Sementara Titus Pekei selaku penggagas Noken Papua untuk dunia menyampaikan bahwa kita kembali diingatkan pada makna mendalam yang diwariskan oleh Noken sebagai simbol kehidupan, perdamaian, dan persatuan. Noken bukan sekadar warisan budaya masyarakat Papua, melainkan pesan universal bagi umat manusia bahwa kearifan lokal dapat menjadi jembatan peradaban dan fondasi pembangunan bangsa-bangsa.
Ia menyebut bahwa dari Sugapa, Intan Jaya – wilayah yang hingga kini masih dilanda konflik – Noken hadir sebagai seruan moral untuk mengakhiri perang dan kekerasan. Pesannya jelas dan tegas: masa depan yang damai hanya dapat terwujud apabila senjata diturunkan dan martabat setiap manusia dijunjung tinggi.
“Dari Papua untuk dunia, kita menyerukan bahwa perdamaian adalah satu-satunya jalan menuju keberlangsungan hidup bersama,” jelasnya.
Peringatan hari Noken sebagai warisan budaya tak benda juga mengajak kembali merajut dan menganyam harapan akan perdamaian global, sebagaimana semangat yang ada. “Semoga konflik antar manusia benar-benar berakhir untuk selamanya, sehingga kita dapat saling menghargai sebagai sesama manusia hidup bersama dalam satu planet yang harus dijaga dan dipelihara,” tambah Titus.
Tahun 2025 dan tahun-tahun mendatang menurutnya harus menjadi era baru perdamaian, di mana Noken menjadi lambang harapan bagi masyarakat Papua dan mengajak umat manusia hidup damai tanpa perang dan tanpa konflik. Ia mencatat momentum HUT Noken UNESCO ke-13 ini menegaskan bahwa kearifan lokal Papua memiliki kekuatan untuk menyatukan, menyembuhkan, dan membangun kembali kehidupan yang harmonis.
Dari medan konflik di Intan Jaya, lahir seruan universal untuk mengakhiri perang demi masa depan yang damai – bagi Tanah Papua dan seluruh umat manusia. Semoga peringatan ini menjadi langkah nyata untuk mewujudkan Papua yang damai, Indonesia yang kokoh, dan dunia yang lebih manusiawi.
“Dengan menjunjung harkat dan martabat setiap insan, kita membangun masa depan yang adil, beradab, dan saling menyelamatkan sebagai sesama bangsa manusia. Stop merobek kehidupan, perdamaian, dan kekeluargaan,” tutupnya. (*)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos