Mecermati Upaya Mitigasi Bencana Alam oleh BPBD Kota Jayapura
Kota Jayapura sebagai ibu kota Provinsi , memiliki karakteristik alam yang unik selain pegunungan, persawahan tapi juga ada kawasan pesisir pantai. Hanya saja, Kota Jayapura juga termasuk daerah rawan bencana alam, banjir dan longsor. Termasuk bencana tsunami. Lantas bagaimana upaya Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Jayapura meminimalisir korban akibat bencana, khususnya gelombang tsunami ini?
Laporan Robert Mboik-Cepos
Mencermati sejumlah potensi bencana di Kota Jayapura ini, memang butuh kesiapsiagaaan atau kewasdaaan dini, baik dari pemerintah melalui dinas terkait maupun masyarakat sendiri. Sebagai upaya mitigasi bencana, untuk meminimalisir terjadinya korban jiwa, maka perlu disiapkan system penyelamatan bagi warga di Kota Jayapura ini.
Yang jelas, BPBD Kota Jayapura sudah menyiapkan jalur-jalur evakuasi yang bisa digunakan oleh masyarakat ketika menghadapi sebuah kejadian bencana alam. Jalur evakuasi ini sangat penting dan berfungsi untuk mobilisasi penduduk dari ancaman bahaya ke tempat yang lebih aman ketika terjadi bencana.
Sebab, setiap peristiwa bencana yang terjadi selama ini memang tidak bisa diprediksi, mulai dari gempa bumi, tanah longsor, banjir, angin kencang dan sebagainya. Walau tidak bisa diprediksi bukan berarti kita sebagai masyarakat juga pasrah dan diam begitu saja, tentu perlu juga ada persiapan.
Misalnya apa saja tindakan yang dilakukan pada saat terjadinya gempa bumi, kemudian akses jalan mana saja yang digunakan untuk melindungi diri dari ancaman itu. Untuk wilayah Papua pada umumnya, dan secara khusus wilayah kota Jayapura, ada beragam bentuk ancaman bencana alam yang selalu mengintai, yang paling sering misalnya banjir, hingga longsor dan gempa bumi.
Mengingat beberapa kawasan pemukiman di wilayah kota Jayapura juga berada langsung di kawasan pesisir maka potensi ancaman tsunami juga berpeluang terjadi, sehingga perlu juga dilakukan kegiatan-kegiatan antisipasi terhadap penanganan pasca bencana atau pada saat terjadinya bencana itu.
Selain itu ada juga kawasan pemukiman di Kota Jayapura yang ada di daerah lereng dan perbukitan sehingga hal yang sama juga dilakukan. Program mitigasi bencana ini tidak saja dilakukan melalui anggaran APBD tetapi juga dibiayai dengan kerjasama dengan pihak lain seperti Indonesia Disaster Resilience Initiatives Project (IDRIP).
Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan pemerintah daerah dan masyarakat dalam menghadapi ancaman gempa bumi dan tsunami. Idrip terselenggara atas kerjasama pemerintah Indonesia dengan Bank Dunia.
Sehubungan dengan itu, belakangan ini muncul isu gempa mega trust indonesia di Mentawai dan Jawa, tetapi BMKG juga menyebut megatrust tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia. Lantas bagaimana di Papua, Kota Jayapura, kira-kira apa saja upaya dan langkah yang sudah dilakukan pemerintah kota Jayapura untuk pencegahan munculnya korban jiwa yang banyak manakala sewaktu-waktu terjadinya bencana alam tersebut.
“Melalui program IDRIP dan juga pembiayaan dari otsus, kami sudah memasang rambu di beberapa kampung terkait jalur evakuasi maupun jalur-jalur peringatan bencana,” kata kepala BPBD kota Jayapura, Asep Khalid, Jumat (30/8).
Beberapa titik yang sudah dipasangkan rambu-rambu jalur evakuasi dan juga peringatan bencana seperti di sepanjang pantai di daerah tanjung Ria, mandala, Hamadi, Holtekamp, Skouw Mabo. Kemudian ada juga yang dibiayai dengan menggunakan dana otonomi khusus yang sudah dipasang seperti di Kampung kayu Batu, Kayu Pulo, Tobati, Skou Yambe, Skou Sae.
Selain itu BPBD juga membekali masyarakat di kampung-kampung tersebut dengan sosialisasi terkait bencana-bencana tsunami. Pemerintah berharap dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan itu masyarakat dapat mengetahui dan paham mana saja arah yang diberikan petunjuk apabila terjadinya bencana tsunami.
“Dari situ masyarakat bisa tahu arah mana saja menjadi titik kumpul dari lokasi-lokasi itu, terutama tempat di mana yang aman apabila terjadinya bencana,”katanya.
Sosialisasi ini juga penting dilakukan supaya masyarakat mengetahui apa itu bencana tsunami. Kemudian Bagaimana masyarakat bisa memitigasi dirinya sendiri, pada saat terjadinya bencana terutama terjadinya bencana tsunami. Meski begitu pemerintah juga belum menempatkan semua wilayah di kota Jayapura ini jalur evakuasi seperti di kampung-kampung yang sudah disebutkan itu.
Program mitigasi bencana ini masih akan diprogramkan lagi di tahun depan sehingga pihaknya berharap kampung-kampung atau daerah yang belum memiliki jalur evakuasi atau rambu-rambu mitigasi bencana, sudah bisa dilakukan.
“Harapan kami seluruh wilayah yang ada di pesisir pantai yang rawan terjadinya bencana tsunami akan kita pasang rambu-rambu jalur evakuasi maupun jalur peringatan serta kami akan lakukan sosialisasi ke seluruh daerah tersebut,” tambahnya. (*/tri).
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos