Saturday, April 27, 2024
28.7 C
Jayapura

Mancing dari Pagi hingga Malam, Datangkan Umpan dari Arso hingga Wamena

Melihat Aktifitas Para Pemancing di Muara Kali Kamp Wolker Waena

Bagi sebagian orang, memancing ikan adalah kegiatan yang membosankan. Berjam-jam menunggu umpan dimakan ikan bisa jadi momen yang melelahkan. Belum lagi harus berdiam lama dan umpan tak kunjung disambar ikan. Namun, bagi yang hobi mancing bisa menemukan sensasi tersendiri dengan aktifitas ini, seperti yang terlihat di sepanjang  muara Kali Kamp Wolker.

Laporan : Noel Wenda_Jayapura

Sejumlah motor terlihat terpakir di pinggiran muara Kali Kamp Wolker, sementara tak jauh di pinggiran sungai, tampak sejumlah warga memegang joran pancingnya masing-masing. Dengan sabar menunggu umpan pancingnya di sambar ikan. Sesekali mereka terlilhat menarik rel senar pancingnya, dan mengecek umpan di mata kail yang ternyata sudah habis digigit ikan.

  Pemandangan ini memang sudah tidak asing lagi. Ada sejumlah spot atau tempat memancing yang dijadikan tempat nongkrong para pemburu ikan ini. Tak hanya orang tua, pemuda, remaja dan anak-anak juga biasa melakukan aktifitas memancing. Salah satunya untuk meelpas kepenatan atau stress dari rutinitas.

  Ya, proses tahapan aktifitas memancing, mulai menyiapkan umpan, melempar kail, menunggu ikan, dan menarik kail merupakan aktivitas yang bisa melepaskan stress. Apalagi, saat umpan disambar ikan. Ada perasaan rileks dan sensasi tarikan ikan yang membuat hati senang dan berdebar penuh harap. Selain itu, sambil menunggu umpang dimakan ikan, bisa  menikmati pemandangan alam di sekitar seperti sungai, danau, atau laut.

  “Kalau pas kita mancing yang biasa kita rasa santai, lebih tenang dan di alam jadi suasana sejuk,” kata Aljum Pakage, salah satu pemancing di muara Kali Kampwolker Waena, tepatnya di belakang Ekspo.

  Lokasi pemancingan di hilir sungai Waena tersebut cukup diminati masyarakat di kota Jayapura dan Waena khususnya. Lokasi yang berada di pinggiran kota dan mudah diakses beserta memberikan hasil pancingan yang cukup memuaskan membuat warga harus berbondong-bondong menyiapkan pancingan mereka dengan beberapa bekal mengambil posisi duduk yang pas untuk memancing di daerah tersebut.

  Selain itu, di ketahui juga bahwa manfaat mamacing juga untuk kestabilan emosi dimana peminat akan dilatih dalam mengolah perasaan antara tegang, marah, senang, kesal dan sebagainya. Dengan demikian,  bisa terjaga dari segi kesehatan mental dan jiwanya. jadi  pemancing sanggup mengatasi stress, tekanan batin, dan beban pikiran sehari-hari, Meningkatkan Konsentrasi, kegiatan ini juga bagus untuk melatih otak dan mampu meningkatkan tingkat konsentrasi seseorang, juga melatih penglihatan dan manfaat lainnya.

Baca Juga :  Tabrakan Pertigaan Bar, Kaki Seorang Pemuda Bakal Diamputasi

  Selain memberikan manfaat yang cukup baik untuk kesehatan, lokasi mancing dengan ramainya ikan bermain juga menjadi daya tarik dari para pemancing untuk melakukan aktivitas tersebut guna memenuhi kebutuhan keluarga, khususnya dalam menambah menu makanan.

   “Kadang dapat kita bawa pulang ada dapat kecil dan ada yang besar, ya yang penting bisa pake tolak-tolak nasi ke perut,” kata Aljum yang mengaku meski memiliki pekerjaan namun ia mengisi waktu kosongnya untuk memancing sebagai hobinya itu.

