Nah bagi kita yang ingin mengetahui adat dan budaya orang Papua tempo dulu, saat ini bukti-bukti peradaban mereka masih tersimpan rapi di museum Loka budaya yang dikelola oleh Universitas Cendrawasih Jayapura Papua. Museum ini letaknya sangat strategis dekat dengan jalan nasional Jayapura Sentani, sekitar 10 hingga 15 meter dari tepi jalan untuk mencapai museum yang ada di wilayah Abepura tersebut.
Lalu apa saja koleksi yang ada di dalam Museum ini. Berdasarkan penuturan dari salah satu petugas museum itu, saat ini ada sekitar 2.500 koleksi yang masih tersimpan di museum itu. Sebagian koleksinya merupakan benda-benda kebudayaan orang asli Papua dan sebagian besarnya juga berbahan alam mulai dari batu dan kayu.
Mengutip laman situs Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, www.kemdikbud.go.id, Museum Loka Budaya didirikan pada 1970 dan diresmikan Direktur Jenderal Pendidikan dan Kebudayaan Publik, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan saat itu, Ida Bagus Mantra, 1 Oktober 1973.
Ada sekitar 2.500 koleksi yang ada di museum itu. Ada yang masih terpajang di dalam kotak etalase Tetapi ada juga yang tidak terpajang. Selain itu ada beberapa benda-benda budaya etnografi yang tersimpan di museum itu sudah mengalami kerusakan akibat Lapuk termakan usia terutama benda-benda budaya yang berbahan kayu.
Adapun benda-benda budaya yang ada di museum ini, seperti peralatan dapur, benda-benda yang berkaitan dengan kepercayaan masa lalu, peralatan bercocok tanam, berburu dan menangkap ikan, busana dan perhiasan tubuh. Kemudian peralatan perang, benda-benda sakral, alat transportasi, dan alat-alat musik. Ada juga ukiran-ukiran kayu, lukisan kulit kayu, manik-manik.
“Di sini ada juga tiang tiang kayu untuk pembuatan rumah orang asli Sentani,”kata Soleman Soindemi selaku sub koordinator Museum Uncen, saat ditemui, Jumat (31/1).
Selain itu ada juga koleksi hewan-hewan endemik Papua seperti beberapa jenis burung. Bahkan di antara Koleksi burung yang sudah diawetkan itu ada yang memang sudah tidak ditemukan lagi.
Sejumlah benda hasil kebudayaan asli masyarakat asli Papua diketahui sangat rentan rusak atau lapuk, terutama yang terbuat dari bahan kayu. Hal ini disebabkan karena faktor usia. “Disini ada banyak yang sudah rusak, sehingga tidak tersedia lagi. Itu karena lapuk dimakan rayap dan lainnya. Yang rusak ini rata rata benda budaya yang terbuat dari kayu, beda kalau bahan batu,”katanya.