Para remaja memainkan meriam spiritus ini biasanya di jalan sekitar pemukiman warga, mereka terlihat antusias dan gembira hingga lupa pulang kerumah. Namun, di balik keseruannya, bermain meriam spiritus ini sangat bahaya. Jika tidak bisa main, bisa menjadi senjata makan tuan.
Saat ditanya keamanan permainan ini, salah seorang anak di Abepura yang tak mau menyebutkan mengklaim permainan ini dinilai lebih aman dibandingkan petasan karena tidak mengeluarkan percikan api dan hanya menghasilkan suara saja.
“Mainnya kalo tidak jam dua siang bisa sore. Aman, sejauh ini belum pernah ada yang terluka atau terbakar karena permainan ini,” ungkapnya.
Menanggapi itu Kapolresta Jayapura Kota Kombes Pol Fredrickus W. A. Maclarimboen, meminta orang tua agar lebih aktif mengawasi anak-anak, agar tidak membuat atau memainkan meriam spiritus berbahaya. Ia juga menegaskan, peran keluarga sangat penting dalam mencegah anak-anak terlibat kegiatan yang berisiko tinggi itu.
Setiap bentuk meriam spiritus yang ditemukan petugas, akan disita guna mencegah potensi kebakaran dan ledakan di kawasan padat. “Kami tidak akan memberi ruang bagi anak-anak untuk bermain meriam spiritus,” tegas Kapolresta pekan lalu.
Selain mengganggu kenyamanan warga, meriam spiritus berisiko menyebabkan luka bakar, gangguan pendengaran, dan kebakaran di lingkungan rumah. Polisi mengimbau masyarakat, agar lebih waspada dan tidak membiarkan anak-anak bereksperimen dengan bahan berbahaya tersebut.
Karena itu Kapolresta berharap menjelang Nataru, masyarakat diharapkan berpartisipasi menjaga keamanan serta ketertiban lingkungan masing-masing dengan penuh kesadaran. Kepolisian menegaskan komitmen untuk terus melakukan patroli, sosialisasi, dan penertiban guna memastikan kenyamanan seluruh warga Kota Jayapura.