Hanya Dihuni Belasan KK, Setiap Hujan Deras Selalu Was-was
Terlihat perumahan BTN Gajah Mada yang sekilas bagaikan kompleks tua dan seram, Selasa (4/10) (foto:Yohana/Cepos)
Mengunjungi Kompleks Perumahan Gajah Mada yang Sudah Ditinggalkan Para Pemiliknya
Perumahan subsidi di Kota Sentani dan sekitarnya sebelum masa banjir bandang Sentani 2019 lalu menjadi primadona. Namun banjir bandang merubah segalanya, ratusan rumah yang dibangun dan ada yang sudah direnovasi mulai ditinggalkan, salah satunya BTN Gajah Mada, bagaimana kondisinya kini?
Laporan : Yohana_SENTANI
Di antara semak ilalang yang mulai menutupi jalanan retak, berdirilah barisan rumah yang dulu megah, kini tinggal bayangan masa lalu. BTN Gajah Mada di Kelurahan Dobonsolo, Distrik Sentani, seakan menjadi saksi bisu tentang betapa rapuhnya harapan manusia di hadapan amarah alam.
Siapa yang tak mengenal BTN Gajah Mada? Kompleks perumahan yang dibangun dengan harapan menjadi hunian nyaman bagi ratusan keluarga itu kini nyaris tak berpenghuni.
Sejak banjir bandang besar tahun 2019, kawasan ini berubah menjadi “kompleks perumahan mati”. Air bah saat itu menghanyutkan bukan hanya dinding dan atap rumah, tapi juga mimpi para penghuninya.
Terlihat perumahan BTN Gajah Mada yang sekilas bagaikan kompleks tua dan seram, Selasa (4/10) (foto:Yohana/Cepos)
Meski enam tahun telah berlalu, luka itu belum sembuh. Rumah-rumah masih berdiri dalam diam, sebagian beratap seng berkarat, sebagian lagi sudah rusak tak berbentuk. Dari ratusan rumah yang dulunya ramai oleh tawa anak-anak, kini hanya belasan kepala keluarga yang masih bertahan bukan karena betah, tapi karena tak punya pilihan lain.
“Kalau mau pindah, harus punya uang. Tapi uang dari mana?” tutur seorang warga yang masih menetap di sana. “Kami juga tidak bisa ambil kredit rumah baru karena nama masih tercatat di BTN. Jadi ya, bertahan saja…”jelas Ali dengan nada lirih.
Mengunjungi Kompleks Perumahan Gajah Mada yang Sudah Ditinggalkan Para Pemiliknya
Perumahan subsidi di Kota Sentani dan sekitarnya sebelum masa banjir bandang Sentani 2019 lalu menjadi primadona. Namun banjir bandang merubah segalanya, ratusan rumah yang dibangun dan ada yang sudah direnovasi mulai ditinggalkan, salah satunya BTN Gajah Mada, bagaimana kondisinya kini?
Laporan : Yohana_SENTANI
Di antara semak ilalang yang mulai menutupi jalanan retak, berdirilah barisan rumah yang dulu megah, kini tinggal bayangan masa lalu. BTN Gajah Mada di Kelurahan Dobonsolo, Distrik Sentani, seakan menjadi saksi bisu tentang betapa rapuhnya harapan manusia di hadapan amarah alam.
Siapa yang tak mengenal BTN Gajah Mada? Kompleks perumahan yang dibangun dengan harapan menjadi hunian nyaman bagi ratusan keluarga itu kini nyaris tak berpenghuni.
Sejak banjir bandang besar tahun 2019, kawasan ini berubah menjadi “kompleks perumahan mati”. Air bah saat itu menghanyutkan bukan hanya dinding dan atap rumah, tapi juga mimpi para penghuninya.
Terlihat perumahan BTN Gajah Mada yang sekilas bagaikan kompleks tua dan seram, Selasa (4/10) (foto:Yohana/Cepos)
Meski enam tahun telah berlalu, luka itu belum sembuh. Rumah-rumah masih berdiri dalam diam, sebagian beratap seng berkarat, sebagian lagi sudah rusak tak berbentuk. Dari ratusan rumah yang dulunya ramai oleh tawa anak-anak, kini hanya belasan kepala keluarga yang masih bertahan bukan karena betah, tapi karena tak punya pilihan lain.
“Kalau mau pindah, harus punya uang. Tapi uang dari mana?” tutur seorang warga yang masih menetap di sana. “Kami juga tidak bisa ambil kredit rumah baru karena nama masih tercatat di BTN. Jadi ya, bertahan saja…”jelas Ali dengan nada lirih.