Sunday, June 8, 2025
23.7 C
Jayapura

Pastikan Penanganan Stunting Tetap Jadi Prioritas, Butuh Kolaborasi Pentahelix

  Meskipun telah mengalami perubahan menjadi kementerian, namun menurut Sarles Brabar, tidak ada pengaruh negatif terhadap pelaksanaan program-program yang ada. Dirinya meminta jajaran internal harus bekerja keras lakukan kampanye yang tidak hanya pencitraan tetapi harus bekerja nyata. “Kami terus memperkuat program, terutama dalam penanganan stunting dan masalah kependudukan serta pembangunan keluarga,” kata Sarles, Rabu (4/6).

  Menurut Sarles, pergantian nomenklatur tersebut dilakukan oleh Kementerian dalam rangka penguatan program-program yang sifatnya generik atau program-program lama yang ditangani selama ini dan juga ada program-program yang baru yang sifatnya lebih mengarah kepada masalah kependudukan dan pembangunan keluarga.

  Karena itu, kata Sarles, saat ini pihaknya lebih mengoptimalkan upaya bagaimana penguatan  program-program yang mengutamakan kepada kepentingan masyarakat melalui lima program unggulan atau lima Quick Wins Kemendukbangga/BKKBN.

Baca Juga :  Baliho Rusak Ganggu Keindahan Kota, Satpol Tunggu Arahan KPU

   “Ada lima program yang saat ini kita lakukan yaitu, Taman asuh anak (Tamasya), Gerakan orang tua asuh cegah stunting (Genting), Gerakan ayah teladan Indonesia (Gati), Lanjut usia berdaya (Sidaya), dan Ai-SuperApps tentang keluarga,” sebutnya.

  Namun dari jumlah tersebut salah satu program unggulan yang terus diperkuat adalah program Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting). Program ini, jelas kepala BKKBN itu menjadi target utama di seluruh kabupaten dan kota di Indonesia termasuk di Papua. Dengan tujuan menekan angka stunting agar tercipta generasi emas Indonesia pada tahun 2045.

  “Kami mengharapkan bahwa program stunting ini menjadi target utama, sehingga angka stunting bisa ditekan,” harapannya.

Baca Juga :  BMKG: Waspada, Perubahan Cuaca Mendadak!

  Meskipun telah mengalami perubahan menjadi kementerian, namun menurut Sarles Brabar, tidak ada pengaruh negatif terhadap pelaksanaan program-program yang ada. Dirinya meminta jajaran internal harus bekerja keras lakukan kampanye yang tidak hanya pencitraan tetapi harus bekerja nyata. “Kami terus memperkuat program, terutama dalam penanganan stunting dan masalah kependudukan serta pembangunan keluarga,” kata Sarles, Rabu (4/6).

  Menurut Sarles, pergantian nomenklatur tersebut dilakukan oleh Kementerian dalam rangka penguatan program-program yang sifatnya generik atau program-program lama yang ditangani selama ini dan juga ada program-program yang baru yang sifatnya lebih mengarah kepada masalah kependudukan dan pembangunan keluarga.

  Karena itu, kata Sarles, saat ini pihaknya lebih mengoptimalkan upaya bagaimana penguatan  program-program yang mengutamakan kepada kepentingan masyarakat melalui lima program unggulan atau lima Quick Wins Kemendukbangga/BKKBN.

Baca Juga :  Banjir Timbulkan Trauma, Ingin Pindah Tapi Orang Tua Pilih Bertahan

   “Ada lima program yang saat ini kita lakukan yaitu, Taman asuh anak (Tamasya), Gerakan orang tua asuh cegah stunting (Genting), Gerakan ayah teladan Indonesia (Gati), Lanjut usia berdaya (Sidaya), dan Ai-SuperApps tentang keluarga,” sebutnya.

  Namun dari jumlah tersebut salah satu program unggulan yang terus diperkuat adalah program Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting). Program ini, jelas kepala BKKBN itu menjadi target utama di seluruh kabupaten dan kota di Indonesia termasuk di Papua. Dengan tujuan menekan angka stunting agar tercipta generasi emas Indonesia pada tahun 2045.

  “Kami mengharapkan bahwa program stunting ini menjadi target utama, sehingga angka stunting bisa ditekan,” harapannya.

Baca Juga :  Ratusan Siswa Terancam tidak Lanjutkan Pendidikan Tahun ini

Berita Terbaru

Artikel Lainnya