  Lokasi pemancingan yang sering diminati masyarakat di wilayah Waena tidak hanya berada di muara sungai Kamp Wolker, tapi ada juga di belakang terminal Tipe B, di batas kota Jayapura dan sentani. Dua tempat ini sebagai muara sungai dan menjadi tempat sumber makanan ikan, maka banyak peminat mancing memenuhi area tersebut untuk melakukan aktivitas dari berbagai kalangan baik itu anak muda orang tua yang sudah bekerja baik swasta maupun pegawai pemerintah, 2 tempat ini menjadi markas mereka melakukan mancing.

  Danau Sentani dengan potensi sumber daya alam yang cukup menjanjikan terus menyuplai kebutuhan ikan-ikan segar dengan berbagai jenis ikan seperti yang sering, ikan endemic Danau Gabus, Mujair, Lele, Tawes, Ikan Mas, Ikan Lohan dan lainya yang sering mengundang rasa penasaran dan ketagihan untuk bagaimana memancing, sehingga masyarakat harus duduk memandang pelampung kail mereka dari pagi hari sampai dengan sore bahkan ada pula yang memancing di malam hari.

  “Begini sudah kalau sudah mulai sore makin ramai (Pemancing) dari mama saja masyakat duduk mancing, bahkan kita yang datang ini mungkin setelah pulang nanti di malam hari itu ada rombongan sendiri juga yang mancing, kadang masyarakat kadang juga pegawai yang pulang kantor Mereka ingin mancing mereka mancing di malam hari,” katanya.

  Dua Lokasi pemancingan tersebut sangat jelas terlihat aktivitas ikan di dalam air yang cukup menggoda masyarakat untuk mancing dengan menggunakan peralatan mancing yang modern maupun tradisional.

Baca Juga :  Jika Ada Keluhan, Sampaikan ke DPR, Tak Perlu Palang-Memalang

  Namun sangat disayangkan adalah adanya sampah   yang dibuang oleh masyarakat di bantaran sungai hingga mengakibatkan tumpukan sampah di danau. Selain itu juga terjadi pendangkalan di hilir sungai yang menjadi tempat pemancingan mereka, yang jelas dampaknya merusak alam baik di darat dan laut. Seperti ikan yang mengkonsumsi sisa makanan yang mengandung bahan berbahaya yang jelas akan berdampak manusia yang mengkonsumsi tersebut.

  “Sampah ini yang bikin malas, kalau sudah turun dari atas sampah kadang penuhi danau dan kita yang melakukan aktivitas memancing kadang terganggu karena sampah.  Jadi baiknya harus kita sadari bersama bahwa membuang sampah di sungai itu berdampak sangat buruk tidak hanya bagi alam tapi bagi kita manusia juga,” jelasnya.

  Warga yang berdatangan di daerah tersebut juga tidak hanya sampai puluhan tetapi ratusan orang, apalagi jika terjadi hujan di malam hari dan paginya air sungai meluap maka ikan akan ramai sehingga jumlah pemancing juga meningkat hingga ratusan orang.

  “Kalau banjir air naik boleh, semua susun baku dekat baru mancing di sebelah – sebelah, karena ikan juga naik ramai dan lumayan hasilnya, jadi buat orang tambah ramai,” katanya.

     “Kalau sudah fokus digerakan pelampung pancing, kadang ada telepon maupun SMS kita lupa angkat karena berfokus di mancing,” sambungnya..

  Soal umpan yang dipakai mancing, kalau tidak cari   harus dibeli di pagi hari karena nantinya dijual langsung oleh masyarakat yang datangnya dari Muara Tami, Arso Keerom, bahkan dari Wamena.  Untuk sekali mancing yang di jual dari harga Rp. 5000 – Rp. 20.000 yang disesuaikan dengan banyaknya.

  “Biasanya kami beli lumut itu di depan jalan, mereka datangnya biasanya pagi jadi kita beli dengan harga yang mereka jual tapi ada beberapa teman-teman yang mereka datangkan lumut juga dari Wamena untuk dipakai mancing dan hasilnya cukup lumayan,” katanya.

