Friday, December 27, 2024
30.7 C
Jayapura

Solidaritas Multikultural Terbangun Kerjasama di Setiap Aktifitas Kelompok

Mengintip Hasil Penelitian Desertasi Dr. Pdt.Amsal Yowei, SE., M.Pd.K 

Kepala Kementerian Agama Kantor Wilayah Papua, Pdt Amsal Yowei, SE., M.Pd.K, berhasil meraih gelar doctor dalam sidang sidang promosi Doktor Program Pasca Sarjana Ilmu Sosial di Universitas Cendrawasih pada, Jumat (27/5) pekan kemarin. Lantas apa yang menarik dari penelitian desertasinya ini?

Laporan: Carolus Daot_Jayapura

Pdt Amsal Yowe, tercatat menjadi mahasiswa (S3) Uncen Program Studi Ilmu Sosial sejak tahun 2019 lalu. Setelah menjalani masa studi 2 tahun 8 bulan,  Amsal Yowei  akhirnya bisa menyelesaikan studinya, setelah melewati 10 kali ujian tertutup dan ujian terbuka untuk meraih gelar doktor bidang ilmu sosial.

  Di hadapan 9 tim penguji, promovendus Amsal Yowei mampu mempertahankan disertasinya dari berbagai pertanyaan yagn diberikan. Judul desertasinya, yakni Interaksi Sosial Antar masyarakat Multikultural dalam Mengembangkan Solidaritas Sosial

  Ujian terbuka ini berlangsung selama satu jam lebih. Kemudian sidang diskors untuk menerima akumulasi penilaian dari penguji dan penetapan gelar doctor (Dr) kepada promovendus. Hasil penilaian menetapkan Amsal Yowei , Lulus dengan predikat Cumlaude yang disahkan oleh Prof. Dr. Drs. Akbar Silo, MS.

   Amsal Yowei  mengungkapkan lokasi  penelitian penyusunan disertasinya tersebut di RT 1,2,3 RW 7 Kelurahan Gurabesi kota Jayapura. Dikatakannnya alasan dirinya memilih wilayah Kelurahan Gurabesi sebagai tempat penelitian karena  masyarakat di pemukiman ini terdiri  dari berbagai macam wilayah, suku, agama, ras yang ada.

Baca Juga :  ’’Pulang ke Tanah Air’’ dengan Nasi Goreng Kambing di Gravenstraat 24-A 

   “Meskipun mereka berasal dari berbagai daerah, adat-istiadat, agama dan ras, namun mereka tetap dapat hidup berdampingan sampai sekarang. Mereka selalu berupaya menciptakan solidaritas sosial  antar masyarakat multikultur guna mencapai kerukunan hidup,” jelas Amsal, Selasa (31/5).

  Manfaat praktis dari teori penelitiannya yang pertama bagi Pemerintah setempat dalam hal ini Pemerintah Kelurahan Gurabesi dapat memahami intraksi sosial masyarakat dalam meningkatkan solidaritas sosial masyarakat dilingkungan RT 1,2,3 RW 7 kelurahan Gurabesi kota Jayapura

  Sedangkan manfaat bagi kajian ilmu sosiologi diharapkan dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan mengenai ilmu sosial melalui pendekatan terhadap masyarakat dengan segala dinamika dan gejala yang terjadi didalam masyarakat di lingkungan RT 1,2,3 RW 7 Kelurahan Gurabesi kota Jayapura.

    Dia pun menjelaskan bahwa dalam konteks tersebut telah dibangun asumsi bahwa dalam interaksi sosial telah terbangun assosiatif dalam wujud kerja sama yang harmonis pada masyarakat yang bercorak multikultur adapun asumsi bahwa masyarakat multikultur resisten dengan konflik belum tampak secara signifikan pada masyarakat yang berdiam di RT 1,2,3 RW 7 Kelurahan Gurabesi Kota Jayapura dari teori konflik bahwa setiap masyarakat bercorak multikultur tidak jarang terjadi dikotomi antara masyarakat dan terjadi bergesekan budaya.

  “Dengan kehidupan mayarakat heterogenitas yang lebih dominan solidaritas organik maka sesungguhnya masyarakat tersebut dalam proses transformasi dan transisi solidaritas sosial mekanik menjadi solidaritas organik sebagai komunitas dalam proses adaptasi dan adopsi kehidupan perkotaan yang bercorak multikultur”, terang Amsal Yowei.

Baca Juga :  Sempat Berhenti Karena Pandemi, Kini Mulai Aktif Layani Pesanan   

   Menurut Amsal,  solidaritas ini terbangun karena adanya kerjasama diantara masyarakat dalam setiap aktivitas terutama aktivitas kelompok. Yang dimaksud dengan aspek-aspek dominan yang membentuk solidaritas yaitu adalah sebuah sebuah kondisi dimana terciptanya kelompok-kelompok yang mendasari keterkaitan bersama dan didukung oleh nilai-nilai moral serta kepercayaan yang menjadi modal dasar pembentukan solidaritas..

   Hal yang menarik bagi dirinya dari masyarakat kelurahan Gurabesi karena melihat kekompakan masyarakat tersebut dalam bekerja sama menyelasaikan setiap persoalan yang ada seperti  gotong royong adalah salah satu aspek yang terjadi di pemukiman ini. Selain itu, juga kegiatan kerja bakti, kegiatan arisan, kegiatan ibadah bersama, pembinaan pemuda, kepanitiaan, kegiatan dalam menyambut 17 Agustus hari kemerdekaan bangsa Inndonesia yang dilaksanakan secara berkelompok dan memiliki jadwal pelaksanaannya untuk setiap kegiatan yang dilaksanakan secara rutin.

   Diapun mengatakan merujuk pada temuan penelitiannya Perlu dibangun vasilitas umum berupa taman hiburan/taman baca sebagai ajang tempat interaksi antar warga masyarakat multikultur sehingga mempercepat kohesi sosial antar warga.  Serta perlu dibangun bangunan fisik berupa tugu yang mengingatkan simbol-simbol pemersatu antar warga masyarakat untuk menjaga dan meningkatkan solidaritas sosial antar warga masyarakat untuk menjaga dan meningkatkan solidaritas sosial antar warga.   

  “Tentu dengan adanya tugu ini masyarakat bisa dengan mudah saling memahami satu sama lain, arti penting dari kebersamaan,” tutupnya. (*/tri)

Mengintip Hasil Penelitian Desertasi Dr. Pdt.Amsal Yowei, SE., M.Pd.K 

Kepala Kementerian Agama Kantor Wilayah Papua, Pdt Amsal Yowei, SE., M.Pd.K, berhasil meraih gelar doctor dalam sidang sidang promosi Doktor Program Pasca Sarjana Ilmu Sosial di Universitas Cendrawasih pada, Jumat (27/5) pekan kemarin. Lantas apa yang menarik dari penelitian desertasinya ini?

Laporan: Carolus Daot_Jayapura

Pdt Amsal Yowe, tercatat menjadi mahasiswa (S3) Uncen Program Studi Ilmu Sosial sejak tahun 2019 lalu. Setelah menjalani masa studi 2 tahun 8 bulan,  Amsal Yowei  akhirnya bisa menyelesaikan studinya, setelah melewati 10 kali ujian tertutup dan ujian terbuka untuk meraih gelar doktor bidang ilmu sosial.

  Di hadapan 9 tim penguji, promovendus Amsal Yowei mampu mempertahankan disertasinya dari berbagai pertanyaan yagn diberikan. Judul desertasinya, yakni Interaksi Sosial Antar masyarakat Multikultural dalam Mengembangkan Solidaritas Sosial

  Ujian terbuka ini berlangsung selama satu jam lebih. Kemudian sidang diskors untuk menerima akumulasi penilaian dari penguji dan penetapan gelar doctor (Dr) kepada promovendus. Hasil penilaian menetapkan Amsal Yowei , Lulus dengan predikat Cumlaude yang disahkan oleh Prof. Dr. Drs. Akbar Silo, MS.

   Amsal Yowei  mengungkapkan lokasi  penelitian penyusunan disertasinya tersebut di RT 1,2,3 RW 7 Kelurahan Gurabesi kota Jayapura. Dikatakannnya alasan dirinya memilih wilayah Kelurahan Gurabesi sebagai tempat penelitian karena  masyarakat di pemukiman ini terdiri  dari berbagai macam wilayah, suku, agama, ras yang ada.

