Upaya Melestarikan Noken Sebagai Warisan Budaya di Tanah Papua
Setelah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda, pada 4 Desember 2012 lalu oleh The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO). Ternyata, masyarakat di Papua tidak bisa terbuai dengan kebanggaan itu, namun harus ada upaya pelestarian budaya ini, bila tidak ingin status ini dicabut.
Laporan: Jimianus Karlodi_Jayapura
Usai Noken ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda, Melalui jajaran Kementerian teknis, pemerhati budaya serta pemerintah provinsi Papua, diwajibkan melapor seluruh program kerja dan pelestarian serta pengembangan Noken Papua secara periodik empat tahunan sekali kepada UNESCO.
Kepada Cenderawasih Pos, Kepala teknis, Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Museum Noken, Mozes Albert Mandibondibo, S.Pd.M.AP mengatakan, jika laporan periodik soal Noken tidak dikerjakan, maka status Noken Papua sebagai warisan dunia akan dicabut dan dipindahkan ke Papua Nugini (PNG).
Oleh karena itu, kata Mozes, setiap empat tahun sekali pihaknya harus harus membuat laporan kepada UNESCO terkait capaian dan perkembangan warisan tak benda tersebut di Papua. Tujuannya agar pemerintah maupun masyarakat dapat melestarikan warisan budaya tersebut hingga anak cucu nantinya.
“Makanya setiap empat tahun sekali itu kita harus melaporkan ke UNESCO, namanya laporan berkala. Karena itu kita selalu membuat kegiatan-kegiatan yang berhubungannya dengan budaya terutama noken, supaya tetap terjaga dan terawat dengan baik,” jelas Mozes kepada Cenderawasih Pos, via telepon, Kamis (4/12).