  Ia berharap agar pemerintah dan masyarakat dapat menjaga sungai dan juga danau agar tetap bersih dan menjadikan bantaran sungai sebagai tempat objek wisata yang disediakan tempat untuk masyarakat memancing. (*/tri)

Melihat Aktifitas Para Pemancing di Muara Kali Kamp Wolker Waena

Bagi sebagian orang, memancing ikan adalah kegiatan yang membosankan. Berjam-jam menunggu umpan dimakan ikan bisa jadi momen yang melelahkan. Belum lagi harus berdiam lama dan umpan tak kunjung disambar ikan. Namun, bagi yang hobi mancing bisa menemukan sensasi tersendiri dengan aktifitas ini, seperti yang terlihat di sepanjang  muara Kali Kamp Wolker.

Laporan : Noel Wenda_Jayapura

Sejumlah motor terlihat terpakir di pinggiran muara Kali Kamp Wolker, sementara tak jauh di pinggiran sungai, tampak sejumlah warga memegang joran pancingnya masing-masing. Dengan sabar menunggu umpan pancingnya di sambar ikan. Sesekali mereka terlilhat menarik rel senar pancingnya, dan mengecek umpan di mata kail yang ternyata sudah habis digigit ikan.

  Pemandangan ini memang sudah tidak asing lagi. Ada sejumlah spot atau tempat memancing yang dijadikan tempat nongkrong para pemburu ikan ini. Tak hanya orang tua, pemuda, remaja dan anak-anak juga biasa melakukan aktifitas memancing. Salah satunya untuk meelpas kepenatan atau stress dari rutinitas.

  Ya, proses tahapan aktifitas memancing, mulai menyiapkan umpan, melempar kail, menunggu ikan, dan menarik kail merupakan aktivitas yang bisa melepaskan stress. Apalagi, saat umpan disambar ikan. Ada perasaan rileks dan sensasi tarikan ikan yang membuat hati senang dan berdebar penuh harap. Selain itu, sambil menunggu umpang dimakan ikan, bisa  menikmati pemandangan alam di sekitar seperti sungai, danau, atau laut.

  “Kalau pas kita mancing yang biasa kita rasa santai, lebih tenang dan di alam jadi suasana sejuk,” kata Aljum Pakage, salah satu pemancing di muara Kali Kampwolker Waena, tepatnya di belakang Ekspo.

  Lokasi pemancingan di hilir sungai Waena tersebut cukup diminati masyarakat di kota Jayapura dan Waena khususnya. Lokasi yang berada di pinggiran kota dan mudah diakses beserta memberikan hasil pancingan yang cukup memuaskan membuat warga harus berbondong-bondong menyiapkan pancingan mereka dengan beberapa bekal mengambil posisi duduk yang pas untuk memancing di daerah tersebut.

  Selain itu, di ketahui juga bahwa manfaat mamacing juga untuk kestabilan emosi dimana peminat akan dilatih dalam mengolah perasaan antara tegang, marah, senang, kesal dan sebagainya. Dengan demikian,  bisa terjaga dari segi kesehatan mental dan jiwanya. jadi  pemancing sanggup mengatasi stress, tekanan batin, dan beban pikiran sehari-hari, Meningkatkan Konsentrasi, kegiatan ini juga bagus untuk melatih otak dan mampu meningkatkan tingkat konsentrasi seseorang, juga melatih penglihatan dan manfaat lainnya.

Baca Juga :  Nyamuk Betina Bisa Bertahan Tiga Bulan, Butuh Kerjasama Semua Pihak

  Selain memberikan manfaat yang cukup baik untuk kesehatan, lokasi mancing dengan ramainya ikan bermain juga menjadi daya tarik dari para pemancing untuk melakukan aktivitas tersebut guna memenuhi kebutuhan keluarga, khususnya dalam menambah menu makanan.

   “Kadang dapat kita bawa pulang ada dapat kecil dan ada yang besar, ya yang penting bisa pake tolak-tolak nasi ke perut,” kata Aljum yang mengaku meski memiliki pekerjaan namun ia mengisi waktu kosongnya untuk memancing sebagai hobinya itu.

  Lokasi pemancingan yang sering diminati masyarakat di wilayah Waena tidak hanya berada di muara sungai Kamp Wolker, tapi ada juga di belakang terminal Tipe B, di batas kota Jayapura dan sentani. Dua tempat ini sebagai muara sungai dan menjadi tempat sumber makanan ikan, maka banyak peminat mancing memenuhi area tersebut untuk melakukan aktivitas dari berbagai kalangan baik itu anak muda orang tua yang sudah bekerja baik swasta maupun pegawai pemerintah, 2 tempat ini menjadi markas mereka melakukan mancing.

  Danau Sentani dengan potensi sumber daya alam yang cukup menjanjikan terus menyuplai kebutuhan ikan-ikan segar dengan berbagai jenis ikan seperti yang sering, ikan endemic Danau Gabus, Mujair, Lele, Tawes, Ikan Mas, Ikan Lohan dan lainya yang sering mengundang rasa penasaran dan ketagihan untuk bagaimana memancing, sehingga masyarakat harus duduk memandang pelampung kail mereka dari pagi hari sampai dengan sore bahkan ada pula yang memancing di malam hari.

  “Begini sudah kalau sudah mulai sore makin ramai (Pemancing) dari mama saja masyakat duduk mancing, bahkan kita yang datang ini mungkin setelah pulang nanti di malam hari itu ada rombongan sendiri juga yang mancing, kadang masyarakat kadang juga pegawai yang pulang kantor Mereka ingin mancing mereka mancing di malam hari,” katanya.

  Dua Lokasi pemancingan tersebut sangat jelas terlihat aktivitas ikan di dalam air yang cukup menggoda masyarakat untuk mancing dengan menggunakan peralatan mancing yang modern maupun tradisional.

Baca Juga :  Tabrakan Pertigaan Bar, Kaki Seorang Pemuda Bakal Diamputasi

  Namun sangat disayangkan adalah adanya sampah   yang dibuang oleh masyarakat di bantaran sungai hingga mengakibatkan tumpukan sampah di danau. Selain itu juga terjadi pendangkalan di hilir sungai yang menjadi tempat pemancingan mereka, yang jelas dampaknya merusak alam baik di darat dan laut. Seperti ikan yang mengkonsumsi sisa makanan yang mengandung bahan berbahaya yang jelas akan berdampak manusia yang mengkonsumsi tersebut.

  “Sampah ini yang bikin malas, kalau sudah turun dari atas sampah kadang penuhi danau dan kita yang melakukan aktivitas memancing kadang terganggu karena sampah.  Jadi baiknya harus kita sadari bersama bahwa membuang sampah di sungai itu berdampak sangat buruk tidak hanya bagi alam tapi bagi kita manusia juga,” jelasnya.

  Warga yang berdatangan di daerah tersebut juga tidak hanya sampai puluhan tetapi ratusan orang, apalagi jika terjadi hujan di malam hari dan paginya air sungai meluap maka ikan akan ramai sehingga jumlah pemancing juga meningkat hingga ratusan orang.

  “Kalau banjir air naik boleh, semua susun baku dekat baru mancing di sebelah – sebelah, karena ikan juga naik ramai dan lumayan hasilnya, jadi buat orang tambah ramai,” katanya.

     “Kalau sudah fokus digerakan pelampung pancing, kadang ada telepon maupun SMS kita lupa angkat karena berfokus di mancing,” sambungnya..

  Soal umpan yang dipakai mancing, kalau tidak cari   harus dibeli di pagi hari karena nantinya dijual langsung oleh masyarakat yang datangnya dari Muara Tami, Arso Keerom, bahkan dari Wamena.  Untuk sekali mancing yang di jual dari harga Rp. 5000 – Rp. 20.000 yang disesuaikan dengan banyaknya.

  “Biasanya kami beli lumut itu di depan jalan, mereka datangnya biasanya pagi jadi kita beli dengan harga yang mereka jual tapi ada beberapa teman-teman yang mereka datangkan lumut juga dari Wamena untuk dipakai mancing dan hasilnya cukup lumayan,” katanya.

  Ia berharap agar pemerintah dan masyarakat dapat menjaga sungai dan juga danau agar tetap bersih dan menjadikan bantaran sungai sebagai tempat objek wisata yang disediakan tempat untuk masyarakat memancing. (*/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya