa para anggota kepolisian di satuannya.
Tapi, permintaan tersebut ditolak Jangkung. Sebab, setahu dia, aktivasi itu tidak bisa dilakukan pada orang dewasa.
“Hanya untuk remaja-remaja awal, anak-anak lebih baik. Pokoknya buat yang belum punya pikiran aneh-aneh. Dan satu lagi, belum punya utang,’’ ucap Pak Jay, lantas terkekeh.