Baca Juga :  294 Obat Sirup Dinyatakan Aman, di Papua 86.078 Item Obat Sirup Ditarik

   “Meskipun mereka berasal dari berbagai daerah, adat-istiadat, agama dan ras, namun mereka tetap dapat hidup berdampingan sampai sekarang. Mereka selalu berupaya menciptakan solidaritas sosial  antar masyarakat multikultur guna mencapai kerukunan hidup,” jelas Amsal, Selasa (31/5).

  Manfaat praktis dari teori penelitiannya yang pertama bagi Pemerintah setempat dalam hal ini Pemerintah Kelurahan Gurabesi dapat memahami intraksi sosial masyarakat dalam meningkatkan solidaritas sosial masyarakat dilingkungan RT 1,2,3 RW 7 kelurahan Gurabesi kota Jayapura

  Sedangkan manfaat bagi kajian ilmu sosiologi diharapkan dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan mengenai ilmu sosial melalui pendekatan terhadap masyarakat dengan segala dinamika dan gejala yang terjadi didalam masyarakat di lingkungan RT 1,2,3 RW 7 Kelurahan Gurabesi kota Jayapura.

    Dia pun menjelaskan bahwa dalam konteks tersebut telah dibangun asumsi bahwa dalam interaksi sosial telah terbangun assosiatif dalam wujud kerja sama yang harmonis pada masyarakat yang bercorak multikultur adapun asumsi bahwa masyarakat multikultur resisten dengan konflik belum tampak secara signifikan pada masyarakat yang berdiam di RT 1,2,3 RW 7 Kelurahan Gurabesi Kota Jayapura dari teori konflik bahwa setiap masyarakat bercorak multikultur tidak jarang terjadi dikotomi antara masyarakat dan terjadi bergesekan budaya.

  “Dengan kehidupan mayarakat heterogenitas yang lebih dominan solidaritas organik maka sesungguhnya masyarakat tersebut dalam proses transformasi dan transisi solidaritas sosial mekanik menjadi solidaritas organik sebagai komunitas dalam proses adaptasi dan adopsi kehidupan perkotaan yang bercorak multikultur”, terang Amsal Yowei.

Baca Juga :  Sempat Berhenti Karena Pandemi, Kini Mulai Aktif Layani Pesanan   

   Menurut Amsal,  solidaritas ini terbangun karena adanya kerjasama diantara masyarakat dalam setiap aktivitas terutama aktivitas kelompok. Yang dimaksud dengan aspek-aspek dominan yang membentuk solidaritas yaitu adalah sebuah sebuah kondisi dimana terciptanya kelompok-kelompok yang mendasari keterkaitan bersama dan didukung oleh nilai-nilai moral serta kepercayaan yang menjadi modal dasar pembentukan solidaritas..

   Hal yang menarik bagi dirinya dari masyarakat kelurahan Gurabesi karena melihat kekompakan masyarakat tersebut dalam bekerja sama menyelasaikan setiap persoalan yang ada seperti  gotong royong adalah salah satu aspek yang terjadi di pemukiman ini. Selain itu, juga kegiatan kerja bakti, kegiatan arisan, kegiatan ibadah bersama, pembinaan pemuda, kepanitiaan, kegiatan dalam menyambut 17 Agustus hari kemerdekaan bangsa Inndonesia yang dilaksanakan secara berkelompok dan memiliki jadwal pelaksanaannya untuk setiap kegiatan yang dilaksanakan secara rutin.

   Diapun mengatakan merujuk pada temuan penelitiannya Perlu dibangun vasilitas umum berupa taman hiburan/taman baca sebagai ajang tempat interaksi antar warga masyarakat multikultur sehingga mempercepat kohesi sosial antar warga.  Serta perlu dibangun bangunan fisik berupa tugu yang mengingatkan simbol-simbol pemersatu antar warga masyarakat untuk menjaga dan meningkatkan solidaritas sosial antar warga masyarakat untuk menjaga dan meningkatkan solidaritas sosial antar warga.   

  “Tentu dengan adanya tugu ini masyarakat bisa dengan mudah saling memahami satu sama lain, arti penting dari kebersamaan,” tutupnya. (*/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya